"Nanti kelulusan lo mau nampilin apa Rain?" Giselle menoleh ke arah Rain yang masih sibuk bermain handphonenya. Tidak ada sahutan dari Rain, membuat Giselle sedikit jengah, ia mengambil paksa handphone Rain, agar Rain tidak mengacuhkannya lagi.
"Balikin handphone gue!?" Rain berusaha merebut kembali handphonenya yang di ambil Giselle, namun sia-sia saja karena Giselle lebih gesit dalam menghindarinya. Akhirnya Rain memilih duduk kembali dan membiarkan saja handphonenya ada di tangan Giselle.
Giselle tentu saja tersenyum penuh kemenangan melihat Rain pasrah saja handphonenya ada padanya.
"Heran gue, tiap hari kerjaanya ngebucin mulu lo" Giselle melihat-lihat room chat Rain dan Kai. Ia bahkan membaca semua isi pesannya. Yeji yang juga kepo, dia kemudian ikut melihat room chat Rain dengan Kai.
"Cih alay banget!" cibirnya. Kemudian ia menyudahi melihat handphone Rain.
"Iri aja kalian!"
"Jadi lo mau nampilin apa nanti pas kelulusan kita?" Yeji kembali membahas pertanyaan Giselle yang belum di jawab Rain. Ia sedikit heran melihat Rain tiba-tiba saja tersenyum setelah ia bertanya seperti itu padanya.
"Gue mau nampilin dance sama Kai" jawab Rain yang tampak malu-malu.
Yeji dan Giselle hanya bisa mencibirnya saja melihat kebucinan Rain.
"Oh ya, gue denger kemarin Winter ya yang kepilih gantiin lo jadi ketua Osis?" Giselle tidak ada di saat pengumuman, jadi ia kurang tahu akan hal itu. Untuk memastikannya ia memilih untuk bertanya langsung kepada mantan ketua Osisnya.
Rain mengangguk singkat.
"Setahu gue dari kita SMP dulu lo sama Winter bareng terus Rain, lo selalu jadi ketuanya dan Winter selalu jadi wakilnya dan setelah itu Winter yang gantiin posisi lo. Jangan-jangan kalian jodoh?" ucap Yeji asal.
"Bukan dari SMP tapi dari SD" ralat Rain. Ia memang sudah mengenal Winter dari dulu. Tapi hubungannya dengan Winter tidak terlalu dekat. Walaupun ia dan Winter selalu terlibat diskusi bersama. Entah kenapa? Ia pun tidak tahu.
"Oh ya? Berarti bener kata Yeji, kalian jodoh. Buktinya kalian bareng-bareng terus sampe sekarang" Giselle menyetujui perkataan Yeji. Ia tidak menyangka jika Rain ternyata sudah mengenal Winter sangat lama.
"Jangan ngaco kalian. Gue udah ada Kai" Rain memutar bola matanya malas.
"Siapa tau kalian emang jodoh" Yeji masih saja bersikekeh menjodohkan Rain dengan Winter.
"TERSERAH!" setelah itu Rain memilih untuk pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.
"Rain tungguin elah" Giselle dan Yeji segera mengejar Rain.
~☔~
"Win pulang sekolah maen yuk?" ajak Ryujin yang sudah duduk di atas meja Winter.
"Gue gak bisa, lo kan tau sendiri tiap pulang sekolah gue harus kerja" Ryujin mendengus kesal. Lagi-lagi itu alasan Winter menolak ajakannya.
"Sehari bolos gak papa kali Win, itung-itung refreshing" Winter menggeleng, jika ia tidak bekerja, maka ia tidak mendapatkan uang, lalu ia akan berakhir tidur di jalanan lagi. Karena tidak di ijinkan tidur di rumah oleh ayahnya. Tentu saja ia tidak mau sampai tidur di jalanan lagi.
"Gak bisa Jin, sorry" ucap Winter merasa tidak enak pada sahabatnya itu, karena selalu menolak ajakannya.
"Gak usah maksa kali! Kalo Winter gak mau ya udah!" Ningning yang sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraan mereka kini mulai menyahuti. Acara membacanya ia tunda terlebih dahulu karena fokusnya sudah terusik oleh obrolan Ryujin dan Winter di tempat duduknya.
"Nyaut aja lo nenek lampir!" Ryujin memutar matanya malas pada Ningning.
"Syirik aja lo genderuwo!" Ningning tidak mau kalah dengan Ryujin.
Winter hanya menyaksikan saja perdebatan mereka berdua. Tanpa berniat menengahinya. Lagian lumayan hiburan gratis.
~❄~
'Kriing Kriing'
Bel pulang sudah berbunyi nyaring. Semua siswa pun segera bergegas membereskan alat-alat tulisnya dan meninggalkan kelas. Begitu pun dengan Rain, yang sudah siap untuk pulang. Hari ini ia pulang sedirian, karena kekasihnya sedang ada keperluan, jadi tidak bisa pulang bersamanya.
Saat ia akan pergi menuju halte bus, dari jauh ia bisa melihat Winter sudah ada di sana, seketika senyumnya terbit. Itu berarti ia tidak akan sendirian menunggu bus datang.
"WINTER" panggilnya sambil melambaikan tangan pada Winter dari jauh. Yang di panggil pun segera menoleh ke asal suara, Winter tersenyum melihat Rain menyapanya dari jauh. Ia lalu ikut melambaikan tangan membalas Rain.
Tanpa melihat ke kanan dan ke kiri, Rain berlari menyebrang untuk menghampiri Winter.
"KAK RAIINN,... AWASS,...!"
'BRAAKKK'
Sebuah truk besar menabrak seseorang. Orang-orang yang melihat kejadian itu pun sontak segera menghampiri korban yang terlihat sudah tidak berdaya dengan darah yang terus mengalir dari tubuhnya.
Sedangkan sang supir truk segera kabur, sebelum polisi datang, karena ia tidak mau sampai di mintai pertanggung jawabannya. Apalagi tadi jelas-jelas bukan sepenuhnya salahnya menurutnya.
~❄ Winter ❄~
"Takdir kita yang belum selesai berakhir di sini"
***
~☔ Rain ☔~
"Cinta telah datang, tapi kau mengatakan kau akan pergi
Aku menunggumu, tapi kau mengatakan aku tak bisa melihatmu lagi"***
KAMU SEDANG MEMBACA
☔Rain in the Winter❄
Fanfic~❄ Winter ❄~ Hujan Cinta sangat tak berperasaan Hujan Kenapa cintaku selalu seperti ini? ~☔ Rain ☔~ Musim dingin Aku harap salju akan turun Musim dingin Aku mencintaimu Saat aku melihatmu hatiku seperti salju yang penuh Tidak akan pernah meleleh Mu...