"rin rin, berhentilah merokok. aku sudah berjalan sejauh ini hanya untuk melihat mu merokok dan meminun alkohol ?"
Suna rintarou, lelaki dengan kelopak mata yang sedikit menutup iris indah nya melirik dengan acuh, "kau sendiri yang mengajak ku kemari."
"aku mengajak mu kemari, untuk melihat bintang bukan untuk merokok dan minum alkohol kau tau."
suna berdehem, ia mendekat kan ujung sigaret, menghirup nya melalui mulut lalu mengeluarkan asap nya.
kedua netra (e/c) sang gadis memperhatikan seksama suna, dengan alis yang sedikit menukik hingga pipi yang di gembung kan.
perhatian suna teralihkan, ia merasa sedikit tak nyaman dengan tatapan sang gadis, "kau ada masalah ?"
sang gadis mengangguk dengan kasar, "dasar tuli, aku bilang jangan merokok lagi."
angin malam berhembus dengan kencang, membawa dedaunan kering yang berada di atas tanah menerbangkan nya entah kemana. helai an kecil mengikuti irama angin, (y/n) sedikit menggigil, "lihat siapa sekarang yang tuli, tak mendengarkan perintah kedua orang tua nya. Tak menggunakan jaket di malam musim gugur."
"diam kau rinrin."
suna mengutuk perlahan, melepaskan jaket lalu dengan kasar melempar nya tepat di muka sang gadis.
"kau menjemput ku hanya untuk melihat bintang di tengah musim gugur, hanya menggunakan kaos dan celana pendek ? kukira kau pintar."
"aku pintar rinrin, hanya saja aku buruk dalam hal berpakaian."
"tetap saja."
sunyi menyelimuti kedua insan, saling sibuk dengan kegiatan masing masing. (y/n) yang terlalu sibuk mengagumi keindahan benda langit yang memancarkan cahaya yang indah hingga suna yang sibuk mencintai gadis yang berada di samping nya.
"selain aku, kau tak punya yang lain ?" suna kembali sibuk dengan sigaret yang ia ampit.
"apanya ?" fokus berpindah, iris mata menperhatikan suna. garis rahang yang tegas, hingga side profile suna yang begitu sempurna. "teman."
"ah, ya. mana ada seseorang yang ingin berteman dengan ku rinrin, mereka mendekati ku karena aku pintar itu saja, selebih nya entahlah."
kembali sang gadis di sibuk kan dengan pemandangan yang di suguhkan oleh semesta. sekali kali, suna melihat sang gadis dari sudut mata.
tak lama tangan sang gadis menggoyang lengan suna, "rinrin, lihat bintang jatuh. cepat buat permohonan."
kedua telapak tangan menyatu, saling bertautan kelopak mata menutup kedua iris (e/c). pandangan sedikit di tundukan.
"kau ini,"
tak berselang lama, sang gadis menyudahi acara berdoa dadakan, "kau tak melihat nya ya rin ? sangat disayang kan. aku akan memberikan mu satu bintang jatuh, tunggu sebentara ya."
hanya perkara ingin membuat suna memohon pada bintang, air muka (y/n) nampak begitu semangat.
dengan malas suna memperhatikan (y/n), yang sedari tadi sibuk dengan misi baru nya. sudut bibir terangkat, 'kau benar, kita berdua jatuh cinta pada bulan ini. tepat nya bulan oktober.'
'ah salah, hanya aku. hanya aku yang jatuh cinta, bukan (y/n).'
"rinrin, itu bintang jatuh nya cepat buat permohonan !"
tersenyum kecut, kelopak mata suna tertutup, memohon dengan sungguh dari lubuk hati nya berharap bahwa sang gadis akan menjadi milik nya.
"jadi, apa permohonan mu rinrin ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐋𝐄𝐏𝐀𝐓Í𝐀, 𝗛𝗔𝗜𝗞𝗬𝗨𝗨
Fanfic↳ ੈ‧₊˚ ┊͙𝗛𝗮𝗶𝗸𝘆𝘂𝘂 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 ❝ 𝐖𝐄'𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐍𝐄𝐂𝐓𝐄𝐃 𝐀𝐋𝐓𝐇𝐎𝐔𝐆𝐇 𝐖𝐄'𝐑𝐄 𝐌𝐈𝐋𝐄𝐒 𝐀𝐏𝐀𝐑𝐓.❞ ⌗. 𝘵𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘵𝘪𝘢, 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘶𝘤𝘩𝘪𝘴 ៚ ❐ = haii ︶︶ ꒱ ﹀↷♡ ꒱..° ; 〨...