Chapter 6

24.3K 729 18
                                    

don't forget to vote, comment, and follow!

.

.

...

22.45 JST.

Berjam-jam Giselle menangis meratapi hidupnya, menyalahkan dirinya karena keegoisannya bersikukuh untuk mengandung anak Jisung. Ia semakin sakit hati terlebih saat mengetahui bahwa suaminya juga diancam oleh sang ayah.

Untung saja Giselle memiliki suami yang tanggap dan perhatian, Jisung dengan telaten membopong tubuh lemah Giselle ke kamarnya. Menggantikan baju sang istri dengan piama, lalu memeluknya untuk menenangkannya.

30 menit lalu, Giselle baru bisa terlelap dalam pelukan Jisung setelah meminum vitamin dari dokter yang di dalamnya terdapat obat tidur.

"Seharusnya aku juga lebih tegas malam itu untuk tetap menggunakan kondom." Rasa Jisung ikut bersalah atas hal yang menimpa istrinya.

"Tenang cantik, semuanya akan baik-baik saja. Kamu dan anak kita akan baik-baik saja." Gumam Jisung tepat di telinga istrinya, merapikan rambut Giselle ke belakang cuping telinga wanitanya. 

Tak lupa, Jisung juga membubuhi beberapa kecupan manis pada kening Giselle agar ibu dari anaknya itu tidur dengan nyenyak, bermimpi indah. Ia juga berharap istrinya akan melupakan semua kenangan buruk hari ini.

.

.

.

Ceklek.

Baru saja ingin menyusul sang istri ke dunia mimpi, lelaki berdarah korea itu dikagetkan dengan sang mertua yang tiba-tiba membuka kamarnya dan masuk begitu saja. 

Grep! 

Tanpa permisi Yuta meraih tangan menantunya, lalu menariknya. Lengan Jisung yang satunya, yang masih menopang kepala Giselle, menjadi bergerak. Jisung takut membuat sang istri bangun kembali dan bersedih.

"Om! Giselle baru aja tidur!" Cicitnya mencoba menghentikan Yuta.

"Ikut saya sekarang!" Balasnya tak kalah serius, penuh penekanan.

"Sebentar!" Tegasnya menghempaskan genggaman Yuta, beralih menaruh kepala sang istri pelan-pelan di atas bantal dari lengan kirinya.

Yuta tak kaget, menantunya itu memang keras kepala. Masih saja memiliki keberanian setelah mengetahui dirinya membalikkan meja tamu tadi sore. Namun itu tak cukup membuat nyali Yuta ciut, justru pria jepang yang akan menginjak kepala lima itu ingin sekali menghancurkan Jisung malam ini.

Setelah melihat posisi sang anak tergeletak dengan nyenyak, Yuta segera menarik menantunya kembali, membawa Jisung menuju kamarnya agar desahan sang submisif tak terdengar oleh Giselle.

.

.

.

"Nghh.. om! Lepas!" Berontak Jisung di setiap langkahnya, tak rela dirinya akan diinjak-injak kembali oleh sang mertua.

Yuta berhenti sejenak, lalu menoleh ke menantunya.

PLAK!

Tamparan keras mendarat tepat di pipi kiri Jisung, hingga membuat wajah sang empu memanas membentuk bekas telapak tangan Yuta. Mulutnya menganga menahan sakit, tak mengira mertuanya akan main tangan seperti ini.

"Saya bilang ikut dan tutup mulutmu brengsek! Jangan mencoba-coba bisa lepas dari saya!" Ucapnya telak membuat menantunya mati kutu, wajahnya kacau sedikit berkaca-kaca. Terlihat jelas bahwa sang menantu sedang menahan emosinya.

JISTORY : 01 🔞 [YUTA X JISUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang