𝐢𝐧𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐢𝐯𝐞 | 𝐭. 𝐲𝐮𝐣𝐢

440 57 7
                                    

jamet oyen

(y/nnnn)
cantik
hey
bales dong
gua mau ngomong

teru ganggu bangt
gua lgi belajar

g usah bljr
lu sama begonya kek gua

sampis lu

eh jangan marah dong
pls
dengerin gua

g ada suara lu

maksudnya baca cht gua
ini serius

?

bsk gua nyontek ya

g

kerutan terlihat pada dahi gadis itu, merasa bahwa seseorang di seberang sana mencoba untuk menguji kesabaranya yang tak setinggi tubuh nishinoya yuu.

decihan terdengar saat tahu sedari tadi gawainya berbunyi, nampaknya pemuda nakal itu tak gencar dalam mengganggu sesi belajar (y/n).

jamet oyen

bercanda
jangan marah (y/n)
woy
beneran marah nih
teteh manis kenapa si
akang bercanda loh tadi

berisik lu jamet
lu klo mau nyontek mending diem
gua lagi belajar.

pms ya ?
mau dibeliin apa ?
pangeran siap nganter

terushima bin abdul yuji
sekali lagi lu ngechat gua
gua blok

gaasik lu
eh
kok
woy
beneran diblok

sekali lagi helaan nafas keluar, tak tahu menahu bahwa ia menyulut api amarah pada pemuda nakal itu.

kini fokus otak kembali pada buku paket sejarah yang sedari tadi dianggurkan, jari jemari membuka satu persatu kertas halaman, mencoba memahami tiap tiap baris kalimat.

sebuah sejarah akan terbentuk nya salah satu negara eropa yang dimulai dari runtuhnya kekaisaran suci hingga bergabungnya wilayah wilayah tertentu yang dipimpin oleh negara yang telah menghilang menjadi titik pening, bagaimana bisa ia menghafal nama nama negara yang begitu asing diucapkan oleh mulut manis nya.

tak ada sercecah harapan yang diberikan, berulang ulang gadis bersurai (h/c) itu membolak balikan kertas. mencoba mengulangi pola kalimat yang tertera, namun hasil nya tetap nihil otak nya tak menangkap apapun.

jarum jam yang terus bergerak menandakan banyak nya waktu yang terbuang sia sia.

malam ini, rembulan berada pada puncak kejayaan memerintahkan seluruh makhluk hidup untuk menutup kehidupan, mengistirahatkan tubuh yang lelah.

merasa bahwa tak akan berakhir dengan baik segera gadis itu melangkah keluar dari tempat peristirahatan, mengabil beberapa camilan yang berada di area dapur.

ya , ia tinggal seorang diri. orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mengharuskan sang gadis untuk belajar mandiri sedari berada di bangku smp.

terlalu terbiasa menikmati heningnya kediaman hingga seorang bernama terushima yuji merusak kehampaan hati dengan sikap nakalnya, memasuki kehidupan normal sang gadis dengan paksa, mengajaknya mnikmati hal baru, melakukan suatu hal yang dapat memicu adrenalin pada nadi.

terushima yuji, pemuda nakal yang selalu menjadi langgganan guru kedisiplinan menjadi benalu baru dalam kehidupan normal yang dijalani sang gadis.

susah payah ia mengusir, tanpa sadar perasaan yang tumbuh diantara dua insan yang merangkap sebagai teman sekelas tumbuh.

rungu mndengar suara bel rumah, berkali kali ditekan menghasilkan bunyi yang nyaring didengar. dengan langkah gontai gadis itu berjalan mendekati pintu berbahan kayu, menarik knop pintu.

dihadapannya pemuda itu bermuram durja, " ngapain lo kesini."

"gausah sok judes, pasti pms." tubuh pemuda itu melengos, memasuki kediaman sang gadis mengistirahatkan figur pada sofa empuk.

"pergi ga lu, ulangan besok gaboleh remidi." pmuda itu tertawa renyah, "lu belajar pun tetep bakal remidi."

"gua sumpahin lu terushima bin abdul yuji."

sudut mata (y/n) memerhatikan keresk berwarna putih yang berada diatas meja kaca, terushima lah yang membawanya, "oh ya buat cewe manis yang lagi pundung, gua bawain martabak. biar belajar nya makin semangat, ga uring uringan."

sebalah alis dinaikan merasa ada yang aneh dengan tingkah teman sekelasnya, "makas—"

"asal besok gua dicontekin."

"GA, GA JDI MAKASIH." kembali terushima yuji dibuat tertawa, hanya dengan tingkah aneh gadis bersurai (h/c) ia tak lagi bermuram durja.

pemuda itu segera mengikuti figur mungil, memasuki kamar tempat ia belajar sembari tangan menenteng tas plastik berisikan martabak yang ia beli.

dengan tak sopan terushima menidurkan tubuh pada ranjang empuk, mengistirahkan tubuh dengan nyaman sembari kedua iris memperhatikan gadis yang susah payah menghafalkan materi yang akan diujikan di kemudian hari.

"gua capek ngingetin lu (y/n), kita berdua itu bego, belajar pun percuma."

"diem jamet, lu klo mau bacot mending pulang aja."

"btw (y/n), buka blokiran nya dong, gua gegana."

ucapan terushima diacuhkan, tak sebegitu dipedulikan. rasa kesal yang memuncak membuat terushima mengambil keputusan, dengan modal nekat ia menggendong sang gadis. melemparnya pada ranjang, "buka gak."

(y/n) yang merasa terncam berusaha dengan sekuat tenaga, "lu mau ngapain anjr, lepas ga—

"buka blokiran atau gua cabulin lu."

'anjng abdul yuji, gua aduin bapak lu nanti.'

"iya iya gua—" belum sempat ia memberikan jawaban pemuda itu mengistirahatkan kepala nya pada ceruk leher, menghirup dalam dalam aroma tubuhnya.

"(y/n), sebenrnya lu itu ga peka atau gimana si. apa kurang jelas kalau gua suka sama lu, effort gua kurang bikin lu yakin ya ?"

(y/n) terdiam seribu bahasa, hati meracau bingung akan perubahan suasana sendu, "gua bingung, kenapa bisa suka sama cewe judes kek lu. pinter kagak, nyusahin iya."

"lu suka ga sama gua, apa yang harus gua lakuin biar lu suka sama gua ?"

"kalau gua bilang suka gimana ? lu bakal nembak gua ?"

pemuda itu terperanjat, saling memandang satu sama lain, "be—beneran nih ? lu juga suka sama gua ?"

anggukan menjadi jawaban yang pasti diberikan oleh (y/n), "mau kan jadi pacarnya terushima bin abdul yuji ?"

"yang romantis dikit kek, gua pengen lu nembak gua kaya di drama korea."

"besok deh, habis pulang sekolah kita cabut. tapi mau kan ?"

gelak tawa kini terdengar, "iya deh iya."

tubuh atletis itu segera mendekap tubuh mungil, memeluknya dengan sangat erat.

"sayangnya yuji, boleh nginep ga ? males balik kerumah, disini enak ada yang ngangetin."

"najis."

"jahat banget sama calon suami."

𝐓𝐄𝐋𝐄𝐏𝐀𝐓Í𝐀, 𝗛𝗔𝗜𝗞𝗬𝗨𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang