12. Winter Sleep❄

953 89 25
                                    

Setelah masuk Rain tidak mendapati keberadaan Winter di sana. Dia bingung. Rain lalu menoleh ke Key yang dari tadi hanya berdiri diam saja.

"Om Winternya mana?" tanya Rain. Bukannya menjawab Key justru tersenyum menyeringai. Perlahan dia mulai mendekati Rain. Rain segera mundur menjaga jaraknya dengan Key.

"O-om m-mau ngapain?" gugup Rain namun Key tetap tidak menjawab dia semakin mendekati Rain. Hingga punggung Rain menabrak dinding di belakangnya. Itu berarti Rain tidak bisa kemana-mana lagi. Dia sudah terjebak. Betapa bodohnya dia dengan mudah percaya saja dengan Key. Harusnya dia sudah tahu kalau Key adalah seorang pembohong besar. Rain meurutuki kebodohannya sendiri. Lalu sekarang dia harus bagaimana? Kabur? Tidak semudah itu.

"O-om s-saya m-ohon jangn macem-macem!" Rain mencoba memberi peringatan pada Key. Dia sebisa mungkin tetap tenang. Walau sebenarnya dia sangat takut sekarang. Tidak ada siapa-siapa di sana hanya ada dirinya dan Key. Rain tidak bisa meminta tolong. Rumah Winter terletak di lingkungan yang cukup sepi, jarang ada orang yang lewat di sana. Karena di sekeliling rumah Winter banyak di keliling pepohonan besar. Jadi warga pun enggan membangun rumah dekat sana.

Key sudah berdiri tepat di depan Rain. Dia memindai wajah Rain yang tampak tidak ada kecacatan sedikit pun. Beruntungnya anaknya itu bisa berteman dengan orang seperti Rain. Key yakin Rain pasti anak orang kaya. Itu terbukti kulitnya yang sangat terawat. Key jadi tidak sabar untuk segera menikmati tubuh Rain.

"Lebih baik kamu diam saja! Jangan coba-coba melawan saya!" Key mencengkeram bahu Rain kencang. Membuat Rain meringis sakit. Kuku jemari Key menusuk kulitnya walaupun Rain memakai baju lengan panjang.

"Om tolong lepasin saya" mohon Rain. Dia coba menahan tubuh Key yang semakin mendekat padanya. Jarak mereka berdua semakin menipis. Bahka hembusan nafas Key dapat Rain rasakan. Sebisa mungkin Rain berontak ketika Key dengan lancangnya memegang bagian sensitifnya. Rupanya Key tidak tinggal diam, dia menahan kedua tangan Rain di antara kepalanya. Hingga Rain tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tenaganya kalah jauh dengan Key. Walau bagaimana pun Key seorang pria sedangkan Rain seorang wanita. Tenaga pria akan jauh lebih besar ketimbang tenaga wanita.

"Bukankah sudah saya bilang! Jangan coba melawan saya! Kamu hanya tinggal menikmatinya saja!" senyum jahat Key. Dia benar-benar tidak memiliki hati. Bagaimana bisa dia melakukan itu? Tidak kah dia merasa kasihan pada Rain? Rain seumuran dengan putrinya sendiri. Tapi Key tidak peduli. Dia tidak memikirkan dampak yang terjadi jika dia melakukan perbuatan bejatnya itu pada Rain. Masa depan Rain akan hancur. Key memang tidak memiliki hati, putrinya saja dia jual apalagi Rain yang jelas bukan siapa-siapanya.

"Om saya mohon jangan hiksss,... hikkss,..." roboh sudah pertahan Rain, dia merasa jijik dengan dirinya sendiri. Key tidak peduli dengan tangisan Rain, yang dia inginkan sekarang hanya menikmati tubuh gadis cantik di depannya.

'Chup'

Dengan kasar Key mencium paksa Rain, Rain menggigit bibir bawahnya erat, agar Key tidak bisa memasuki mulutnya.

"Rupanya kamu ingin bermain-main dengan saya" Key meremas dada Rain, hingga membuat Rain membuka mulutnya. Lalu Key memanfaatkan itu dia dengan cepat memasukan lidahnya ke dalam mulut Rain. Mengabsen satu per satu deretan gigi Rain. Tentu Rain tidak membalas lumatan Key itu. Dia masih mencoba berontak. Kepalanya dia gelengkan ke kiri dan ke kanan. Menghindari ciuman Key. Tidak itu saja, Rain juga menggunakan kakinya untuk melawan Key. Dia berusaha menendang kemaluan Key. Tapi sayang dia kalah cepat. Key sudah lebih dulu menghindarinya. Key menarik tangan Rain dengan kencang lalu dia mendorongnya ke sofa. Hingga Rain jatuh telentang. Key segera menindihnya.

"Mari kita bersenang-senang" ucapnya. Kemudian dia kembali mencium Rain. Tidak hanya itu tangan Key juga aktif membuka satu per satu kancing baju Rain. Ciuman mulai turun ke leher Rain, Key membuat tanda kepemilikan di sana. Tidak hanya satu Key membuat banyak tanda sampai ke bahunya. Karena sudah tidak tahan lagi Key merobek baju yang Rain pakai.

☔Rain in the Winter❄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang