8

888 133 2
                                    

Dua hari telah berlalu sejak kepindahan renjun dan ningning kerumah jaemin. Dan sekarang sepasang kekasih yang akan segera menikah lima hari lagi masih tertidur diatas tempat tidur berukuran besar itu.

Renjun akhirnya bangun pertama kali dan diapun mengerjapkan matanya secara perlahan untuk menerima pasokan cahaya yang masuk kedalam indera penglihatannya. Lalu diapun melihat jaemin yang masih tidur dengan sangat nyaman sembari memeluk perut ratanya yang membuat renjun tersenyum melihatnya.

Lalu renjunpun melepaskan secara perlahan pelukan jaemin tapi jaemin semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil itu. Renjun tau jaemin sudah bangun tapi dia tidak mau melepaskannya hanya untuk sebentar saja. Ntah kenapa jaemin menjadi sangat manja setelah renjun pindah.

"Nana, ayo bangun aku mau mandi." Ucap renjun.

"Ini masih pagi injunie. Tidur saja dulu." Ucap jaemin lalu memeluk semakin erat dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun.

"Tapi, aku ingin membuat sarapan untuk kita dan mereka bertiga." Ucap jaemin.

"Biarkan saja bibi yang menyiapkan semua keperluan adikmu dan adikku itu." Ucap jaemin yang masih betah menyembunyikan wajahnya karena ceruk leher renjun adalah tempat ternyaman baginya.

"Baiklah. Tapi, lepaskan pelukan ini aku mau mandi dan pergi bekerja." Ucap renjun kesal.

"Bekerja? Bukankah aku sudah melarangmu?" Ucap jaemin yang langsung mengangkat wajahnya dan menatap renjun bingung.

"Aku bosan Nana. Biarkan aku bekerja ya. Kasihan sutradara Jung dan sutradara Lee." Ucap renjun.

Cup.

"Boleh kan?"

Cup.

"Apa artinya boleh Nana?"

Cup.

"Tidak. Aku ingin menghabiskan waktu denganmu berdua saja. Lagian lima hari lagi kita akan menikah injunie. Dan nanti malam kita juga akan datang kerumah Kakek dan nenekku." Ucap jaemin lalu kembali menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun.

"Tapi Nana." jaemin hanya diam saja lalu mencium basah leher renjun hingga renjun kaget dan mendorong jaemin menjauh.

"Apa yang kau lakukan nana?" Kesal renjun memegang lehernya.

"Menandaimu." Ucap jaemin datar.

"Tapi? Untuk apa?" Bingung renjun dengan wajah memerahnya.

"Biar kau tidak bisa pergi kemanapun. Satu belum cukup, kemari." Ucap jaemin dan renjun langsung menghalangi jaemin yang ntah kenapa sangat berlebihan pada renjun.

"Baik baik baik. Aku tidak akan bekerja. Jadi berhenti melakukannya." Ucap renjun.

"Nah begitu dong." Ucap jaemin lalu diapun tersenyum dan menarik tangan renjun hingga renjun mendekat padanya dan memeluknya. Menyembunyikan renjun dalam dekapan hangatnya. Dia bersumpah kalau tidak ada yang boleh menyentuh renjun kecuali dia dan orang-orang terdekatnya.

"Kau manja juga Nana.* Ucap renjun yang menyamankan diri pada pelukan soulmatenya itu.

"Biarin. Lagian aku hanya begini padamu." Ucap jaemin sembari menciumi kepala renjun.

Drrt....Drrt....Drrt...

Renjun melepaskan pelukan jaemin dan melihat jaemin yang cemberut tapi dia hanya diam saja lalu melihat ponselnya yang tertera nama Haechan disana. Sedangkan jaemin malah kembali mendekat dan mengangkat renjun yang telah duduk di pinggir kasur keatas pangkuannya.

"Yaampun renjun! Kau dari mana saja?! Kenapa lama sekali?! Kau belum bangun?!" Teriak Haechan. Hingga renjun menjauhkan sebentar ponselnya dari telinganya.

"Hmm. Ada apa Haechan?" Ucap renjun lalu menyamankan kepalanya pada bahu jaemin sedangkan jaemin sibuk mengelus punggungnya dan menciuminya.

"Apa kau bisa ke agency sekarang?"

"Wae?"

"Aku harus mengurus jeno yang mendadak jatuh sakit. Bisakah menggantikanku hari ini?"

"Tapi? Aku tidak bisa Haechan."

"Ayolah renjun. Aku janji akan mentraktirmu. Makasih sayang bye." Ucap Haechan lalu mematikan telponnya tanpa menunggu balasan dari renjun. Renjun akhirnya melemparkan ponselnya ke kasur itu lalu melonggarkan pelukan jaemin dan menatapnya.

"Ada apa? Hmm?" Ucap jaemin yang tau kalau renjun sepertinya akan mengatakan sesuatu.

"Haechan meminta tolong padaku kalau aku harus menggantikannya. Bolehkan Nana? Lagian Haechan tidak bermaksud menyuruhku dia sudah bertanya pada shotaro dan Yangyang tapi mereka tidak bisa. Itulah kenapa dia meminta bantuanku." Ucap renjun.

"Memangnya dia kemana?" Datar jaemin.

"Jeno sedang sakit. Jadi, dia ingin merawatnya. Jadi, aku boleh pergi ya." Ucap renjun tersenyum.

"Memangnya aku bisa menolak mu jika sudah seperti ini. Baiklah kau segeralah bersiap-siap aku akan mengantarmu nanti." Ucap jaemin datar.

"Baiklah. Makasih Nana." Ucap renjun lalu mengecup pipi jaemin dan langsung masuk kedalam kamar mandi. Dan jaemin hanya tersenyum sembari memegang bekas dari ciuman renjun di pipinya.


































🌿🌿🌿

NJM & HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang