Rich pulang kala matahari berada di ujung barat. Semburat jingga menjadikan mansion lebih hangat. Apalagi begitu ia datang si kecil menyambut dengan riang.
Luna asyik bermain kejar-kejaran dengan Toben dan Kai. Di halaman depan yang rindang karena pohon cemara menjadi lebih hidup karena gelegar tawa Luna.
"Ayahhh.." pekik Luna berlari membelok dari tujuan yang awalnya ke arah Kai kini menjadi ke arah Rich.
Sang ayah paham apa yang harus dilakukan. Ia merentangkan tangan sambil berjongkok. Ia biarkan tubuh kecil Luna memeluk lehernya.
"Astaga.. ayah sangat merindukanmu.." kata Rich mengusap pucuk kepala Luna.
Luna membuat jarak lalu bersirobok dengan manik mata sang ayah. Ia pasang wajah cemberut untuk meluluhkan hati pria yang terkenal keji dan bringas.
"Kenapa ayah baru pulang sekarang?" Luna melipat tangan, ia siap mendengarkan alasan apapun yang Rich lontarkan.
Rich memegang bahu Luna "Ayah benar-benar minta maaf. Pekerjaan ayah sangat banyak akhir-akhir ini."
"Apa ayah baik-baik saja?"
"Ya. Luna bisa melihatnya sendiri."
"Tidak ada yang terluka?"
"Eee.. sedikit tapi bukan masalah."
"Sebenarnya apa pekerjaan ayah? Mengapa setiap ayah pulang selalu membawa luka?"
"Luna akan tahu jika sudah dewasa. Dimana ibu?"
"Ibu bersama Oma."
"Oma? Ayah masuk dulu, bermainlah dengan paman Kai."
Luna mengangguk.
Rich menegakkan badan. Rasa senang setelah bertemu Luna berganti gugup saat Rich mendapati sang ibunda duduk berdua bersama istrinya. Perlahan Rich mendekat dan menyusul duduk di samping sang istri.
Bak pengakuan dosa besar yang selama ini Rich pendam, gugup melingkupi sanubari. Dua telapak tangan sudah basah keringat dingin.
Belum lagi tangan yang bergetar menambah kegalauan Rich untuk membuka mulut. Ia hanya mampu menunduk, memainkan jari-jari dan kebingungan.
Sesekali ia melirik interaksi Baekhyun dan ibunya yang tanpa kecanggungan sedikit pun. Rich ingin memulainya tapi tak tahu harus mulai dari mana.
"Rumah ini besar sekali. Pemandangannya bagus dan asri." ucap Yoona setelah mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.
Yoona, Rich dan Baekhyun berada di ruang tamu. Sofa-sofa hitam yang tertata rapi menjadi sandaran mereka untuk berbincang.
Baekhyun mengulas senyum manis. Ia tak menduga Yoona berkenan diajak untuk tinggal bersamanya.
Baekhyun bertanya dengan sopan "Ibu suka?"
"Tentu, omong-omong aku merasa tidak asing dengan pria ini."
Sebab yang ditemui Yoona bukan pria berkacamata bulat besar dan tebal. Namun, pria dengan codet di wajah dan rambut agak gondrong yang maskulin.
Baekhyun menatap suaminya, kegelisahan Rich dapat ia tangkap melalui mata. Baekhyun menarik suaminya untuk duduk lebih dekat dengannya.
Dengan penuh perhatian Baekhyun menggenggam satu tangan Rich lalu memimpin percakapan. Baekhyun berkata dengan lembut agar Yoona tidak begitu terkejut.
"Ibu.." panggil Baekhyun.
Yoona berdeham, manik matanya lekat meminta jawaban.
"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan."
![](https://img.wattpad.com/cover/270476711-288-k467974.jpg)