Sepuluh

1.2K 81 3
                                    

"Kalian kenapa sih diam saja." ucap Gita saat diperjalanan menuju rumah, namun aku dan mas Rama tidak menyahuti ucapan Gita, membuat Gita terlihat kesal.

"Keponakan tante, kamu bisa tidak menjelaskan ke Tante apa yang terjadi? Terkadang orang dewasa itu malah kekanakan dibandingkan bayi sepertimu Atma." Gita berbicara pada Atma melampiaskan kekesalannya, akupun tersenyum melihat tingkah Gita. Ponselku berdering menampilkan nama Kak Janu, Aku baru teringat sore ini Kak Janu akan kembali ke Australia.

"Kamu sudah sampai mana Amanda?" ucap kak Janu dari seberang telepon.

"Aku masih dijalan Kak, baru selesai kontrol kerumah sakit, sepertinya Aku tidak bisa kebandara, waktunya pasti tidak akan cukup."

"Tidak masalah, yang penting kamu memberi kabar padaku, dari pagi sama sekali tidak ada pesan darimu, aku hanya khawatir."

"Aku dan Atma baik-baik saja Kak, jangan khawatir, semoga selamat sampai tujuan, jangan lupa kabari Aku jika sudah sampai." Kututup sambungan telepon dari Kak Janu, dan setelahnya Gita mengajukan banyak pertanyaan untukku

"Kak, yang dikatakan Ummik dan Abi benar tidak?"

"Tentang apa?"

"Kakak dilamar Kak Janu kemarin." ucap Gita, mas Rama seketika mengerem mobilnya secara mendadak, Aku dan Gita kaget, untung saja Atma memakai baby car seat sehingga ia aman dari benturan.

"Duh Kak Rama gimana sih, hati-hati dong!" Protes Gita.

"Maaf, tadi tiba-tiba ada yang menyeberang." ia pun melajukan mobilnya kembali.

"Kak jangan bohong deh, inikan jalan tol kota, mana ada yang menyeberang." tawaku pecah mendengar ucapan Gita.

"Bawel." ucap mas Rama kesal

"Akan Aku adukan pada Ibu dan Ummik ya kalau kak Rama menyetir dengan ugal-ugalan." ancam Gita

"Ya ampun Gita, sudahlah mungkin tadi benar ada yang lewat, mungkin petugas tol yang lewat." Aku membela Mas Rama kali ini, agar Gita tidak benar-benar mengadukannya pada ibu Ratri dan juga Ummik.

"Wah kompak sepertinya kalian, sampai Kak Amanda membela Kak Rama, Aku yakin terjadi sesuatu pada kalian, lihat saja Aku akan mengadukan semua yang terjadi dirumah sakit sampai kejadian sekarang pada Ibu, Ummik bahkan Abi." 

"JANGAN" ucapku berbarengan dengan mas Rama, kulihat Gita tertawa, ahh ternyata kami dikerjai olehnya.

****

Hari ini keberangkatan Aku kebandung untuk menetap disana selama melanjutkan kuliah, Aku mempersiapkan semua barang-barang yang akan dibawa agar tidak ada yang tertinggal, tiga koper dan satu box mainan Atma sudah siap untuk dibawa ketempat kami yang baru, Atma bertambah aktif dan pintar meskipun harus selalu rutin melakukan therapi agar tumbuh kembangnya optimal mengingat riwayat penyakit jantung yang ia derita.

"Sudah siap, Nak?" Tanya Ummik masuk kedalam kamarku.

"Sudah Ummik, tinggal mengangkut semuanya."

"Sebelum kamu pergi, ada masalah yang harus kamu selesaikan dahulu bersama Rama." 

"Maksud Ummik?"

"Kita turun kebawah sekarang." ajak Ummik, Aku mengikuti langkah Ummik untuk turun kelantai bawah, saat menuruni anak tangga kulihat Abi, Mas Rama, Gita dan juga Tio, Tio adalah pengacara yang biasa menangani masalah tentang hukum yang kami hadapi, perceraianku ia yang mengurusnya.

"Duduk Amanda." ucap Abi, akupun duduk disamping Abi. "Jelaskan secara detail apa yang terjadi ketika kamu dan mantan suamimu bertemu dirumah sakit Minggu lalu?"

Usai TalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang