10. Dark🌘

946 118 4
                                    

Setelah meminta bantuan kakaknya, Rain kembali ke rumah sakit lagi untuk menemani Winter. Kesehatan Winter belum sepenuhnya pulih, jadi dokter belum mengijinkannya untuk pulang. Ia pun tidak masalah jika harus menemani Winter terus di rumah sakit. Karena memang itu tanggung jawabnya. Kalau bukan karena dirinya Winter tidak akan seperti ini. Sampai sekarang Rain masih menyalahkan dirinya sendiri.

"Sus pasien yang ada di sini kemana?" tanya Rain heran melihat kamar Winter kosong.

"Oh, pasien sudah pulang mba" jawab suster.

"Pulang? Gimana bisa pulang kan dia belum sembuh total sus?"

"Saya kurang tau mba, tadi yang ngijinin pasien pulang dokter Taeyeon" Karina menggeram kesal mendengar nama Taeyeon.

"Ck! Dokter ngeselin itu lagi!" kesalnya, lalu segera pergi setelah mengucapkan terima kasih pada suster tadi.

~☔~

'PLAAKK!'

Sudut bibir Winter mengeluarkan darah segar akibat tamparan keras dari sang ayah.

"DARI MANA AJA KAMU HA?!! SEKARANG BARU PULANG?!!" marah Key. Dari kemarin ia terus mencari Winter namun tidak ketemu juga.

"Maaf yah, Winter abis kecelakaan. Jadi Winter di rawat di rumah sakit" ucap Winter menunduk takut dengan kemarahan ayahnya.

"Saya tidak peduli! Sekarang berikan saya uang!!" Winter jadi semakin takut. Ia tidak memiliki uang sepeser pun.

"Winter gak punya uang yah" ujarnya lirih.

'PLAKKK'

Kembali Key melayangkan tamparan keras di wajah Winter. Kali ini hidung Winter yang mengeluarkan darah. Dengan kasar Key menarik kerah baju Winter dan menatapnya tajam.

"Kamu bilang apa? Gak punya uang? Terus yang bayar biaya rumah sakit kamu siapa ha?!! Kamu kira saya bodoh?!!" Key mendorong kursi roda Winter. Membuat Winter terjatuh dari kursi rodanya. Winter meringis merasakan sakit di sekejur tubuhnya.

"Kayanya keputusan saya buat menjual kamu ke tuan Paris adalah pilihan yang tepat. Apalagi kamu udah gak berguna buat saya" smirk Key.

Winter terkejut dengan perkataan ayahnya. Setega itukah ayahnya? Tidak pernah terpikir di pikiran Winter jika ia akan di jual seperti ini oleh ayah kandungnya sendiri.

Berusaha keras Winter meraih kaki Key, "Ayah Winter mohon jangan jual Winter. Winter janji bakal hasilin uang yang lebih banyak lagi, tapi Winter mohon jangan jual Winter yah" Winter sampai memeluk kaki ayahnya. Ia takut bahkan sangat takut. Winter tidak tahu lagi harus bagaimana? Apa nasibnya harus semengenaskan ini?

"Kamu akan menghasilkan uang dengan kondisi kamu yang cacat ini? Haha ha, waktu kamu gak cacat saja kamu gak pernah dapat uang banyak, apalagi sekarang?" Key menyingkirkan tangan Winter yang memeluk kakinya dengan kasar. Ia menatap remeh kondisi Winter sekarang. Winter sudah tidak bisa menghasilkan uang untuknya, jadi buat apa ia mempertahankannya? Lebih baik di jual kan? Dengan begitu ia akan mendapat banyak uang. Pemikiran yang bagus sekali. Key bangga dengan dirinya sendiri. Ada untungnya juga Winter cacat, jadi Winter tidak akan bisa kabur.

"Mending sekarang kamu siap-siap aja, karena sebentar lagi anak buah tuan Paris akan ke sini buat bawa kamu"

"Apa ayah serius akan menjual aku?" Winter berharap ayahnya tidak serius menjualnya.

☔Rain in the Winter❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang