22

2.5K 160 3
                                    

Perasaan hangat sekaligus nyaman menghantarkan keseluruh tubuhnya. Bahkan kenyamanan ini tak ingin ia lupakan, dirinya semakin terlena hingga menginginkan lebih

Tapi mengingat beberapa nasehat dari mendiang sang ibu yang mengatakan 'musuh terbesar manusia adalah ketamakan, maka jauhkan dirimu dari yang namanya ketamakan sebelum kau menyesali semuanya sayang~'

Tiap nasehat bagaikan rekaman kehidupan yang tertanam di otaknya sejak dini, bahkan nilai-nilai kebaikan serta keadilan selalu ia terapkan di kehidupan sehari-hari

Maka dari itu kenyamanan ini mungkin hanya sementara saja, jangan terlalu terbuai atau kau akan menjadi tamak

Segera ia sadarkan diri dengan perlahan membuka kedua matanya. Retina matanya menangkap pasokan cahaya hingga dirinya dapat melihat dengan jelas area sekitar

Hal pertama yang ia lihat adalah selang infus yang terpasang di punggung tangan, serta selang oksigen yang tersumpal di hidungnya. Berbagai pertanyaan ingin ia lontarkan namun segera dirinya urungkan saat tak melihat siapapun di dalam ruangan

Saat fokus menatap sekitar, pintu kamar pun terbuka

Ceklek

Di ambang pintu menampilkan wanita paruh baya yang sangat ia kenali dengan membawa senampan obat-obatan di tangannya

"T-tuan Taeyong?!" Ucapnya sedikit terkejut. Hingga di detik kemudian wanita paruh baya itu berlari menuju tempat Taeyong berada

"Bibi Kim" Lirihnya

Air mata berhasil mengalir dari kedua mata wanita paruh baya itu "Akhirnya tuan muda Taeyong sadar hiks... bibi sempat khawatir karena tuan muda Taeyong koma selama seminggu"

Dengan tersenyum lemah Taeyong mencoba menenangkan wanita di hadapannya, "Sekarang Yongie sudah sadar bi, jadi jangan menangis lagi"

Wanita yang di panggil namanya sebagai bibi Kim itu pun mengangguk, kemudian menyodorkan beberapa obat yang ia bawa tadi. "Ini waktunya tuan muda Taeyong minum obat, bibi sudah membawakannya"

"Tapi pahit bi" Taeyong mengerucutkan bibir pucatnya. Walaupun wajahnya nampak pucat pasi, namun tingkahnya itu masih menggemaskan mengingat usianya yang akan menginjak kepala dua

Bibi Kim terkekeh, "Karena itu bibi juga membawa cookies untuk pereda rasa pahit" Tangannya mengelus lembut surai legam sang namja manis

Mendengar kata cookies membangkitkan semangat Taeyong untuk segera melahap obat-obatan yang teramat sangat pahit itu

Sebenarnya bibi Kim ingin menyuntikan cairan obat pada infusnya, namun mengingat saran dokter yang menyuruhnya untuk memberi obat makan saat Taeyong tersadar nanti dan maka dari itu bibi Kim menyodorkan beberapa butir pil pada sang namja manis. Dan dengan senang hati Taeyong menerimanya kemudian bangkit dari baringnya dan meminumnya dengan kecepatan kilat agar rasa pahitnya tak begitu terasa

Gluk

"Sudah bi!" Pekik girangnya di akhiri senyum menawang yang amat sangat di rindukan oleh seluruh penghuni mansion. Dan tangan lembut berhasil terulur mengelus surai legam itu

"Tuan muda istirahatlah, bibi akan mengambil makan untuk tuan muda"

Taeyong mengerucutkan bibir tipisnya itu, kemudian menggerutu, "Panggil Taeyong atau Taeyongie saja bi~" Rengeknya

Melihat tingkah Taeyong mengundang gelak tawa wanita paruh baya itu, "Hahaha... baiklah Taeyongie~"

Rasa puas membuncah di hati kecilnya, kemudian sang empu mengangguk gemas "Eum!"

STEPBROTHER🔞 [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang