"bagaimana Amanda bisa percaya dengan apa yang Ibu katakan? Jika Mas Rama saja diam dan tidak mengakui perasaannya, dan bagaimana hubungannya dengan Tasya Bu?." Kulihat Ibu menghela nafas berat, Aku menanyakan tentang Tasya bukan karena tanpa alasan, Aku hanya tidak ingin dianggap negatif terlebih dengan status janda yang kusandang, bagaimanapun Aku harus menjaga nama baik keluargaku, apalagi Tasya secara pribadi memintaku menjauhi Mas Rama dan Ibu dengan alasan ia merasa keberatan dengan adanya kami diantara mereka.
"Terlalu banyak ketakutan dan pertimbangan pada diri Rama, yang Ibu tahu Tasya hanya sekadar teman kecil, Ibu hanya ingin kamu tahu perasaan Rama terhadapmu, dan berharap Rama tidak menyesali sikapnya yang telah menutupi semua perasaannya," aku memeluk Ibu, tak terasa air mata mengalir, Aku sudah menganggap ibu Ratri seperti Ummik untukku. "sudahlah Ibu serahkan semuanya kepada Allah, jodoh dan kehidupan kalian, Ibu hanya berdoa yang terbaik untuk kamu, Rama dan Atma."
"Omma dan Mama kenapa berpelukan?" Atma datang kedapur menghampiri kami, kami hanya membalas pertanyaannya dengan senyuman. Ibu menuntun Atma keluar dapur, akupun membawakan minuman keruang keluarga tempat biasa kami berkumpul jika sedang bersama seperti ini.
"Kak biar Aku yang mengambil camilan di dapur, kakak duduk saja disini." akupun menuruti permintaan Gita, mengambil posisi duduk disamping Abi dan Ummik disamping Ibu, Mas Rama dengan Atma dan juga kak Juna. Kak Juna dan mas Rama sudah saling mengenal, sekali bertemu di area permainan sebuah mall ketika mengajak Atma bermain beberapa bulan lalu.
"Langsung saja saya sampaikan niat baik saya yang sudah saya niatkan bahkan ungkapkan pada Amanda, Ummik dan Abi beberapa tahun lalu. Saya berniat melamar dan menjadikan Amanda istri yang akan menemani hari-hari saya dan menjadi Ibu dari keturunan saya kelak, serta menjadikan Atma anak saya." Ucap Kak Janu tegas tanpa ragu, Aku melirik kearah Mas Rama ia terlihat mendekap Atma dalam pangkuannya dan sesekali mengelus lembut kepala Atma namun ekspresi wajahnya terlihat datar, sehingga Aku meragukan apa yang dikatakan Ibu padaku di dapur tadi, Aku yang salah menilai? Atau Mas Rama memang benar-benar ahli dalam mengendalikan emosi dan perasaan cintanya untukku? Ah Aku bingung memikirkannya....
"Abi serahkan semua keputusan pada Amanda." ucap Abi membuyarkan lamunanku
"Bagaimana Nak, apa jawaban kamu?" Tanya Ummik padaku, Aku diam beberapa saat untuk menetralisir semua perasaan dan pemikiranku yang berkecamuk saat ini.
"Insyaallah Amanda menerima lamaran Kak Janu." akhirnya Aku memutuskan hal besar itu dalam hidupku, kulihat wajah Ibu terlihat sendu, namun Aku tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak ada ungkapan kepastian yang terlontar dari Mas Rama tentang perasaannya, sementara ada Kak Janu yang memberikan kepastian perasaan dengan cara langsung melamarku. Seandainya Aku menolak Kak Janu yang sudah menunggu lama untuk menantikan kesempatan ini, itu sangat tidak adil untuknya, harapanku semoga keputusan yang Aku ambil benar. Kak Janu terlihat sangat bahagia mendengar jawaban yang Aku berikan, membuat hati ini sedikit lega, setidaknya Aku tidak mengecewakan dirinya hanya karena sebuah ketidakpastian dan ketidakjujuran seseorang. Bagaimanapun yang dibutuhkan seorang wanita hanyalah kepastian.
"Alhamdulillah, terimakasih Amanda. Aku akan merencanakan pernikahan kita secepatnya." Aku hanya bisa tersenyum tipis, karena setelah memberikan jawaban Aku merasa gelisah, entah apa yang Aku rasakan saat ini, bukankah seharusnya Aku bahagia?
"Wah, Nak Janu sudah tidak sabar sepertinya."
"Saya sudah menunggu lama Ummik kesempatan ini," Kak Janu mengeluarkan sebuah kotak bludru berwarna merah berbentuk hati, kemudian ia membukanya, kulihat sebuah cincin sederhana didalamnya, Kak Janu meminta tanganku untuk dipasangkan cincin olehnya. "ini cincin pertunangan kita, cincin ini menunggu sejak lama agar terpasang dijari manismu, sebenarnya empat tahun lalu Aku sudah mempersiapkan cincin ini." Kak Janu memasangkan cincin itu, dan tersenyum bahagia kearahku. Tatapan cinta dan bahagianya membuat Aku terharu, meskipun keputusan ini menimbulkan sedikit keraguan dalam hatiku, tapi Aku mungkin tidak akan sanggup melihatnya kecewa karena ia sudah sabar dan setia menungguku sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Usai Talak
RomanceVirus TORCH dianggap remeh, padahal sudah selayaknya diketahui oleh banyak wanita yang akan atau sudah berstatus seorang Ibu. Dokter memastikan bahwa seorang bayi bernama Atma yang baru dilahirkan terkena ROP (Retina Of Prematurity), terancam tidak...