12

735 93 1
                                    



Keesokan harinya semua telah bangun tetapi tidak dengan jaemren. Bahkan mereka tidak perduli dengan kedua soulmate itu. Sekarang semuanya minus jaemren telah berada di meja makan untuk sarapan.

"Harabojie? Apa kita tidak perlu membangunkan jaemin Hyung dan renjun ge?" Ucap sungchan.

"Iya harabojie. Tidak enak makan duluan tanpa mereka berdua." Ucap Giselle.

"Biarkan saja mereka." Ucap Siwon.

"Aku setuju kali ini dengan Na harabojie. Aku tadi tidak sengaja masuk kekamar jaemin dan mereka sedang tidur dengan sangat nyenyak." Ucap Doyoung santai.

"Kenapa kau bisa masuk ke kamar jaemin Hyung?" Ucap jaehyun bingung.

"Karena aku berniat akan membangunkan mereka tapi tidak jadi." Ucap Doyoung santai.

"Ningning, kau kenapa?" Ucap taeil hingga atensi semuanya jatuh pada ningning.

"Aneh rasanya karena aku tidak sarapan dengan renjun ge." Ucap ningning apa adanya.

"Tidak masalah ningning, ada kami. Kita juga akan menjadi keluarga sebentar lagi. Jadi, tenang saja." Ucap taeyong tersenyum.

"Iya ningning, tenang saja." Ucap Giselle mengelus bahu ningning karena dia berada disebelahnya.

"Sudah. Kita makan saja. Nanti, maid akan membawakan sarapan untuk mereka berdua." Ucap Siwon datar. Lalu semuanyapun langsung sarapan dan menuruti semuanya begitu saja.















At. Kamar jaemin.

Renjun mengusak pada dada jaemin tapi tak kunjung membuka matanya sama sekali karena masih sangat mengantuk sekali. Jaemin yang merasakan usakan pada dadanya langsung membuka matanya secara perlahan lalu tersenyum melihat renjun yang masih tertidur dengan sangat nyenyak dengan keadaan setengah hybrid sepertinya. Renjun benar-benar terlihat sangat menggemaskan.

Jaeminpun mengelus kepala renjun penuh sayang lalu diapun menatap wajah cantik nan damai itu.

"Aku sangat beruntung mendapatkanmu. Kau sangat cantik dan menggemaskan. Aku akan selalu menjagamu sayang." Monolog jaemin. Lalu renjunpun semakin merapatkan dirinya pada jaemin lalu menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher jaemin. Membuat jaemin terkekeh pelan.

"Sayang? Kau sudah bangun kan? Ayo kita buka matamu. Kita harus bangun karena semuanya pasti menunggu." Ucap jaemin sembari mengelus punggung sempit renjun.

"Tidak mau Nana. Aku masih sangat mengantuk sekali. Matanya sangat berat. Sebentar lagi saja." Ucap renjun manja.

"Baiklah. Hanya sebentar saja ya?" Ucap jaemin.

"Hmm." Ucap renjun sembari menganggukkan kepalanya.

Jaemin hanya tersenyum lalu mengelus sayang kepala soulmatenya itu. Dan menciumi kepala renjun agar soulmatenya itu tenang dalam mimpinya.

Drrt....Drrtt....Drrtt...

Jaemin mengambil ponselnya yang ada di nakas secara perlahan karena tidak ingin mengacaukan tidur dari soulmatenya saat ini.

Saat berhasil mengambil ponselnya diapun melihat nama Kun lalu mengangkatnya.

"Ada apa Kun?" Ucap jaemin pelan.

"Apa saya mengganggu tuan Na?"

"Tidak juga, ada apa? Apa ada hal yang sangat mendesak?"

"Ya tuan Na. Dan kita harus rapat sekarang juga. Maafkan saya untuk ini, tapi tuan Na harus hadir."

"Baiklah saya akan sampai dalam 20 menit lagi." Ucap jaemin lalu mematikan ponselnya.  Dan diapun melihat renjun lalu melepaskan pelukan soulmatenya itu secara perlahan dan pergi membersihkan diri.

Beberapa menit setelah selesai membersihkan diri, jaemin mendekat pada renjun yang masih tertidur sangat nyenyak lalu mencium bibir soulmatenya itu hingga cahaya hijau emerlad yang bagus itu mengitari keduanya. Itu agar renjun selalu terjaga dan tidak ada yang mampu melukai soulmatenya itu. Lalu jaeminpun pergi.

Dilantai bawah....

"Jaemin? Dimana renjun?" Ucap taeyong bingung begitu pula Doyoung yang memandangnya bingung sedangkan sungchan, Giselle dan ningning telah pergi bersekolah diantar oleh taeil yang langsung ke kantor.

"Renjun masih tidur, tolong jaga dia hyung, aku harus ke kantor sekarang karena ada masalah sedikit dan juga harus rapat segera. Nanti kalau renjun bangun tolong katakan itu." Ucap jaemin.

"Baiklah. Kau tenang saja. Renjun aman bersama dengan kami." Ucap Doyoung tersenyum lalu jaeminpun segera pergi dari mansion itu.

































At. Mansion Lee

Haechan sedang sibuk meladeni jeno yang sangat manja saat sedang sakit. Bahkan sekarang jeno hanya mau memeluknya dan menyembunyikan wajahnya pada dada Haechan sembari mengusak padanya.

"Nono, hentikan. Itu geli, kalau kau terus melakukannya. Maka aku akan pulang " Ucap Haechan kesal.

"Jangan. Baiklah aku akan berhenti." Ucap jeno yang semakin mengeratkan pelukannya pada Haechan.

"Nono?"

"Hmmm?"

"Apa sahabatku itu akan bahagia dengan Na Jaemin?"

"Tentu saja Haechan. Kau tidak perlu cemas, Na Jaemin adalah orang yang sangat bisa menjaga bahkan dengan nyawanya sendiri."

"Hmm. Semoga dia bahagia." Ucap Haechan.

"Dan kita juga sama." Ucap jeno.

"Hmm, kita juga sama." Ucap Haechan sembari membalas pelukan jeno dan mengecupi kepala soulmatenya itu.



























🌿🌿🌿

NJM & HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang