𝐬𝐢𝐝𝐞𝐥𝐢𝐧𝐞 | 𝐤. 𝐭𝐞𝐭𝐬𝐮𝐫𝐨𝐮

767 83 3
                                    

"Itu, siapa ?" Jari telunjuk menunjuk salah satu pemain voli putra yang berada di pinggir lapangan, "yang mana ?"

Salah satu sahabat nya kembali bertanya, "yang sedang minum, nomor punggung satu."

"Ahh, itu kak kuroo. Kapten voli sekolah kita, kau menyukai nya ?"

Gadis bersurai (h/c) menggeleng, "tidak, hanya penasaran saja."

'aku menyukai nya. Aku sangat sangat menyukai nya.'

Semburat merah muncul di saat kedua iris saling memandang satu sama lain, senyum tipis muncul pada pria itu. Reflek senyum pun terulas pada wajah manis (y/n).

Pertandingan kembali berlanjut, para pemain kembali pada posisi masing masing.

"Kau tau, kak kuroo itu playboy. Hati hati saja, nanti kau kena pelet nya."

Beberapa hari telah berlalu sejak pertandingan bola voli di adakan, entah bagaimana bisa terjadi tapi di saat pertandingan selesai, sang gadis di hampiri oleh senior nya.

"Kau, (l/n)(y/n) kan ? Berikan aku nomor ponsel mu." Hanya itu, kalimat singkat yang di lontar kan oleh kuroo, segampang itu ia mendapat kan nomor ponsel gadis gadis lain nya.

Derap langkah kaki terdengar. sang gadis menoleh dengan cepat, kedua iris mendapati kuroo berjalan dengan santai bersama kenma.

Tubuh mungil sang gadis menunduk kecil, memberi hormat kepada senior nya. "selamat pagi kak."

"Selamat pagi juga untuk mu (y/n), bukan kah ini terlalu pagi ?"

"Ah tidak, hari ini jadwal piket ku." Kuroo menangguk paham, tangan kanan meraih pucuk kepala sang gadis membelai nya perlahan, "kalau begitu semangat, aku dan kenma pergi dulu. Sampai jumpa."

Kedua iris memperhatikan punggung lebar yang perlahan menjauh dari diri nya.

'astaga, jatung ku berhenti berdetak ! untuk apa dia melakukan hal seperti itu ?!'

Hari telah berganti menjadi minggu, kedua insan menjadi sangat dekat. Membuat kenangan baru tiap hari nya, walaupun tak semua kenangan indah namun semua kenangan itu adalah hal yang patut di syukuri oleh sang gadis.

Tangan besar kuroo menangkup pipi (y/n), membuat sang empu kesusahan untuk berbicara, "kak tetsu hentikan, sakit."

"Tidak mau, kau imut." Kuroo terkekeh, junior nya yang satu ini begitu imut.

Kedua tangan kecil (y/n) mencoba melepaskan tangkupan tangan kuroo pada pipi nya, berulang ulang, namun hasil nya tetap sama. Posisi tangan besar milik senior nya tak berubah.

"Apa yang kau lamunkan ? Sedari tadi aku tak kau hiraukan, cepat katakan wahai adik manis."

"Aku tak melamunkan apapun, aku juga bukan anak kecil kak !"

"Hahaha, lihat lah diri mu sendiri di kaca (y/n) kau nampak seperti gadis berumur sepuluh tahun. Akan menjadi bencana jika aku berpacaran dengan mu, bisa bisa nya aku di tangkap karena melecehkan gadis di bawah umur." (y/n) menunduk dalam dalam, "ahh begitu ya."

Kuroo sadar akan perubahan sikap junior nya, "hey, kau tau, banyak pria di luar sana yang menyukai baby face mu. Jangan bersedih lagi, kau akan mendapatkan pria yang tepat."

"Bagaimana dengan kak tetsu ? Apa kakak juga menyukai nya ?" Pipi kuroo bersemu, mengalihkan pandangan nya, tangan kanan menggaruk belakang kepala.

"A-apa apaan dengan pertanyaan itu, tentu aku menyukai nya."

Telinga menangkap gelak tawa (y/n), sudut bibir terangkat, 'kenma benar.'

𝐓𝐄𝐋𝐄𝐏𝐀𝐓Í𝐀, 𝗛𝗔𝗜𝗞𝗬𝗨𝗨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang