Bagian XXII : Sunset

733 126 59
                                    

"tuan ah maksud saya nak chanhee memang bisa makan segini banyaknya?" Tanya bibi penjaga

Chanhee hanya mengangguk dan tangan nya mulai memilih hidangan apa yang harus ia telan hari ini

Sebenarnya chanhee tak pernah bernafsu untuk makan namun karena ada janin kecil di perut nyawa membuat chanhee harus tetap makan untuk bertahan hidup

Setidaknya ada hal yang sangyeon tinggalkan untuk nya agar ia tak mati dalam kerinduannya untuk sangyeon

"Nak chanhee, bibi senang waktu liat nak chanhee banyak makan begini! Bibi khawatir pas nak chanhee gak mau makan kalo sekarang kekhawatiran saya kepada kak chanhee mulai mereda. Makan yang banyak ya nak, kalo kurang bilang ke bibi!" Kata sang bibi dengan mengusap kepala chanhee

Chanhee terdiam sejenak sebelum akhirnya meneruskan kunyahannya

Tak ada yang benar-benar perduli dengannya sebagai manusia karena yang mereka pikirkan bagaimana chanhee bisa baik-baik saja agar younghoon tak menghukum mereka

"Bi, gak usah pura-pura ya" kata chanhee setelah menghabiskan makanannya

Sang bibi pun menatap chanhee heran

"Maksudnya?"

Chanhee tersenyum lalu berdiri

"Jangan pura-pura bi, bibi bukan khawatir sama saya tapi khawatir jika dapat pukulan lagi dari younghoon kan?" Tanya chanhee, sang bibi menggenggam piringnya erat

Chanhee berdiri lalu membungkuk

"Kedepannya saya gak akan lagi bikin kalian semua kena pukulan dari younghoon!"

Kemudian ia berjalan dan berbisik di telinga sang bibi

"Jadi, jangan paksa dokter jinny buat ngaku lagi. Segitunya kalian gak percaya sama diagnosa dokter jinny?" Bisik chanhee, setelahnya ia meneruskan perjalanan nya menuju kamar

Satu-satunya tempat yang nyaman untuk chanhee karena tanpa pengawasan ataupun cctv

Chanhee menutup pintu kamarnya dan tak lupa juga ia kunci

Chanhee menatap langit dan tersenyum, tangan itu itu mengelus perutnya lembut

"Kamu tau nak, cuma kamu nanti yang aku punya di sini. Kamu liat sendiri kan? Gak ada yang benar-benar perduli sama aku di neraka ini. Jadi bertahan ya sayang, aku gak akan gugurin kamu"

Setelah nya ia terduduk di ranjangnya lalu mulai menangis

"Aku dulu jahat sayang, nyuruh om hyunjae gugurin kandungannya sedangkan sekarang ketika aku yang hamil aku bahkan gak pernah kepikiran buat gugurin kandungan ini" kata chanhee di sela isakannya

"Memang harus ngalamin sendiri biar tau seberapa berharganya kamu. Sayang, boleh gak aku mohon kamu mirip sama sangyeon? Biar seenggaknya rasa kangen aku sama dia terobati dengan hadirnya kamu!" Kata chanhee lalu mengelus perutnya lembut

Sangyeon, masih jadi satu nama yang selalu ia rindukan

.
.
.
.
.

Sangyeon terbangun dengan kepala yang sangat pusing, dia terduduk dengan tubuh atasnya yang telanjang dan celana kain panjang yang menempel di kakinya

Sangyeon melirik mejanya lalu tertawa

Untuk apa sangyeon masih mengingat hal yang tidak di sukai chanhee?

Iya, chanhee tak suka mendengar adanya desahan lain di apartemen itu sehingga membuat sangyeon mengalihkan rasa stresnya

Yang awalnya dengan menyewa pelacur sebelum chanhee datang berubah hanya dengan 2-3 botol minuman hanya karena sangyeon selalu mengingat pesan chanhee yang tak suka mendengar desahan di apartemennya itu

Healing PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang