Delapan

1.1K 83 3
                                    

Hari ini Kak Janu datang kerumah menemui Abi dan Ummik, sengaja datang pada sore hari agar bisa bertemu Abi ucap Kak Janu saat kami berbalas pesan, ia pun tahu jika akhir bulan ini Aku dan Atma akan pindah ke Bandung untuk melanjutkan kuliah ku disana, saat ini kami semua berada diruang tamu, aku memangku Atma yang sedang anteng bermain dengan mainan yang ku pegang.

"Maaf sebelumnya Om, jika saya lancang, saya ingin menjalin hubungan serius dengan Amanda, jika Om berkenan saya ingin menjadikan Amanda istri dan membawa dia dan Atma ke Australia bersama saya." aku dibuat terperangah dengan ucapan kak Janu karena dalam obrolan kami sebelum ia datang tidak membahas tentang pernikahan.

"Saya tidak keberatan dengan niat baikmu nak Janu, hanya saja kali ini Om akan mengajukan syarat untuk mu, jika kamu serius dengan Amanda kamu harus menunggu sampai ia menuntaskan pendidikan nya empat tahun lagi, bagaimana? Sanggupkah?"

"Tapi om .... rasanya saya tidak bisa menunggu lebih lama, saya terpisah oleh Amanda ketika diadopsi dari panti, selama itu saya menjaga hati saya untuknya sampai saya mempunyai kesempatan kembali ke Indonesia untuk bertemu dengannya."

"Om ingin Amanda menyelesaikan kuliahnya dulu, dan keputusan tidak bisa diganggu gugat, serta semuanya sudah disetujui Amanda sebelumnya, om egois kali ini dalam menentukan kehidupan Amanda karena bukan hanya Amanda yang om pikirkan namun kehidupan Atma."

"Kak, Amanda merasa tidak pantas, Kak Janu bisa mencari wanita yang lebih baik dari Amanda, terlebih Amanda belum berkeinginan menikah lagi, mungkin tidak akan ada pernikahan ke dua untuk Amanda, jangan berharap lebih padaku kak karena Aku tidak bisa menjanjikan apapun."

"Jangan katakan kelayakan seseorang hanya dari penilaianmu, seberapa lamapun aku akan menunggu, empat tahun tidak sebanding dengan penantian ku selama ini. Aku akan menunggumu, cukup kamu menjaga hati dan pikiranmu agar pria lain tidak berada didalam sini." Kak Janu mengarahkan tangan ke dadanya "dan sini ...." Ia pun mengarahkan kearah kepala seraya tersenyum hangat kearahku. Ummik dan Abi pun tersenyum, mulutku terasa terkunci untuk menolak permintaan Kak Janu dan akupun tidak bisa menerimanya saat ini, namun ada rasa nyaman dan bahagia ketika bersamanya. Apakah Aku egois menggantung status Kak Janu?

Setelah selesai berbicara dengan Abi dan Ummik, aku mengantar kak Janu sampai didepan mobilnya yang terparkir, sesekali ia mencubit gemas pipi Atma dan mencium nya, namun ia tidak berani menggendong Atma khawatir salah posisi dalam menggendong, ia terlihat menyukai dan menyayangi Atma, banyak hadiah yang ia berikan untuk Atma dan juga aku.

"Lusa Aku akan kembali ke Australia, jika tidak sibuk luangkanlah waktu untuk mengantar Aku kebandara bersama Atma."

"Akan Aku usahakan Kak, Aku tidak bisa berjanji karena lusa jadwal kontrol Atma." jawaban dariku membuat ia tersenyum penuh arti.

"Tidak masalah, Aku akan meneleponmu sebelum aku memasuki pesawat. Kalau seperti ini kita layaknya keluarga kecil ya Amanda."

"Hmm ...." Aku tersenyum getir, empat tahun waktu yang cukup lama, Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya dalam kehidupanku, apakah harapan Kak Janu merajut kebahagiaan dalam sebuah pernikahan bersama ku bisa terpenuhi? 

****

Hari ini Ummik meminta mas Rama mengantarkan Aku dan Atma kerumah sakit, karena Ummik tidak bisa menemaniku, Ummik dan Bu Ratri sedang kebandung mempersiapkan pembukaan cabang butik baru yang mereka kelola. Saat ini aku sudah berada diparkiran rumah sakit, selama perjalanan didalam mobil aku hanya diam dan fokus pada Atma agar tidak merasa bosan saat didalam mobil, saat turun dari mobil, Mas Rama mengambil alih menggendong Atma tanpa meminta ijin dariku terlebih dulu, sikapnya sangat kaku denganku tapi bersikap hangat pada Atma, sepertinya ia memang tipe pria yang menyukai anak-anak.

Usai TalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang