02.9.20 (06.15 PM)

93 24 0
                                    

"Ruang Sendiri"

°°°°

Mobil Gil menjadi senyap, biasanya dia akan memutar lagu-lagu Sheila On 7 atau Kahitna sepanjang perjalanan.

Sesekali kudengar dia melenguh. Gil bukan orang yang bisa diam, tetapi kuharap hari itu dia menjadi sedikit lebih empatik.

Kendati demikian, aku juga ingin dia peduli dengan perasaanku saat itu. Perempuan memang makhluk paling rumit, seluruh dunia menyetujuinya. Aku sendiri tidak tahu kenapa harus terlahir sebagai perempuan.

Mobil berhenti melaju, pikiranku bertanya-tanya apa yang hendak dikatakan Gil.

"Kau-"

"Jika kau akan bertanya masalahku dengan Han, maka diamlah. Aku tidak ingin bicara sekarang." Aku memotong ucapan Gil dengan dua kalimat.

Aku hanya tidak siap mendengar penghakiman yang akan keluar dari mulut Gil. Sebab semuanya akan berbentuk kebenaran terkutuk yang tidak bisa aku sanggah.

"Bodoh, aku mau ke swalayan. Kau mau kubelikan sesuatu?"

Aku menoleh, mendapati kelopak mata laki-laki itu terkulai. Lantas kulihat keluar, ternyata benar dia berhenti di depan swalayan.

Aku diam sejenak. "Belikan aku ice cream rasa vanilla, yang banyak."

"Baiklah, kau boleh menghabiskan uangku hari ini." Gil menutup pintu mobilnya, seolah memberi ruang untuk kesendirianku.

Ternyata dia memang bersikap lebih empatik waktu itu, meski aku tidak begitu suka.

2.9.20'

GILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang