lima

1.1K 68 1
                                    

"kita harus segera melakukan operasi, VSD merupakan kelainan jantung yang ditandai dengan lubang pada sekat antarbilik jantung. Lubang tersebut menyebabkan jantung bocor pada bilik kiri dan kanan jantung, sehingga sebagian darah yang kaya oksigen kembali ke paru-paru jika dibiarkan akan menyebabkan gagal jantung, ritme jantung yang tidak teratur, atau hipertensi pulmonal, yaitu kondisi yang terjadi saat tekanan di dalam pembuluh darah yang berasal dari jantung menuju paru-paru terlalu tinggi, sangat berbahaya jika tidak melakukan tindakan cepat." dokter yang menangani Atma memberikan penjelasan secara detail padaku

"Lakukan yang terbaik dok untuk anak saya, saya menyetujui apapun tindakan yang akan dokter lakukan demi kesehatan dan keselamatan Atma" ucapku lirih, sebenarnya ada rasa sakit saat mengucapkannya karena disaat bersamaan bayangan Atma melalui proses demi proses operasi yang akan ia jalani pastilah terasa sakit diusianya menginjak enam bulan

"Tapi kami memiliki masalah kesediaan stock darah dengan Rhesus  O negatif, apakah ibu memiliki golongan darah O Rhesus negatif? Atau ayahnya?"

"Saya Rhesus positif, papanya yang memiliki golongan darah Rhesus negatif dok." Atma memiliki golongan darah ayahnya yang tergolong langka yaitu Rhesus negatif.

"Syukurlah kita bisa minta secepatnya Papa dari bayi ini untuk mendonorkan darahnya, agar operasi bisa segera dilakukan." permintaan dokter agar menghadirkan Mas Denis sebagai pendonor membuat Aku bingung karena tidak semudah itu untuk melakukannya, dan apakah Mas Denis bersedia mendonorkan darahnya untuk anak yang telah dibuangnya?

"Akan saya usahakan dok."

Aku keluar dari ruangan dokter dengan langkah gontai, belum terpikirkan olehku akan bertemu dengan mantan suamiku dalam situasi seperti ini, namun Aku harus tetap menemuinya agar proses operasi bisa secepatnya dilakukan tanpa perduli dengan perasaanku saat ini yang masih terluka.

"Ummik titip Atma, Amanda ingin menemui mas Denis agar mau menyumbangkan darahnya yang memiliki jenis Rhesus negatif."

"Iya sayang percayakan pada Ummik."

"Kak, Gita akan menemani Kakak menemuinya, Gita khawatir jika Kakak sendiri kesana." ekspresi Gita nampak cemas, Aku mengangguk tanda menyetujui permintaannya.

"Abi juga akan mengusahakan mendapatkan pendonor dengan Rhesus O negatif Amanda, kita sama-sama usaha." ucap Abi 

Golongan darah Rhesus negatif terutama golongan O hanya bisa menerima donor dari O Rhesus negatif pula, tidak bisa menerima golongan darah A atau B walaupun sama-sama Rhesus negatif, mau tidak mau Aku harus menemui Denis selaku ayah biologisnya yang memiliki golongan darah sama dengan Atma. Saat ini Aku tiba dirumah kediaman keluarga Mas Denis dengan harapan bisa menemuinya langsung, Gita menggenggam erat tanganku memberi kekuatan dan semangat. Ku ketuk pintu rumah yang nampak tertutup itu, setelah dibuka oleh salah seorang asisten rumah tangga ....

"Bik, bisa bertemu dengan mas Denis?"

"Mbak Amanda, silahkan masuk dulu" bik Marni mempersilahkan Aku dan Gita, kupandangi seluruh isi rumah yang terlihat tetap sama seperti terakhir aku berkunjung.

"Siapa yang datang, Bik?" Kulihat Ibu menuruni anak tangga mendekat kearahku, penampilannya sangat rapih, mengenakan baju kebaya sangat elegan.

"Amanda???" Mantan ibu mertuaku terlihat kaget dengan kedatangan ku saat ini.

"mau apalagi kamu datang kesini? Atau kamu mau menggagalkan pernikahan Denis?" Ucapnya, pertanyaan ibu secara beruntun membuat Aku bingung harus menjawab apa.

"Pernikahan? Maksud ibu?"

"Kamu tidak tahu atau pura-pura tidak tahu hmm??? Denis akan menikah, sekitar dua jam lagi  akad nikah akan dilaksanakan." mendengar penjelasan mantan ibu mertuaku, hati ini terasa nyeri mendengarnya, entah karena pernikahan kedua Mas Denis atau hal lain aku tidak mengerti rasa sakit apa yang hadir dalam hati ini, namun yang pasti aku tidak merasakan air mata yang akan terjatuh, air mataku terasa mengering.

"Amanda benar-benar tidak tahu Bu tentang pernikahan itu."

"Kami datang kesini hanya meminta mas Denis menjadi pendonor darah untuk anak mereka yang saat ini membutuhkan darah papanya." ucap Gita

"Ada apa bu? Dari dalam kamar terdengar keributan." Mas Denis keluar kamarnya, mengenakan tuxedo hitam sangat rapih dan terlihat tampan, wajahnya mengingatkan Aku pada Atma yang saat ini tengah berjuang untuk hidup.

"Maaf mas jika kami membuat keributan dirumah ini." ucapku padanya saat pandangan kami bertemu, Mas Denis terperangah melihatku saat ini dirumahnya.

"Amanda ...."

"Amanda datang kerumah ini bukan untuk menggagalkan pernikahan seperti apa yang Ibu katakan, Aku datang kesini hanya memintamu mendonorkan darah untuk anak kita."

"Apa yang terjadi dengan Danish?" 

"Ia harus segera melakukan operasi jantung, namun golongan darah yang langka operasi itu ditunda sampai mendapatkan stok darah, dokter meminta agar Aku menghadirkan ayah biologisnya yang memiliki golongan darah yang sama, maka dari itu Aku datang kesini."

"Halah itu hanya akal-akalan kamu saja Amanda, untuk mengacaukan acara pernikahan Denis, kamu tidak terima 'kan jika mantan suamimu menikah lagi?" Mendengar ucapan Ibu membuat emosiku memuncak.

"Sejak kalian membuang kami, kami sudah tidak peduli dengan kehidupan kalian, Amanda datang kerumah ini bahkan mengemis agar Mas Denis bersedia mendonorkan darahnya hanya karena anakku, demi keselamatan dan kesehatan anakku, demi anakku!!!"

"Aku akan datang kerumah sakit."

"Tidak, tidak akan Ibu ijinkan kamu meninggalkan acara pernikahanmu hanya karena anak cacat itu, lagipula kita 'kan sudah tidak mengakuinya sebagai bagian dari keluarga kita, berani kamu meninggalkan acara pernikahan ini, kamu akan lihat tubuh Ibu tanpa nyawa ...." ucap Ibu setengah berteriak, Gita mengenggam tanganku lebih erat karena ia tahu ini hal terberat yang Aku hadapi, seperti luka yang tersiram cuka, luka itu datang lagi mengingatkan Aku dimasa mereka membuang aku dan Atma.

"Saat ini keputusan ada ditanganmu mas." kutatap wajah Mas Denis menantikan keputusan yang akan ia ambil, ia mengacak rambutnya, mengusap wajah dengan tangannya berkali-kali.

"Amanda, maaf Aku tidak bisa mendonorkan darah, acara pernikahanku akan dilaksanakan beberapa jam lagi, Aku tidak bisa membantumu, maaf ...." Bertambah nyeri hati ini mendengar keputusan Mas Denis, bukan karena ia akan menikah namun Atma memang benar-benar tidak berarti untuknya dan mungkin tidak akan pernah diakui keberadaannya oleh mereka.

"Semoga kamu tidak menyesal dengan keputusanmu mas, Aku hargai keputusanmu ini, dan semakin menyadarkan Aku bahwa anak kita memang tidak berarti untuk hidupmu." Ucapku menatap nyalang wajah Mas Denis, lalu mengalihkan tatapanku ke arah Mantan ibu mertuaku, "Ibu, anakku tidak cacat, akan Aku buktikan anakku anak yang sempurna, jika Ibu tidak mengakuinya bahkan tidak mau membantu kami, paling tidak jangan menghina kami, semoga kalian bahagia diatas penderitaan kami, namun Amanda yakin Allah tidak tidur, cepat atau lambat kalian akan mendapatkan balasan setimpal dari apa yang kalian perbuat, saat itu pasti akan datang, hanya menunggu waktu!"

Bergegas Aku meninggalkan rumah itu, menuju rumah sakit, dalam perjalanan Aku bingung memikirkan bagaimana Aku bisa mendapatkan donor darah untuk operasi yang akan Atma jalani, tanpa stok darah itu operasi tidak akan dilakukan karena akan membahayakan nyawa Atma. Ya Allah apa yang harus Aku lakukan? Gita memelukku tanpa sepatah katapun, ia pun menangis, namun air mataku terasa benar-benar mengering, akupun tidak tahu apa yang terjadi dalam diriku, sakit terasa dalam hati namun air mataku tidak keluar dari pelupuk mata ini. Apakah rasa sakit yang sudah kulalui membuat Aku kuat sekarang? 

Usai TalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang