5. Keadaan yang salah

39 43 6
                                    

Fero dan Bagas yang baru saja datang, duduk bergabung dengan jessica. Namun Jessica tidak menemukan seseorang yang diharapkannya.

"Eh! Rommy mana?" Tanya jessica yang tidak menemukan keberadaan Rommy.

"Dikelas" jawab Fero dengan santai.

"Dikelas?" Jessica mengulangnya dengan berteriak.

"Kok dikelas sih?!" tambah Jessica yang heran

"Ya suka-suka dia lah" ketus Fero.

"Ih tumben banget! Biasanya kan dia juga nongkrong dikantin kan" tambah Jessica.

"Gak tau tuh anak, keknya lagi kesambet" timpal Bagas.

"Gak biasanya loh Rommy kek gini" pikir Jessica.

"Apa jangan jangan karena cewek anak IPA itu jes" bisik Lita kepada Jessica.

Bisikan Lita itu pun langsung memuncakkan amarah Jessica.

"Wah! Ini gak bisa dibiarin" Jessica berdiri dan menghentakkan meja.

Bagas dan Fero terkejut dibuatnya. Hentakan Jessica pun membuat minuman Bagas yang berada diatas meja terjatuh dan membasahi bajunya.

"Woy! Kenapa sih lo!" Bagas membentak seraya mengibaskan bajunya yang basah akibat minumannya yang tumpah.

Tanpa memperdulikan Bagas sedikit pun Jessica berlalu meninggalkan semuanya seakan tidak terjadi apa pun.

"Jes mau kemana lo?" Teriak Jenny kepada Jessica yang meninggalkannya.

"Toilet" jawab Jessica juga berteriak tak kalah kencang.

"Mau ketoilet doang segala hentakin meja" Fero berucap dengan keras.

"Arggh! Jadi basah kan gue" kesal Bagas.

"Jessica kenapa sih?" Tanya Jenny kepada Lita dengan heran.

"Eh! Lo ngomong apa barusan tadi ke jessica lit?" Tanya Jenny kepada Lita.

"Gak ada kok" Lita menutupinya.

"Susul Jessica yuk" ajak Jenny menarik tangan Lita.

"Tapi makanan gue belum abis jen" Jawab Lita yang masih mengunyah.

"Udah, nanti bisa dipesen lagi kan" Jenny menarik kembali dengan kuatnya.

"Hmm ya udah deh" Lita pasrah dan langsung diseret Jenny untuk menyusul Jessica.

"Eh! Lo berdua juga mau kemana woy! Tanggung jawab nih gue basah" Bagas berteriak kepada Jenny dan Lita yang berlari mengikuti Jessica.

***

Dikelas 12 IPA 1

"Selamat pagi anak-anak" ucap Bu Fida.

"Selamat pagi bu.." jawab murid dimas dengan serentak.

"Sekarang buka buku paket kalian pelajari bab 3 yaa, soalnya ibu hari ini ada rapat. Tolong jangan ribut dan jangan ada yang keluar kelas yaa" pinta Bu Fida.

"Baik bu.." jawab murid-murid semua.

Setelah Bu Fida meninggalkan kelas. Suasana didalam kelas hening seketika, semua terfokus atas perintah Bu Fida.

"El.. temenin ke toilet yuk" pinta Jihan kepada Elina ditengah jam pelajaran.

"Yuk.." Elina menyetujuinya.

Sesampainya di toilet Elina hanya menunggu didepan karena ia hanya menemani temannya itu. Namun tiba-tiba pengacau mendatangi Elina. Dengan jalannya yang tergesa-gesa dan emosionalnya yang tidak terkontrol.

"Eh lo!" Jessica mendorong Elina dengan kasar sampai dengan membenturkannya ke tembok.

"Aww" Elina tersentak merintik.

"Ini kenapa ya?" Elina kebingungan.

"Udah deh lo gak usah berlagak polos" sindir Jessica

"Aku gak ngerti maksudnya apaan sih?" Elina benar benar kebingungan.

"Gue peringatin ya sama lo! Jangan pernah berani untuk deketin Rommy lagi!" Jessica membentak dengan nada tingginya.

"Rommy? Emang kenapa?" Elina heran.

"Karena Rommy adalah pacar gue! Jadi gue peringatin sama lo jangan berani untuk deketin dia lagi karena Rommy hanya milik gue!" Tegas Jessica.

Dengan lancangnya Jessica mengakui kalau Rommy adalah pacarnya, sedangkan kenyataannya Jessica tau bahwa hubungannya dengan Rommy telah kandas dalam setahun terakhir ini.

"Tapi aku sama Rommy gak ada apa-apa kok" jawab Elina dengan menahan lengannya yang terasa sakit terbentur.

"Halaah gak usah ngeles deh lo!" Jessica kembali membentak.

"Dan satu lagi, kalo lo masih berani deketin Rommy lo akan tau akibatnya!" Tambah Jessica dengan menunjuk ke wajah Elina dan kembali mendorongnya dan pergi bergitu saja.

"Apaan sih itu berisik banget diluar" pikir Jihan yang berada didalam toilet.

Jessica pun pergi begitu saja setelah ia mengancamnya. Pengakuannya membuat Elina yang tidak bersalah ini seketika terkejut.

Dibalik toilet, Jihan pun segera keluar karena mendengarnya keributan dan mendapati Elina yang tengah tersandar di tembok.

"El? Kamu ngomong sama siapa tadi?" Tanya Jihan yang baru saja keluar dari Toilet.

"Gak kok" Elina menjawab dengan lesu.

"Kamu beneran gakpapa el?" Tanya Jihan yang merasa Elina seperti menyembunyikan sesuatu darinya.

"Soalnya tadi aku denger kek suara ribut ribut gitu" Jihan sedikit panik.

"Aku gakpapa kok han" Elina berusaha menunjukkan kalau ia baik baik saja.

Tiba-tiba salah satu teman sekelas Elina menghampirinya.

"El! Gue cariin kemana mana ternyata lo disini" ujar temannya itu.

"Iya kenapa?" Tanya Elina.

"Lo dipanggil Bu Fida tuh, katanya disuruh keruangan kepala sekolah" jelasnya.

"Oh yaudah, makasih yaa" ucap Elina.

"Sama-sama el, duluan yaa" temannya pun berlalu.

"Ya udah han, aku keruangan kepala sekolah dulu yaa" Elina berucap kepada Jihan.

"Iya. Tapi kamu gak kenapa kenapa kan el?" Jihan mengulanginya lagi untuk memastikan keadaan sahabatnya itu.

"Iya gakpapa Jihan, aku baik baik aja kok" Elina menutupinya dan memberikan senyumannya kepada Jihan.

"Bener ya? kalau gitu aku kekelas duluan yaa" timpal Jihan.

Elina hanya mengangguk.

Sesampainya Elina didepan ruangan kepala sekolah, ia mengetuk pintu secara perlahan.

"Misi pak.." ucap Elina dibalik pintu.

"Iya.. silahkan masuk" sahut Pak Kepsek.

Elina pun memasuki ruangan. Dimana ruangan tersebut hanya ada kepala sekolah dan Bu Fida selaku wali kelas dari Elina.

"Misi pak.. bu.." sopannya Elina memasuki ruangan.

"Elina.. silahkan duduk" Pak Kepsek mempersilahkan.

"Iya makasih pak" Elina pun duduk.

"Kenapa ya pak panggil saya kesini?" Elina memulai dengan pertannyaanya.

Jangan lupa vote dan comment yaa

Selamat membaca dan semoga suka ❤

KISAH DARI ELINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang