31.10.19 (04.16 PM)

58 22 0
                                    

"Han, Bagian Cerita Tak Berjudul"

°°°°

Sejak Gil mengenalkan Han kepadaku, laki-laki bertubuh jangkung itu acap kali datang ke rumahnya. Dia tidak pernah mengajak bicara, aku pun tidak berniat menanggapinya. Kadang dia datang di waktu aku menonton televisi, kadang di waktu aku membaca buku.

Namun, aku rasa hari itu mengubah segalanya antara aku dan Han. Dia tidak mencoba mengajakku bicara, tetapi memilih duduk di sampingku.

Aku sudah bersumpah kepada Gil bahwa dia tidak akan menang. Jadi mengabaikan Han bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.

Meski fokus pupil mataku tidak pada Han, dapat kurasakan dari pergerakan sofa bahwa Han perlahan mendekat.

Aku memicingkan mata ketika kepalanya hampir saja menyentuh rambutku. "Apa yang kau lakukan?"

Dia tidak menanggapi, malah kulihat matanya bergerak mengamati buku yang sedang aku baca. Aku bergeser, dia mendekat lagi. Begitu saja sampai tidak ada ruang untukku berpindah.

"Aku sudah selesai, balikkan halamannya." Dia memberi perintah dengan mata berbinar dan penuh rasa ingin tahu.

Ternyata yang dia lakukan sejak tadi hanya mencuri baca buku di tanganku. Hampir saja pikiranku berkelana jauh.

"Kau tahu buku ini?" tanyaku untuk pertama kalinya.

"The Little Prince oleh Antoine de Saint Exupery. Aku mencari buku ini sejak lama, tetapi tidak ketemu. Gil tidak pernah memberitahuku dia memilikinya."

Han ternyata bisa berbicara sangat banyak, awalnya kukira dia orang yang pendiam. Tidak heran dia bisa bertahan dengan Gil yang berisik.

"Ini milikku, bukan Gil." Aku membalik halaman buku, membiarkan dia ikut membaca.

"Boleh aku pinjam, jika kau sudah selesai?"

Aku mengangguk, perkenalan resmi kami dimulai.

Sejak hari itu Han selalu berbagi buku-buku filosofis hingga imajiner yang dia punya, begitu juga denganku. Hingga entah kapan waktunya aku mulai terbiasa dengan Han dan memutuskan untuk bersamanya.

Hubungan itu membuat Han berhasil membujukku pulang ke rumah setelah dua bulan.

Aku kalah padanya.

Begitu pun jika aku bermasalah dan menginap di rumah Gil di kemudian waktunya, Han selalu berhasil membujukku pulang.

Entah sejak kapan pula aku menyadari, Gil membuatku kalah melalui Han.

Gil benar-benar licik.

GILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang