"Kenapa ya pak panggil saya kesini?" Elina memulai dengan pertannyaanya.
"Begini Elina, sesuai keputusan dari rapat kami semua para dewan guru SMA Pelita Bangsa mengenai Olimpiade Sains Nasional kami semua sepakat dari semua kandidat kamu lah yang terpilih untuk mewakilkan sekolah ini dalam Olimpiade tersebut, apakah kamu bersedia?" Jelas Pak Kepsek.
"Iya pak, saya bersedia" Elina menjawab dengan lantang dan semangatnya.
Mendengar penjelasan Pak Kepala Sekolah, ini adalah hal yang paling membahagiakan bagi Elina. Ya! Ini ada pencapaian yang Elina inginkan, ia terus berusaha berjuang mendapatkan yang terbaik dari segala prestasi yang diraihnya. Karena apa? Ya pada umumnya untuk membanggakan orang tua.
Dibalik dari itu tujuan sebenarnya adalah agar Elina bisa bertemu kembali dengan ibundanya. Ia memang hidup jauh terpisah akibat pekerjaan yang selalu menyibukkan ibunya, ntah mengapa ia tidak seperti anak lainnya yang bisa bareng bersama-sama hidup dengan keluarga yang bahagia.
"Ini nih yang bapak suka dari kamu, kamu selalu semangat dan sungguh sungguh melakukannya" puji Pak Kepsek.
"Makasih pak" Elina tersenyum.
"Saya bangga sekolah ini ada siswi seperti kamu Elina, belajar yang giat ya untuk olimpiadenya nanti" pesan Pak Kepsek.
"Iya pak pasti, sekali lagi terimakasih ya pak" ucap Elina.
"Sama-sama ya Elina, sekarang kamu bisa kembali kekelas" Pak Kepsek mempersilahkan
"Baik pak.. bu.. saya permisi" ijin Elina.
Elina keluar dari ruangan kepala sekolah dengan senyuman yang tidak hentinya. Ia sangat tidak sabar dengan itu!
"Jihaan.." teriak Elina yang menampaki sahabatnya itu sedang berjalan dikoridor.
Jihan berbalik dan menemukan Elina yang memanggilnya.
"Ada apa el? Kok kamu teriak teriak?" Tanya Jihan sedikit cemas.
"Kamu gakpapa kan?" Tambah Jihan.
"Gakpapa han, malah aku mau kasih kabar baik buat kamu" Elina sangat senang.
"Kabar baik apa el? Emang Pak Kepsek bilang apa kekamu?" Jihan semakin penasaran.
"Aku terpilih untuk mewakilkan sekolah ini dalam Olimpiade Sains Nasional nanti" Elina menyampaikan dengan antusiasnya.
"Hah! Serius? Wahh aku turut seneng deh el" Jihan terharu.
"Kamu sih memang gak ada lawannya, emang the best sih sahabat aku ini" puji Jihan dengan merangkul Elina.
"Ih apaan sih, berlebihan banget deh han" Elina merendah.
"Yuk kelas ah!" Ajak Jihan.
"Yuk" sigap Elina.
Elina dan Jihan berjalan menuju kelasnya. Tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya. Siapa lagi kalau bukan Jenny dan Lita sahabat dari Jessica.
"Wah! Ini sih Jessica harus tau" ucap Jenny kepada Lita.
"Yuk kita ke Jessica" ajak Jenny menarik Lita.
Sudah berkeliling sekolah rasanya Jenny dan Lita untuk mencari Jessica namun belum juga menemukannya. Ntah dimanakah Jessica sekarang berada.
"Ih! Jessica mana sih" gumam Jenny.
"Iya dicariin juga, lagi genting gini malah ngilang" kesal Lita.
"Eh eh! Lo liat Jessica gak?" Tanya Jenny kepada salah satu murid yang melintas dihadapannya.
"Enggak" jawabnya.
"Eh gas! Liat Jessica gak?" Tanya Lita kepada Bagas yang melewatinya.
"Ya mana gue tau" ketus Bagas.
"Oh ya! Kalo lo ketemu sama dia bilangin nih buat tanggung jawab sama gue" tambah Bagas.
"Tanggung jawab?" Lita heran.
"Iya nih lo gak liat apa baju gue basah, dan itu gara-gara temen lo itu" Bagas menunjukkannya.
"Ayo Lit kita cari ketempat lain" ajak Jenny dan langsung menarik Lita untuk pergi.
"Woy! Lo berdua mau kemana lagi!" Teriak Bagas.
"Udah lah gas, cewek yang kek gitu lo ributin" Fero menyudahi.
Dijalannya Jenny dan Lita kebingungan mencari keberadaan Jessica yang tak kunjung ditemukannya. Padahal sekolahnya gak luas luas banget, tapi ntah dimana Jessica menyembunyikan dirinya.
"Jen.. kita harus cari kemana lagi coba" Tanya Lita.
"Kita ke halaman belakang sekolah aja, kita belum cari kesana kan?" Pikir Jenny.
"Setuju, ayo" Lita bergegas.
Dan benar saja, Jessica berada dihalaman belakang sekolah.
"Duh Jes! Keliling tau gak gue sama Lita cariin lo , ternyata lo disini" kesal Jenny.
"Argh! Gue bener bener kesel tau gak!" Jessica berteriak.
"Dan lo bakalan tambah kesel saat denger kabar dari gue sama Lita" tegas Jenny.
"Kabar apaan?" Tanya Jessica.
"Elina bakalan ngewakilin sekolah dalam Olimpiade Sains Nasional nanti" Jelas Jenny.
"Hah! Apa!"pekik Jessica.
"Bener tu jes, gue sama Jenny denger langsung pembicaraan Elina dan Jihan" tambah Lita menjelaskan.
"Ih! Kesel banget!" Teriak Jessica.
"Kenapa sih semua harus Elina, Elina, dan Elina" Amarah Jessica benar-benar pada puncaknya.
"Gak sekolah ini, terus sekarang juga Rommy, kenapa semuanya harus Elina sih!" Kesal Jessica.
"Liat aja ntar bakal gue beri pelajaran tu yang namanya Elina" gumam Jessica dan langsung meninggalkan kedua sahabatnya itu.
"Ih! Jes! Lo mau kemana?" Teriak Jenny kepada Jessica.
"Lah kok kita ditinggalin sih jen?" Tambah Lita.
"Dah lah yok ikutin aja" Jenny kembali menarik Lita untuk mengejar Jessica.
***
Jam pulang sekolah pun sudah tiba.
Sesampainya Rommy diparkiran, ia mendapati bahwa ponselnya berdering.
"Ibu?" Rommy menatap layar ponselnya.
"Assalamualaikum bu" Rommy menjawab panggilan Ibunya.
"Waalaikumsalam, kamu udah pulang nak?" Tanya Bu Indri disebrang sana.
"Udah kok bu, kenapa?" Tanya Rommy.
"Bisa jemput ibu gak? Ibu ada disupermarket dekat komplek nih" pinta Bu Indri.
"Iya bu, Rommy kesana" jawab Rommy dengan cepat.
Memang Rommy anak yang berbakti kepada orang tuanya, ia tak pernah sekalipun menolak permintaan ibundanya.
"Woy! Hari ini lo ketongkrongan kan Rom?" Fero mendapati Rommy diparkiran sekolah dan langsung merangkulnya.
"Sorry yaa, hari ini gue gak bisa" tolak Rommy.
"Mau kemana lagi sih lo Rom?" Tanya Bagas.
Jangan lupa vote dan comment yaa
Selamat membaca dan semoga suka ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH DARI ELINA
Ficção AdolescenteElina Fani Rinaldi, murid terfavorite dan terpopuler di SMA Pelita Bangsa. Ya! Elina memiliki kepandaian yang menjadikannya salah satu murid terpintar dikelasnya, dan Elina juga selalu menjadi andalan dalam meraih prestasi di berbagai lomba maupun o...