20. Destiny

769 84 8
                                    

✽ Wheel Of Destiny ✽

“ Hei....berhenti bermain, mau sampai kapan seperti ini?.” tanya seseorang dengan nada sebal, rasanya ia ingin membuang ke enam teman-temannya.

“ Jaemin jangan marah-marah, nanti kamu cepat tua.” nada nyanyi yang terkesan meledek, siapa lagi kalau bukan haechan.

“ Diam kau.” sebal jaemin.

“ Hyung daripada kau terus menggerutu, lebih baik ke marilah dan bermain bersama kami.” ucap jisung, ia menghampiri jaemin dan menarik sang hyung.

Jaemin hanya bisa pasrah mengikuti bayinya, sebenarnya ia malas sekali melakukan apapun. Setelah mereka menyelesaikan syuting adegan di rooftop, ke enam orang minus jaemin asik bermain lempar salju.

Bahkan berapa kali terdengar geraman kesal renjun yang di karenakan terus di lempari salju oleh haechan dan chenle, tawa mark yang tidak berhenti, jisung yang ikut tertawa melihat kelakuan hyungnya, dan jeno yang hanya tersenyum dan terkadang ikut tertawa.

Jaemin hanya menatap kelakuan mereka saja, ia saat ini tidak mood untuk bermain lempar salju. Tapi sesekali ia tertawa tawa melihat kelakuan mereka.

“ Kau ingin apa jisungie?." tanya jaemin, yang bingung menatap si bungsu sedang menggumpalkan salju dan memberikan padanya.

“ Hyung, lemparkan salju ini ke para hyung. ” jawab jisung dengan antusias.

“ Tidak, hyung tidak mau.” ucap jaemin, hal itu membuat jisung cemberut.

Melihat ekspresi jisung yang sepertinya akan ngambek, ia pun menuruti kemauan sang bayi. Ia melempar salju tepat ke wajah haechan, sedangkan sang korban yang sedang asik tertawa karena melihat renjun yang sudah marah-marah langsung terdiam.

“ YAK NA JAEMIN.” teriak haechan, ia pun langsung mengambil salju dan melemparkan ke jaemin. Jaemin yang juga tidak terima, dia pun melempar balik. Sekarang ke tujuh orang itu asik saling melempar salju, tawa khas mereka terdengar.

Hampir 15 menit mereka saling melempar salju, karena merasa lelah mereka pun berhenti.

“ Udah nggak kuat lagi.” keluh lelah chenle.

“ Capek ” ucap renjun, ia membersihkan sisa-sisa salju yang menempel pada jasnya.

Sedangkan yang lain duduk sambil melonjorkan kaki mereka, untung saja staf dan manajer hyung tidak ada. Kalau mereka ada, pasti ke tujuh orang itu akan habis di marahi.

“ Asik juga main lempar salju, terakhir kita melakukan itu dua tahun yang lalu." ucap haechan, yang mengenang-ngenang masalalu bersama dream.

“ Benar. ini sudah lama sekali. ” ucap puas jeno, senyumnya membuat matanya ikut tersenyum.

“ Dan moment seperti ini nggak akan terjadi dua atau tiga kali, kita akan sibuk kembali dengan jadwal yang padat.” ucap mark, membuat yang lain ikut menatap sang kakak tertua.

“ Moment yang sudah lama kita tunggu, dimana usia semua anggota dream sudah dewasa. Bayi kita, sekaligus maknae nct sudah memasuki usia dewasa.” bangga jaemin, ia mengelus rambut jisung dengan lembut. Semua nya ikut tersenyum hangat.

“ Aku tidak akan pernah melupakan moment seperti ini...” ujar jisung, ia menatap satu persatu hyungnya yang juga sedang menatapnya dengan lembut.

“ Bahkan Moment dimana aku bersama hyung setiap saat, sejak aku datang ke SM bahkan sampai nantinya aku sudah tidak ada di dunia ini. Bagiku, hyung-hyung semua adalah keluarga keduaku. Tempat di mana aku pulang, di mana aku tumbuh bersama.”

“ Mungkin terdengar kanak-kanakan, aku bukan adik yang penurut seperti yang di inginkan para hyung, aku penakut dalam segala hal, aku mudah sensitif dan cengeng, aku mudah sekali putus asa dan aku mudah sekali bergantung pada kalian.”

“ Tapi sampai kapanpun rasa sayang dan hormat ku pada kalian, tidak akan pernah berkurang. Malah akan terus bertambah, bahkan setiap waktu. Jadi hyung.....aku harap kalian terus mau membimbing ku, mengajarkan ku, menyayangiku, melindungi ku dan terus bersama ku.”

“ Entah itu sampai kapan, bahkan sampai mata ini akan menutup. Jangan pernah tinggalkan aku, kalian tau aku sangat benci di tinggalkan.” Ucap akhir jisung dengan mata sendu.

Jeno yang berada di samping jisung, langsung memeluk tubuh si bungsu. Ia mengelus pundak jisung dengan lembut, tangis si kecil pun pecah. Sedangkan pada hyung yang sejak tadi mendengarkan semua ucapan maknae, ikut meneteskan air mata. Bahkan jeno berusaha kuat untuk tidak ikut menangis.

Tangisan bahagia, sedih, lelah, senang, semua bercampur menjadi satu. Satu demi satu potongan kenangan terus berdatangan, menghinggapi pikiran masing-masing.

Setelah tangis mereka semua reda, mereka saling berpelukan. Saling menyalurkan rasa sayang mereka, rasa ingin saling melindungi satu sama lain. Tidak perlu banyak ucapan manis untuk mengatakan, karena di dalam hati satu sama lain. Mereka saling berjanji untuk selalu bersama dan melindungi.

“ Hyung....”

Mendengar seruan maknae, mereka Melepaskan pelukan hangat itu. Lalu menatap jisung, menunggu kelanjutan dari perkataan yang lebih muda.

“ Aku menyayangi kalian, dan terimakasih untuk semuanya.” ucap jisung dengan tulus, dan reaksi para hyung. Tentu saja bangga, mereka juga sangat menyayangi maknae nct itu.

“ Aigoo, bayi kita sangat menggemaskan.” jaemin mencubit pipi jisung.

“ Hyung~.” Rengek jisung

“ Hahahaa...” tawa terdengar dari kelima orang lainnya.

“ Kami juga menyayangimu jisungie.” kompak ke enam hyung, membuat jisung yang mendapatkan serangan kasih sayang secara mendadak membuat nya malu.

“ Hahaha...jisung malu-malu." ledek chenle.

“ Bayi....lucu sekali.” ucap renjun, ia memeluk jisung dari belakang.

Dan sore itu, mereka habiskan dengan tawa. Bahkan mereka sampai lupa memperhatikan sekitar mereka, di sana ada manajer hyung dan staff yang sejak tadi mendengarkan ucapan mereka. Senyum manajer hyung terbit dan terlihat hangat.

“ Kalian kebanggaan ku, terus lah bersama seperti ini. ” batin manajer hyung.

*******

“ Aku memang ingin melihat kalian terus bersama, tapi bukan ini akhirnya.....”

“selamat tinggal dreamis”


Kita akan terus bersama sampai akhir kan?


- END -

Thank you buat semuanya, yeeee selesai🎊🎊🎊

2. 𝐖𝐡𝐞𝐞𝐥 𝐎𝐟 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 || 𝐍𝐜𝐭 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang