𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐞𝐧𝐨𝐮𝐠𝐡 I 𝐬. 𝐤𝐨𝐮𝐬𝐡𝐢

261 32 5
                                    

"sugaaaa."

gadis bersurai (h/c) itu menggerakan kaki jenjang dengan cepat, segera menghampiri pemuda dengan surai perak itu.

dengan sekali gerakan pemuda itu menolehkan pandangan nya, "ah, (l/n) apa yang kau lakukan disini ?"

"hanya lewat mungkin."

"mungkin ?" pemuda bernama sugawara itu sedikit kebingungan, lantaran ia mendengar nada tak pasti dari teman sekelas nya.

"ahahaha, bukan apa apa. latihan bukan ?"

sugawara mengangguk dengan senyum yang terulas pada bibir nya, "tentu saja, daichi berkata anak kelas tiga tidak boleh kalah dengan anak kelas satu."

"begitu ya, aku dengar ada manager baru ?"

"shimizu memberitahui mu ?" anggukan menjadi jawaban pasti yang diberikan gadis itu, tanpa sadar hati sedikit mengelu kala mendengar nama manager klub voli putra.

"nama nya yachi, dia cukup imut untuk ukuran anak kelas satu, tapi tentu saja shimuzu yang terbaik, bukan begitu (l/n) ?"

tanpa sadar sugawara menabur garam pada luka, wajah ayu gadis itu terlihat kalut kala mendengar sang pujaan hati memuji gadis lain.

'shimizu, shimizu, shimizu, shimizu.'

lagi lagi anggukan menjadi jawaban, sebelum pada akhir nya raga memutuskan untuk pergi.

"eh—(l/n) ?"

sugawara kembali dibuat bingung dengan kepergian (y/n).

'salah bicara ya ?'

"daichi, apa menurutmu (l/n) membenci shimizu ?"

"hah ? darimana kau mendapatkan pikiran itu suga ? tak mungkin (l/n) membenci shimizu."

pemuda bersurai perak itu hanya terdiam, otak kembali berpikir, mengulang kembali kejadian beberapa jam yang lalu, " kurasa saja mungkin ? (l/n) pergi saat aku menyebut nama shimizu."

"kau tahu bukan, seorang gadis tak suka bila pria membandingkan nya dengan gadis lain." ucap sawamura dengan penuh penekanan.

"ahh, jadi (l/n) pergi karena ia marah aku membandingkan menejer kelas satu dengan shimizu begitu ?"

"entahlah, aku juga kurang paham dengan (l/n)."

helaan napas keluar dari mulut pemuda perak itu, wajah nampak kalut kendati ia tak paham dengan permasalahan yang ia hadapi.

"kalau begitu aku pergi dulu daichi, shimizu sudah menunggu."

kerlingan mata sawamura menajam, "jangan coba coba mendahului ku suga."

"(l/n), maaf kurasa aku menyinggung perasaan mu."

(y/n) terkejut, "apa kau menyadari nya ?"

sugawara mengangguk dengan antusias, "ya, kurasa kau marah disaat aku membandingkan yachi dengan shimizu, jadi—"

"hentikan, jadi menurutmu aku marah karena itu ?"

"benar......bukan ?" terdengar nada tak pasti yang keluar dari mulut pemuda itu, "sudah kuduga."

𝐓𝐄𝐋𝐄𝐏𝐀𝐓Í𝐀, 𝗛𝗔𝗜𝗞𝗬𝗨𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang