Selama perjalanan menuju mansion , Singto masih saja tertidur nyenyak di pangkuan Krist . Sebelumnya Krist mendudukan Singto di sisi kanannya , tetapi singto terus saja merengek tak ingin duduk sendiri . Tak mau ambil pusing Krist pun meletakkan singto ke pangkuannya . Paman jei yang melihat kelakuan Anak dan Ayah tersebut hanya bisa tersenyum .
Setelah 45 menit akhirnya Krist sampai di mansion , pagar mulai Terbuka saat mobil Krist mulai mendekat. Saat mobil sudah berhenti paman Jei segera membuka pintu mobil untuk Tuannya . Krist keluar dari mobil dengan menggendong Singto yang masih memeluk tubuhnya dengan erat , para maid dan para bodyguard terkejut melihat pemandangan yang 100000000% hal itu tak akan Krist lakukan , tetapi hari ini Krist menggendong seseorang yang tak lain Ayah Tirinya .
" Apa yang kalian lihat " ucap Krist memecah keheningan dengan nada slkuara dingin
" Maaf Tuan " ucap para maid dan para bodyguard bersamaan dengan menundukkan kepala mereka
Krist mulai berjalan menuju kamar milik Singto , setelah melewati anak tangga akhirnya Krist sampai di depan pintu kamar aaasingto lalu membuka pintu kamar itu dan menutupnya kembali . Krist lalu meletakkan tubuh Singto di kasur dengan sangat hati-hati , dan mengelus-ngelus pipi singto .Saat Krist hendak ingin meninggalkan kamar Singto ia dikejutkan dengan suara isakan , Mendengar suara isakan Krist lalu membalikkan badannya dan benar saja lagi-lagi Singto Menangis .
" Hey .... ada apa , Bunny " Krist berlari menuju kasur dengan khawatir dan segera duduk disamping Krist
Tak ada jawaban dari Singto ,yang terdengar hanya suara isakan yang semakin kencang . Krist bingung apa ia melakukan kesalahan , sehingga membuat Singto menangis atau saat ini Singto hanya benar-benar ingin bersama dengan dirinya .
" Bunny , tolong jangan menangis na. Kita baru saja bersama ,jangan membuat ku khawatir " Krist menghapus air mata singto yang masih terbaring
Krist mengusap mata singto yang terlihat membengkak akibat menangis . Lalu mengangkat badan Singto ke pangkuannya ,dan sekarang posisi Singto sedang berhadapan dengan Krist . Saat ini tubuh singto tak kuat menahan berat badannya sendiri. Oleh karena itu , Krist menahan badan singto menggunakan tangannya.
" Sekarang katakan na .... Apa yang membuat mu menangis ? " ucap Krist menatap mata Singto sambil mengelus punggung Singto
Saat singto menatap mata Krist , ia langsung memeluk tubuh Krist dengan sangat erat seakan tak ingin melepasnya . Kali ini Krist benar-benar tak tau harus berbuat apa.
" Krist sangat jahat hiks....hikss " tangis singto yang masih memeluk Krist
" Aw... Apa yang ku lakukan , Bunny " ucap Krist bingung
" Krist jahat mau meninggalkan Singto sendiri lagi, sama seperti dulu Krist pergi ke luar negeri tanpa pamit hiks .... hikss " ucap singto melipat kakinya di Pinggang Krist.
Krist terdiam mencoba mencernah baik-baik perkataan kekasihnya. Setelah 5 menit terdiam , Krist akhirnya mengerti maksud dari perkataan Singto. Dulu saat memasuki usia 16 tahun , ia diminta oleh nenek dan kakeknya untuk menetap di China agar bisa melanjutkan bisnis keluarga mereka. Meski usia Krist masih muda , tetapi ia punya pemikiran yang cerdas dan postur badan yang sangat bagus dibanding anak 16 tahun pada umumnya . Saat itu Krist pergi tanpa memberitahu Singto , dikarenakan Singto yang masih tertidur pulas usai bekerja , maka dari itu Krist memutuskan tak berpamitan dengan Singto . Krist tak tau kalau hal sekecil itu bisa membuat seseorang yang sekarang berstatus sebagai kekasihnya mengalami trauma .
" Maafkan aku , Bunny . Saat itu kau tertidur sangat pulas dan Istri mu menyuruhku untuk segera pergi , jika tidak aku akan ketinggalan penerbangan " ucap Krist menenangkan singto
" Lagi pula Istrimu adalah Ibuku , jika tak menurutinya bukankah aku menjadi anak durhaka " lanjut Krist
" Tidak bisakah kau membangunkan ku saat itu " ucap singto bersembunyi di Jas yang Krist masih gunakan
" Jika saat itu aku membangunkan mu tiba-tiba , itu akan membuat kepala mu pusing " ucap Krist mengelus punggung Singto
Skip......
Singto masih tetap dengan posisinya yang bersembunyi di jas Krist , tubuh Krist yang kekar membuat singto terlihat mungil jika berada di pangkuan Krist .
" Tunggu , Bunny . Jangan bilang kau menyukai ku saat itu " ucap Krist ingin tau
Singto menganggukkan kepala
" Tidak mungkin " ucap Krist menggoda Singto
" Itu mungkin , bahkan saat usia mu masih 14 tahun " ucap Singto masih memeluk Krist
" Benarkah , Bunny " ucap Krist terkegut
" Tentu saja . Kau ingat saat itu aku sedang bermain ditaman bersama ibumu dan kau hanya duduk membaca buku dengan cueknya " ucap singto melepaskan pelukannya dan mulai memautkan bibir
" Ya , aku ingat " ucap Krist
" Saat bermain aku tak sengaja terjatuh dan kepala ku mengeluarkan banyak darah , Alice memanggil mu untuk membantunya membawa ku " ucap singto
" Apa yang menarik " ucap Krist
" Dasar pria dingin , bayangkan saja bocah 14 tahun mengangkat Pho nya yang terluka . Memangnya ada bocah seperti itu " ucap singto kesal
" Jadi Kau menyukai ku hanya karna aku menolong mu" goda Krist
" Bukan seperti itu . Aku menyukai mu karna kau yang pertama menggendong ku " Singto mulai merona
" Oh begitu , sekarang turun dari pangkuan ku " Krist sengaja berbicara menggunakan nada dingin
" Aku tidak akan turun " Singto dengan cepat memeluk erat Krist
" Inikah yang kau inginkan sejak dulu " ucap Krist
" Aku tidak menginginkan apapun , aku hanya ingin Krist " ucap Singto
" 2 tahun ini kau sangat menguji ku " ucap Krist
" Aku tidak menguji mu " ucap singto dengan wajah polos
Selama 2 tahun Singto selalu bersikap manis dan manja kepada Krist , tetapi Krist selalu bersikap dingin jika Singto berada di hadapannya . Dengan bersikap dingin Krist dapat menahan hasratnya untuk menyentuh Singto .
Author kembali☺️
Chapter selanjutnya unboxing nggak yahJangan lupa vote dan komen😉