𝐤𝐢𝐝𝐝𝐢𝐧' I 𝐦. 𝐨𝐬𝐚𝐦𝐮

335 42 1
                                    

"apa menurut mu aku harus memberitahui nya ?"

"engga ada salah nya kan ? lagi pula bang kita juga bakalan ngerti, kalo misal ditolak toh juga masih ada aku kan." Pemuda bersurai kelam itu tak sebegitu peduli, tangan besar nya sibuk memilih makanan ringan yan berada di rak, "cara nya ?"

Seketika tubuh atletis pemuda itu membeku, "ga pernah confess ? cupu banget."

"ih, bantuin dong. Ini demi masa depan ku, kalo nanti mas kita jadian sama aku hidup ku bakal lebih teratur."

"apa apaan, emang bang kita mama kamu ?"

"tck, bukan. Maksudku itu kalau semisal saja hubungan kita berdua langgeng otomatis aku akan menikahi nya, kamu tau bukan mas kita itu orang nya kaya gimana, teratur banget."

Helaan napas keluar dari mulut pemuda kembar itu, "iya itupun kalo kamu beneran di terima sama dia, kalo engga gimna ?"

"yaudah aku sama kamu aja, hehe." Gadis bersurai (h/c) itu tersenyum ramah, "konyol, aku yang gamau sama kamu."

"ih kok gitu, tadi bilang masih ada kamu." Figur atletis itu berangsur pergi meninggalkan teman sekelasnya, pergi menuju rak lain yang berada di dalam toko kelontong itu, "aku tarik kata kata ku tadi."

"ga boleh, samu kalo suka sama aku bilang aja, aku ga bakal nembak mas kita kalo kmu nembak aku sekrang."

"kok gitu." kini atensi miya osamu berganti, menatap lekat (l/n)(y/n). gadis yang kini menjadi perhatian kembar surai kelam itu memilih untuk diam, "kalo suka sama bang kita bilang aja, gausa di pendem, tau sendiri kamu kalo masalah dipendem bikin penyakit."

"terus, kalo aku nembak mas kita kamu gimana ?" kedua pasang mata saling memandang, "ya gamasalah, kalo kamu bahagia sama dia aku bisa apa."

Kerutan muncul pada dahi gadis itu, ia terus menerus menatap pemuda di samping nya.

"miya osamu, kamu suka ya sama aku ?"

"kalo iya kenapa ? kamu bakal menjauh ?" osamu berlagak acuh kendati ia tahu rasa perih yang berada dalam dada saat tahu bahwa gadis idaman nya menyukai seseorang.

"sejak kapan ?"

"sejak kamu make celana dalam beruang." Sukses pukulan ringan didapat oleh miya osamu, "dasar mesum."

"udah dibilang rok nya kependekan masih aja dinaikin, untung Cuma aku yang lihat, kalo tsumu gimana."

Kedua insan itu melaju pergi sembari membayar cemilan yang mereka beli.

Berjalan bersama dalam keadaan diam, osamu yang menyadari perubahan sikap (y/n) akhir nya angkat bicara, "kamu—



























Kamu gausah kasihan sama aku, kalo suka sama bang kita tembak aja gapapa gausah peduliin aku, intinya bersama siapapun kamu asalkan kamu bahagia aku juga ikut bahagia, jadi jangan diem diem an kaya gini, oke ?"

Hati tersentuh kala rungu mendengar ucapan osamu membuat kedua mata yang mulai berkaca kaca, air mata mulai keluar dikala belaian pada pucuk kepala terasa.

"ayo pulang, aku anterin untuk terakhir kali nya sebelum kamu jadian sama bang kita." Tangan besar osamu menggenggam tangan yang jauh lebih kecil dari nya, menuntun jalan pulang, menikmati dalam diam disaat saat terakhir.

"kok— kok yang terakhir."

"aku yakin, bang kita bakal nerima kamu dan setelah itu tugas ku untuk menajaga mu sudah selesai, bang kita yang akan meneruskan tugas ku." Isakan mulai terdengar, sengaja tubuh kecil itu terdiam dengan otomatis membuat pemuda kelam itu mengedarkan pandang pada (y/n) yang berada di belakang nya, "jangan pergi."

"osamu jangan pergi, kamu disini aja sama aku, jangan menjauh, jangan menghilang."

Figur besar itu mendekat, mendekap tubuh (y/n) lekat lekat.

"kamu sendiri yang bilang bakal nembak bang ki—"

"aku bercanda."

Eh ?

"huaaa aku cuma mau sama osamu, aku suka osamu, aku suka sama orang yang nama nya miya osamu, aku ga suka mas kita, jadi jangan pergi, huaaaa." Suara tangis sang gadis pecah.

Osamu yang menyadari itu tertawa, "oke oke, maaf aku kelewatan ya ? aku juga suka kamu,





























Jadi pacar ku mau ?" 

𝐓𝐄𝐋𝐄𝐏𝐀𝐓Í𝐀, 𝗛𝗔𝗜𝗞𝗬𝗨𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang