13. Pieces💞

796 85 9
                                    

Selama 3 hari Winter tinggal bersama Vienna di apartnya. Selama itu juga entah kenapa dia merasa khawatir dengan Rain. Dia tidak melihat Rain lagi semenjak dirinya keluar dari rumah sakit waktu itu. Dia juga tidak tahu bagaimana kabar Rain saat ini. Ingin rasanya Winter menghubugi Rain menanyakan kabarnya. Tapi Winter tidak berani melakukannya. Dia merasa bersalah karena sudah melanggar perintah Rain untuk tidak keluar dari rumah sakit tanpa seijinnya. Andai waktu itu dia nurut pasti kejadiannya tidak akan seperti ini. Dia tidak mungkin di jual oleh ayahnya dan berakhir dia di bawa oleh anak buah Paris. Beruntung masih ada yang mau menolongnya, jika tidak? Entah apa yang akan terjadi padanya.

"Lo ngapain di situ?" Vienna heran melihat Winter yang terus duduk dekat jendela dan memandang ke arah luar jendela terus menerus. Padahal setahunya pemandangan di balik jendela itu hanya ada jalan raya saja. Tentu tidak menarik menurutnya.

"Kak aku mau pulang" ucap Winter tiba-tiba berhasil membuat Vienna menatapnya kembali.

"Lo punya rumah emang?" terdengar sangat menusuk sekali untuk Winter. Vienna benar memang dia punya rumah untuk pulang? Rumah yang selama ini dia anggap rumah tidak lebih sekedar neraka baginya. Setiap kali dia pulang dia hanya akan mendapat siksaan saja di sana. Tidak ada kebahagiaan, tidak ada kehangatan di sana. Winter terdiam, lalu kembali memandang ke luar jendela. Dia ingin pulang, ingin melihat Rain kembali. Dia ingin tahu bagaimana kabarnya. Apa kakak kelasnya itu baik-baik saja? Atau tidak? Tapi Winter berharap Rain baik-baik saja.

~❄~

Rain di bawa ke rumah sakit setelah kejadian yang menimpanya. Beruntung putri Taeyeon yang bernama Melati menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit. Walau sedikit terlambat tapi seengganya nyawa Rain masih bisa tertolong.

Taeyeon merasa sangat bersalah atas kejadian yang menimpa Rain. Andai dia tidak memulangkan Winter mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Rain tidak mungkin mengalami ini semua. Sungguh Taeyeon merasa gagal sebagai dokter. Bagaimana mungkin dia melakukan hal ceroboh seperti ini? Dia juga tidak tahu dengan keadaan Winter. Dia berharap Winter baik-baik saja. Jangan sampai Winter mengalami kejadian yang serupa dengan Rain. Kalau itu terjadi seumur hidup Taeyeon tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Mih, mamih mending istirahat aja sekarang, Rain biar Melati yang jagain" ucap Melati dia tidak tega melihat mamihnya seperti ini. Terus menyalahkan dirinya sendiri. Semuanya sudah terjadi, percuma kalau mamihnya menyalahkan dirinya sendiri. Tidak akan mengubah apapun.

Taeyeon menggeleng, dia masih ingin menjaga Rain yang terbaring lemah di ranjang pasien. Banyak alat-alat medis yang menempel di tubuhnya. Rain juga belum sadarkan diri sampai saat ini. Taeyeon tidak sanggup melihat respon Rain saat dia sadarkan diri nanti. Apalagi dengan apa yang terjadi padanya. Sungguh siapa saja tidak akan sanggup melihatnya. Alat Vital Rain mengalami luka yang cukup serius dan lebih parahnya lagi orang yang sudah melecehkan Rain meninggalkan bekas yang akan membuat Rain trauma nantinya. Di dada Rain terdapat luka goresan yang cukup dalam, luka goresan itu membentuk sebuah nama. Taeyeon yakin itu nama si pemerkosanya. Betapa bejatnya orang itu, tega melakukannya pada seorang gadis yang masih di bawah umur. Luka goresan itu pasti akan susah di hilangkan nantinya. Bagaimana jika nanti Rain melihat luka goresannya? Astaga Taeyeon tidak bisa membayangkannya.

"Kamu lebih baik jagain Mawar, Rain biar mamih yang jagain" oh ya, Mawar itu kakak kandung Rain. Dia pingsan saat melihat tubuh adiknya tidak berdaya di depan mata kepalanya sendiri. Saat itu dia ikut bersama Taeyeon pergi ke rumah Winter karena Melati menelfon Taeyeon minta di kirimkan ambulance segera ke rumah Winter. Mawar ini mantan kekasih Melati jadi jangan heran dia bisa mengenal Taeyeon. Tapi sayangnya Taeyeon tidak mengetahui kalau Rain adalah adik Mawar, saat dia mengetahuinya dia sangat terkejut. Rasa bersalahnya semakin bertambah. Hubungan Taeyeon dan Mawar bisa di bilang baik. Selama Mawar berpacaran dengan Melati, Mawar sering mampir ke rumah Taeyeon dan dia juga sudah menganggap Taeyeon seperti orang tuanya sendiri. Taeyeon pun begitu, dia sudah menganggap Mawar seperti putrinya sendiri. Walau hubungan Mawar dan Melati sudah berakhir, tapi hubungan Mawar dengan Taeyeon masih baik-baik saja sampai sekarang.

☔Rain in the Winter❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang