Chapter 9

29.3K 1K 107
                                    

don't forget to vote, comments, and follow!

.

.

.

Semua berjalan semestinya saat Giselle di rumah, Jisung sebagai suaminya dan Yuta sebagai ayahnya. Namun yang namanya Yuta selalu saja mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Seperti pagi ini.

Lekaki hampir setengah abad itu menghampiri menantunya yang tengah berjibaku membuat bubur untuk sang anak.

Grep! Peluk Yuta dari belakang tanpa ketahuan oleh Jisung, menantu kesayangannya itu terlalu fokus pada masakannya.

Deg. Jisung sedikit terpekik menerima pelukan Yuta pada pinggangnya. 

"Sedang apa manis?" Tegurnya membuat suasana hati Jisung yang tadinya ceria menjadi muram.

"Bu-buat bubur untuk Giselle, Om." Jawabnya tergagap mencoba fokus pada masakannya yang ia pelajari dari internet.

"Hm begitu, kamu sangat perhatian." Balasnya rendah pada telinga Jisung.

Yuta tak bosan membubuhi kecupan pada tengkuk Jisung. Tangan-tangan nakalnya juga mulai masuk ke dalam celana Jisung, sang dominan semakin memepetkan tubuh bagian bawahnya ke pantat menantunya hingga mentok pada kitchen counter.

"Ngh- Omhh..." Cegah Jisung menghalau tangan nakal Yuta mengocok miliknya.

"Sssttt... jangan berisik. Nanti istri kamu bangun." Ancamnya semakin menggenggam milik sang menantu. Lebih tepatnya agak merematnya agar Jisung tutup mulut.

"Ngghh- yahh akhh... Gi-giselle.. Giselle masih di rumah!" Jawabnya meletakkan handphone dan pisau pada meja dapur, pasrah.

"Diam, nikmati hadiahmu selama saya masih baik." Sahutnya bergerak cepat menggosok-gosokkan penisnya pada pantat Jisung yang masih terbungkus rapih, tak kalah cepat dengan kocokan tangannya.

Pagi yang tadinya cerah itupun, sontak menjadi muram. Jisung dengan pasrahnya harus membiarkan sang mertua melecehkannya kembali sampai menjemput putihnya yang mengotori top table, tempat ia membuat bubur. Sementara Yuta tersenyum lebar telah membuat Jisungnya kacau pagi-pagi sekali.

Menggesek-gesek saja tidak cukup bagi Yuta, ia memang hanya iseng mengerjai menantunya.

"Setelah istrimu ke butik, segera ke ruangan saya." Bisiknya, sebelum berjalan santai meninggalkan Jisung yang sedang kelimpungan. Kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menghalau godaan ayah mertuanya.

 Kesal dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menghalau godaan ayah mertuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang harinya.

Tepat setelah kepergian Giselle dan berpikir beberapa kali sejenak, Jisung dengan pasrah melangkahkan kakinya ke arah ruangan kerja Yuta. Jantungnya berdetak cukup kencang, bukan karena ingin bertemu dengan orang yang dicintainya, melainkan orang yang bisa saja bertindak semaunya. Bahkan tak segan untuk merenggut nyawanya.

JISTORY : 01 🔞 [YUTA X JISUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang