𝐥𝐚 𝐩𝐞𝐭𝐢𝐭 𝐦𝐨𝐫𝐭 I 𝐬. 𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐫𝐨𝐮

371 39 0
                                    

Semua orang punya rahasia, ada sebagian orang dengan susah payah menyembunyikan nya dalam dalam namun ada juga sebagian insan yang sengaja membagi rahasia mereka dengan makhluk hidup lain. Kedua pemuda-pemudi itu salah satu nya, mereka saling membagi rahasia satu sama lain. Mulai dari yang terkecil hingga yang paling menjijikan.

Dalam sebuah keadaan dimana semesta sengaja mempertemukan mereka dibawah gelapnya lampu disko yang berputar dengan bahana nyaring yang menusuk rungu, ditemani dengan gelas sloki yang berada di meja bar, saling menantang satu sama lain hingga berada dalam keadaan tepar.

Malam itu, dikala rembulan berada di puncak, kedua insan berada dibawah pengaruh alkohol, sadar tak sadar dalam keadaan masing masing.

Menghabiskan waktu bersama dalam keadaan tubuh telanjang bulat, bergelut didalam selimut hangat, saling memuaskan satu sama lain dengan membawa perasaan menuju puncak nafsu yang bergejolak.

Tanpa sadar bahwa semesta telah membuat keputusan yang salah dengan ditemukan nya kedua remaja dalam satu ruang, salah satu dari mereka akan merasakan pahit.

Gawai yang dibawa sebelah tangan terangkat, membawa nya mendekati wajah rupawan suna. Jari lentik itu dengan lihai mengetik satu demi satu kata hingga membuatnya menjadi sebuah sajak.

Sore itu, ia berniat untuk membolos dari kewajiban nya sebagai anggota ekskul bola voli.

Kaki nya dengan cepat membawa tubuh nya menjauh dari area sekolah, tak segan rasa bertemu dengan rubah putih yang siap untuk meluncurkan kutukan tak berujung untuk dirinya.

Sebuah motel yang berada di ujung kota kini menjadi tujuan pemuda dengan mata sipit itu, mengabaikan semua kewajiban nya sebagai seorang siswa ataupun seorang anak, sebagai teman maupun sebagai sahabat.

Suna mengambil kunci yang berada di meja resepsionis sembari memberikan sebuah kartu sebagai metode pembayaran.

Kerlingan mata memperhatikan seorang gadis, ia berada dilantai dua motel itu, berdiri menyampirkan tubuh pada besi penghalang. Sebuah batang rokok berada diantara jari nya, sesekali menghisap lalu mengeluarkan kepulan asap dari mulut mungil nya.

Kembali suna melanjutkan perjalanan, berjalan melewati tangga hingga pada akhir nya figur atlestis milik nya berdiri di belakang tubuh mungil gadis itu.

Gadis itu masih acuh, melanjutkan kegiatan merusak paru paru nya.

Kunci dengan gantungan bernomor itu digunakan oleh suna, memasukan nya kedalam lubang kunci, memutar nya berlawanan dengan arah jarum jam.

Gagang pintu didorong, membuat ruangan didalam nya tersiram cahaya disaat pintu terbuka lebar. Sosok pemuda itu masuk tanpa harus menutup pintu, tas yang berada di pundak dilempar kala rungu mendengar suara pintu yang terkunci.

Lengan memeluk tubuh seorang suna rintarou dari belakang, menenggelamkan wajah pada punggung lebar milik nya.

"I miss you." Tangan suna bergerak melepas genggaman tangan, membalikan tubuh untuk bertemu pandang dengan seseorang yang telah memeluknya. "yeah, I miss u too mon ange."

"sudah kubilang berapa kali untuk berhenti merokok, kau gadis nakal."

"kau sendiri yang mengajari ku bukan ? jadi tanggung akibat nya." telapak tangan besar itu beristirahat pada pipi lembut merah muda layak nya buah yang telak masak, ibu jari nya membelai secara perlahan membawa wajah bersemu merah mendekat.

Suna menempelkan bibir nya pada bibir merah muda itu, melumat nya secara perlahan, dengan tergesah menggigit bibir bagian bawah milik gadis itu membuat lenguhan keluar dari mulut nya.

Lidah saling menari satu sama lain, tangan kiri mendorong tengkuk leher memperdalam ciuman panas. Lidah menelurusui dalam mulut menyatukan dua daging tak bertulang, tentu pada akhirnya suna mengakhiri ciuman itu dengan mengigit bibir bagian bawah gadis itu.

"rin, it's hurt."

Seringai muncul saat gadis didepan nya terengah engah mencari pasok oksigen pada paru paru, tak memberi istirahat dengan lihai suna membuka satu persatu kancing kemeja yang digunakan gadis bersurai (h/c) itu.

Bibir suna mendekati leher putih itu, mengecupnya secara sensual memberikan kesan geli, "-ahh rinhmp"

Kembali melancarkan serangan nya kini lidah nya menari diatas dada (y/n) layak nya kuas yang melukis sebuah lukisan bernilai dengan hati hati, pengait dilepas dengan mudah oleh suna, membuang pakaian dalam itu ke sembarangan arah.

Sengaja, suna sengaja mempertemuka pandangan mereka berdua, dengan wajah pemuda itu yang terkubur dalam buah dada sang gadis. garis kurva terbentuk pada sudut bibir suna kala (y/n) menahan lenguhan yang keluar menggunakan telapak tangan.

"you like it ? you like it when I do this to your body ?"

"rinhmm ahh, do it again." Rasa nikmat bergejolak tak tertahan disaat suna bermain dengan bongkahan kenyal miliknya, bermain menggunakan lidah dengan gerakan memutar. Shit, it's feels so fucking good

"ranjang, sekarang."

Tubuh bak jam pasir itu berjalan, menempatkan diri diatas ranjang dengan suna yang mengikuti gadis itu. Kedua tangan berada diatas pundak, mendorong tubuh mungil dengan perlahan, "be a good girl and spread your legs for me yeah."

Berusaha keras gadis bersurai (h/c) menahan desah yang sedari tadi berteriak minta dikeluarkan sementara suna yang bermain dibawah sana, menjilat bagian berpakaian itu.

Kedua jari telunjuk suna mengait ujung celana dalam (y/n), secara perlahan menurunkan nya.

Sensasi panas yang membakar dalam perut saat suna mulai bermain dengan daerah kewanitaan nya membuat gadis itu gila, "ah—rin, lag-lagi."

Lagi dan lagi, lidah itu bergerak dengan begitu lihai, desahan keluar tak terkontrol.

"are you goin' to cum ?" suna berbisik,






























"then beg mon ange."
























"rin, aku ingin mengahiri segalanya."

𝐓𝐄𝐋𝐄𝐏𝐀𝐓Í𝐀, 𝗛𝗔𝗜𝗞𝗬𝗨𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang