7. Waktu yang menunjukkan

28 31 11
                                    

"Mau kemana lagi sih lo Rom?" Tanya Bagas.

"Gue ada urusan" Rommy bergegas menaiki motornya.

"Urusan apa sih, dari kemarin lo itu gak ada ketongkrongan lagi" Fero heran.

"Udah ya gue buru buru" Rommy melajukan motornya.

Bagas dan Fero benar benar bingung dengan sikap Rommy dalam beberapa hari ini yang mungkin berbeda dari biasanya.

"Kenapa sih tu anak?" Tanya Fero kepada Bagas.

"Gak tau ah, yuk kita cabut" Bagas menyudahi.

Dilain tempat Elina juga sedang dalam perjalanan pulang dengan mobil yang ditumpanginya.

"Pak.. kalo didepan ada supermarket mampir bentar yaa" pinta Elina kepada Pak Nardi.

"Ya non" jawab Pak Nardi.

Tidak jauh, Pak Nardi menemukan Supermarket yang dipinta Elina dan meminggir untuk memarkirkan mobilnya.

"Tunggu bentar ya pak" Elina berpesan.

"Iya non" jawab Pak Nardi mengangguk.

Sesaat setelah Elina selesai berbelanja, ia keluar dengan membawa beberapa tas belanja ditangannya. Namun tiba-tiba matanya tertuju kepada seorang Ibu-ibu yang tidak jauh ada didepannya, Ibu tersebut berjalan sedikit goyah dan membuat Elina bergerak sesegera mungkin untuk mendapatinya.

"Bu.. Ibu gakpapa?" Tanya Elina yang berhasil menopang Ibu tersebut agar tidak terjatuh.

"Gakpapa nak" Ibu tersebut berucap pelan.

Tapi, tiba-tiba Ibu tersebut hilang kesadaran dan membuat Elina menjadi panik.

"Pak.. pak.. tolong bantu saya yaa untuk bawa ibu ini kemobil saya didepan" pinta Elina kepada salah satu orang yang melintas dihadapannya.

"Ya dek.." jawab orang tersebut dan bergegas membawanya menuju mobil Elina.

"Non.. kenapa ini?" Tanya pak Nardi yang kebingungan.

"Nanti el jelasin ya pak, sekarang kita bawa dulu ibu ini ke klinik terdekat" pinta Elina cepat.

"Iya non" Pak nardi bergegas memasuki mobil dan melajukannya untuk ke klinik sekitar.

Sesampainya diklinik, Elina benar-benar panik seakan dia merasakan seperti itu adalah ibundanya sendiri. Seorang ibu yang telah ditolongnya itu pun sudah diatasi oleh orang yang tepat, sementara Elina yang menunggu pun semakin merasakan kegelisahan dihatinya.

"Gimana dok?" Tanya Elina kepada dokter yang baru saja keluar.

"Beliau baik baik saja, mungkin hanya sedikit kelelahan" jelas Dokter tersebut.

"Hmm kalo gitu boleh saya masuk dok untuk liat kondisinya" pinta Elina.

"Iya silahkan, mari.." Dokter mempersilahkan dan berlalu.

Elina memasuki ruangan dan menemui seorang ibu yang ditolongnya itu. Beliau sudah sadar, dan berusaha untuk bangun dari tempat tidurnya.

"Bu.. ibu gakpapa" ucap Elina menghampiri Ibu tersebut.

"Saya baik baik aja, makasih yaa sudah nolongin saya" ibu itu berucap pelan.

Namun, Ibu itu seakan bergegas ingin pergi seperti akan ada hal yang lebih penting daripada kesehatannya saat ini.

"Bu.. Ibu mau kemana? Ibu istirahat aja dulu disini sampai Ibu benar benar pulih" Elina panik.

"Saya harus segera pulang, karena anak saya sudah pasti nungguin" jelas Ibu tersebut.

"Ya udah kalau gitu saya antar aja ya" Elina menawarkan.

"Gak usah, saya gak mau jadinya tambah ngerepotin" Ibu itu merasa tidak enak.

"Gakpapa bu, lagian kondisi ibu juga lagi lemah kek gini kalau nanti dijalan kenapa-napa gimana?" Elina menjadi sangat khawatir.

"Saya anterin aja ya bu, saya sama sekali gak ngerasa direpotin kok" Elina menawarkan kembali.

"Kamu anak yang sangat baik, terimakasih yaa" Ibu itu mengelus pelan kepala Elina selayak anaknya sendiri.

"Ya sudah sini saya bantuin bu" Elina pelan pelan membantu Ibu tersebut menuruni dari tempatnya berbaring dan berjalan keluar menuju mobil.

Dengan tertatih Ibu itu berjalan didampingi Elina.

"Silahkan non" Pak Nardi membukakan pintu mobil.

"Makasih pak" balas Elina lalu memasuki mobil bersama ibu tersebut.

Pak Nardi pun melajukan mobilnya untuk mengantarkan seorang Ibu yang telah ditolong Elina itu. Sesuai dengan arahan dari Ibu tersebut, mereka pun menemukan dimana lokasi kediamannya.

"Masuk dulu ya" ajak Ibu itu kepada Elina.

"Tapi.." ucap Elina terpotong.

"Kamu kan sudah nolongin ibu, jadi sebagai tanda terimakasih kamu mau ya mampir dulu sebentar. Kita makan makan dulu bersama sebelum kamu pulang" ajak Ibu itu dengan menggenggam tangan Elina.

"Iya bu" Elina mengangguk.

Ya! Kalo urusannya kepada orang tua, Elina memang bisa luluh seketika. Ia tidak akan bisa menolaknya, karena ia tidak ingin mengecewakannya.

***

Disisi lain Rommy yang menuruti permintaan Ibunya untuk menjemput disupermarket tempat Ibundanya berbelanja, ia sama sekali tidak menemukan dimana Ibunya berada sekarang. Bahkan ia sudah bolak balik mencari ditiap sudut supermarket itu, namun tak kunjung juga ia temukan.

"Duh! Ibu dimana sih ini, dari tadi ditelfon gak aktif" Rommy yang panik.

Beberapa kali Rommy terus menerus menghubungi Ibundanya , namun sama sekali tak ada jawaban.

"Apa ibu sudah pulang kerumah ya?" Pikir Rommy.

"Mending gue pulang kerumah sekarang deh" Rommy bergegas menaiki motornya.

Rommy melajukan motornya dengan sangat cepat, cepat seperti kilat. Ia sangat khawatir terhadap Ibundanya, karena bagaimana pun hanya Ibu yang ia miliki saat ini.

Sesampainya Rommy langsung memasuki rumah dengan tergesa-gesa, dan mencari keberadaan Ibundanya disetiap sudut rumah.

"Bu.. Ibu.." teriak Rommy.

"Kok ibu gak ada dirumah, duh! Ibu kemana sih" Rommy menjadi panik.

"Kek ada suara mobil" Rommy mendengar suara dari dalam rumah.

Dalam benak Rommy, ia sangat berharap itu adalah Ibunda tercintanya.

Dengan berlari Rommy mengarah ke pintu depan untuk mengetahui siapa yang datang.

"Ibu.." Rommy langsung menyambar kepelukan Ibundanya ketika pikirannya benar bahwa itu adalah Ibunya.

Jangan lupa vote dan comment yaa

Selamat membaca dan semoga suka ❤

KISAH DARI ELINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang