xiv. manusia & penghargaan.

548 92 28
                                    

ini bukan yang pertama, ini juga bukan hal yang baru ketika tubuh Kaluna di jamah tanpa persetujuan nya dan di celehkan sesukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini bukan yang pertama, ini juga bukan hal yang baru ketika tubuh Kaluna di jamah tanpa persetujuan nya dan di celehkan sesukanya.

tapi?

tidak ada tapi, Kaluna hanya bisa diam dan mengikuti alur dari semesta, terserah menghanyutkan dirinya kemana tidak ada kendali dan yang utama adalah ; dia bisa apa?

pelakunya kini nyaman bergelut dengan selimut putih polos dengan tubuhnya yang masih toples.

Jovan, Kaluna hanya bisa melihat punggung lelaki itu setelah dengan tidak punya hatinya mengambil kehormatan nya secara tidak hormat.

Walaupun pada akhirnya garis takdir Kaluna sudah di tetapkan oleh kedua orang tuanya bahwa dia sudah diikat dengan Jovan bahkan dari umur dua belas tahun dan ditambah lewat ikatan di jari manis nya setahun yang lalu karna kedua orang tua mereka sudah menjodohkan mereka.

Dan lagi, Kaluna ini bisa apa?

Terisak untuk menangis pun sudah bosan rasanya, yang bisa Kaluna lakukan adalah diam karna sebagai seseorang yang di ajarkan sedari kecil bahwasanya seorang perempuan tidak boleh memberontak apalagi kepada pria sebab dapat menghilangkan kehormatan nya sebagai perempuan.

Namun jikalau di tilik, hormat mana lagi sih yang ingin di tuju jikalau yang terjadi sebenarnya hanya memperkeruh hakikat 'hormat' itu sendiri.

Manusia yang lebih dahulu menuntut ekspetasi dan hasil yang belum mereka capai, dan membebankan itu semua.

lelah, lelah memikul ekspetasi banyak orang untuk tetap 'hormat' bagi keluarga, kedua orang dan diri sendiri katanya, padahal hormat yang mereka gerakan hanya granat yang siap meledak kapan saja.

orang tua pasti tau yang terbaik untuk anaknya, tapi yang terbaik menurut orang tua belum tentu untuk anaknya. Jikalau menilai hal hanya dari kasta dan wajah tidak akan membuat seseorang itu menjadi standar layak hanya dari penampilan.

Jovan tampan, pintar, orang tua nya terpandang dan juga punya image bagus di kalangan sosial.

Tapi apa isi buku yang punya makna dalam akan di abaikan jika hanya karna covernya kurang menarik? sayangan, iya.

begitu pun juga sebalik nya, cover yang indah juga cantik akan diberi afeksi lebih masa bodoh dengan isinya yang sampah.

Jovan lebih dari sempurna, Kaluna pun jatuh dalam pesona Jovan di titik terdalam nya, yaitu jatuh cinta.

Tapi Jovan melihat Kaluna hanya sebatas sebuah paragraf kuno yang sangat membosan kan, hanya sebatas tempat meluapkan nafsu bejatnya.

"Jovan, aku ingin pulang"

"ya tinggal pulang?"

sedikit berjerit ngilu, namun ini adalah ucapan yang sering menjadi jawaban, harusnya sudah tidak lagi sakit karna sesering itu harusnya sudah terbiasa, tapi mengapa ngilu nya masih terasa sama?

[✓] Lokawigna | WinRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang