𝐬𝐩𝐨𝐢𝐥𝐞𝐝 𝐛𝐫𝐚𝐭 𝐩𝐫𝐞𝐯𝐢𝐞𝐰 I 𝐤. 𝐬𝐡𝐢𝐧𝐬𝐮𝐤𝐞

308 34 7
                                    


"dek, ini kenapa kok engga dihabisin sarapan nya ?"

celotehan pria bersurai dwiwarna terdengar oleh rungu, membuat wanita itu menolehkan pandangan dari layar persegi yang menampilkan drama telenovela.

"engga kuat, mual banget."

tak sampai lima detik menatap sang suami, wanita itu mengembalikan fokus pada cerita telenovela yang tak ada habisnya. pria itu menghela nafas, dikala ia tahu kebiasaan baru sang istri.

"tadi yang minta dibikinin nasi goreng siapa ? udah mas bikinin, tapi engga di habisin."

"salahin degem nya, bikin mual terus."

"mas suapin mau ?"

gelengan kepala menjadi jawaban, terlalu sibuk dengan drama yang ditampilkan pada layar persegi sehingga membuat seorang kita shinsuke mulai naik pitam.

dengan tergesah mengambil piring sembari tubuh menempatkan diri disebelah sang istri, tangan terulur dengan peralatan makan yang tergenggam pada tangan kanan, "buka mulut nya, kalau engga makan nanti kasihan dedek nya kelaparan."

"mas shin udah dibilangin berapa kali sih, nanti pasti aku muntahin."

kini tangan tak lagi menggenggam peralatan makan, beralih pada perut buncit sang istri membelai nya dengan penuh kasih sayang sembari mulut berucap, "adik yang pinter ya, kasihan mama makan nya cuma dikit, nanti kamu ikut laper juga."

iris yang memperhatikan interaksi seorang calon ayah beserta calon buah hati membuat salah tingkah, rangkaian kata yang terdengar manis hingga belaian lembut seorang kita memberi reflek sipuan pada pipi delima.

tak tahan akan tingkah laku suami nya, ia segera berucap. "i—iya deh, suapin ya tapi."

kita yang mendengar ucapan sang istri lantas tersenyum, kembali memberikan sebuah suapan.

"pelan pelan ya dek, mas ambilin minum dulu."

wanita itu tengah terdiam sedikitpun tubuhnya tak berkutik lantaran ia tahu peraturan yang dibuat oleh sang suami untuk nya, disaat ia mengunjungi ladang kebanggan keluarga kita.

duduk seorang diri tanpa ada seorang insan yang melewatinya, memperhatikan tiap tiap tanaman yang terhembus oleh sejuknya angin.

helaan napas keluar, rasa bosan yang sedari tadi melanda pikiran tak kuasa harus berdiam diri di tempat yang bahkan tak memiliki daya tarik.

figur pria dwiwarna itu memperhatikan (y/n), napas nya sedikit tercekat dikala tahu sng istri beranjak dari tempatnya. dengan terburu kita segera mengampiri nya,

"dek, mau kemana ?"

"bosen, mas shin engga bolehin aku keliling. dedek nya bosen, dari tadi disuruh diem mulu."

"bentar lagi selesai, kamu tunggu bentar lagi gaapa kan ? paling lama dua puluh menit."

hidung wanita itu mengkerut, ia tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh seorang kita shinsuke. "engga mau, capek nunggu."

"bentar aja kok dek, degem nya aja mau nunggu masa mama nya engga."

mendecih, (y/n) tak tahan dengan sikap was was yang sering diberikan oleh suami nya itu, rasa bosan yang sedari tadi meluap luap tak dapat dipadam kan oleh kalimat manis kita.

"yaudah adek pulang aja, mas shin lanjutin sana."

"kok gitu ?" kita memasang wajah kalut, "kan tujuan awal aku ikut mas ke ladang kan buat bantuin mas panen."

𝐓𝐄𝐋𝐄𝐏𝐀𝐓Í𝐀, 𝗛𝗔𝗜𝗞𝗬𝗨𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang