Hari ini mereka habiskan dengan Heeseung yang main game di hp-nya dan Ni-ki yang menonton acara mukbang, mereka sesekali mengobrol tentang hal-hal tidak penting. Sampai rasa bosan menghampiri Ni-ki.
"Heeseung."
"Hm?"
"Lo gak bosen apa?"
"Bosen kenapa?"
"Ihh ini kan malem minggu, lo gak mau kemana gitu?"
"Oh, lo ngajakin gue jalan?"
"Yaa... anggep aja gitu deh."
Heeseung langsung menutup game di hp-nya dan naik ke kasur mendekati Ni-ki.
"Ayo, lo mau kemana? Bali? Singapura? Korea?"
"Hee! Yang bener ah, gue beneran ngajak lo jalan nih."
"Okey, jadi mau kemana?"
"Eum, lo ada motor kan?"
"Ada."
"Bensin?"
"Ya ada."
"Muncak yuk, kak."
"Yang bener aja, Kie. 3 jam kalo dari sini naik motor?"
"Yaudah kalo gak mau."
Ni-ki kembali menekan tombol play pada layar yang kembali memutarkan video seseorang sedang makan seafood semeja penuh.
Heeseung melirik Ni-ki yang menekuk wajahnya sambil fokus pada layar laptopnya. Lalu Heeseung bangkit dan mengambil dua hoodie dari lemarinya, memakai satunya dan satunya lagi di lempar ke samping Ni-ki.
"Mau kemana?"
"Katanya mau muncak?"
"Demi apa? YEEESSS!! Aaaa seneng banget, go go go~"
Ni-ki langsung saja bangun dan hampir menjatuhkan laptop Heeseung. Tapi tidak masalah bagi Heeseung asal Ni-ki bisa sebahagia itu. Apapun akan Heeseung lakukan.
"Pake jaketnya."
"Bawain dulu ya, kak, nanti Ni-ki pake di motor."
"Giliran ada maunya aja manggil kak."
"Emangnya gak mempan?"
Heeseung hanya bisa memutar bola matanya. Membuat ekspresi jengah yang di buat-buat lalu mengambil jaket yang ia lemparkan di atas kasur. Ya sebenarnya jika Ni-ki menyuruhnya membangun candi saat itu juga pasti Heeseung akan tetap menurutinya.
"Yaudah ayo."
"Mempan kan! Hehe kak kak kak Heeseung~"
★☆★
"Dingin gak?"
"Enggak, gue suka."
"Suka apa?"
"Gak usah mancing-mancing, lo mau dapet jawaban 'suka lo' kan?"
Untung saja motor yang mereka tumpangi sedang berhenti karena lampu merah, kalau tidak mungkin Heeseung sudah oleng dan membahayakan nyawanya.
"Padahal gue beneran nanya."
"Iya deh iya, suka suasananya lah."
Saat ini sudah pukul 10 malam, jalanan disana masih ramai. Tetapi pertokoan pinggir jalan sudah sebagian tutup dan di gantikan pedagang kaki lima di depannya. Udara malam pun sudah mulai mendingin.
Ni-ki suka, suka akan suasana malam seperti ini apalagi sambil berkendara. Ni-ki suka sewaktu rambutnya di terpa angin. Ni-ki suka sewaktu ia terlibat percakapan kecil dengan Heeseung sambil matanya di manjakan dengan kerlap-kerlip lampu pertokoan di pinggir jalan. Ni-ki sangat suka. Rasanya seperti hidup.
"Heeseung."
"Hm?"
"Mau tau gak?"
"Apa?"
"Mau atau enggak?"
"Iya kakak mau tau Ni-ki."
"Apa deh jadi make kartu kakak kakakan mulu."
"Siapa yang mulai coba?"
"Iya... iya... Ni-ki yang mulai."
Heeseung diam-diam tersenyum di balik helmnya. Diam-diam ia menyukai panggilan 'kakak' dari Ni-ki. Dan masih diam-diam menyukai Ni-ki. Menyukai semua yang ada pada Ni-ki, senyumnya, tingkahnya. Semua.
Mengenal Ni-ki sedekat ini tidak sedikit pun membuat perasaan Heeseung berubah. Yang ada perasaannya malah makin menggunung. Sampai kadang-kadang Heeseung tidak bisa menahannya dan ingin sekali menumpahkannya semua kepada Ni-ki. Seperti tadi pagi misalnya. Heeseung sebenarnya ingin langsung saja bilang kalau orang itu adalah Ni-ki. Ia juga berharap banyak pada ingatan Ni-ki walau si empunya malah tidak mengingatnya sama sekali. Mungkin jika ada kesempatan yang lebih tepat Heeseung akan menyampaikan perasaannya.
"Jadi mau bilang apa?"
"Sebenernya... muncak malem minggu, malem-malem sambil motoran tuh date impian gue yang belum kesampean."
Heeseung terdiam. Mencoba mencerna kalimat Ni-ki. Mencerna apa yang Ni-ki coba sampaikan.
"Makanya gue seneng banget sekarang, impian gue akhirnya terwujud."
"Tapi kan ini bukan date?"
"Kaaakk please deh, jangan merusak suasana. Anggep aja kita lagi nge-date, kita pacaran. Gampang kan."
Untung saja jalanan sedang sepi sekarang, jadi ketika Heeseung tiba-tiba oleng ke tepian jalan tidak ada yang menubruknya dari belakang.
"Heeseung!! Gila lo ya! Nyetir yang bener! Mau mati lo?"
"Kie... kalo ngomong jangan sembarangan, gue lagi nyetir..."
"Lah kok nyalahin gue? Emangnya gue ngomong apa?"
"Ah gak tau dah, lo gak akan ngerti."
Diam-diam Ni-ki mengulum senyumnya. Ni-ki paham. Ia paham kalau baru saja ia hampir membahayakan nyawa Heeseung dengan ucapannya. Tapi entah kenapa hanya rasa bahagia yang ada di dirinya sekarang. Ni-ki diam-diam melingkarkan tangannya di pinggang Heeseung.
Heeseung melirik dari spionnya, "Kie? Lo masih di motor kan? Gak ketinggalan kan?"
"Ya enggak lah, sayang."
Jangan tanya Heeseung bagaimana, baru saja motornya melaju pelan untuk kembali ketengah jalanan, tapi mendengar kata-kata Ni-ki, ia kembali meminggirkan motornya yang berhasil membuat tawa Ni-ki pecah malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DAYS ; heeki✔
Short StoryButuh 1 tahun untuk Heeseung mengenal Ni-ki, butuh 7 hari untuk membuat Heeseung jatuh cinta sedalam-dalamnya dan hanya butuh 1 malam untuk membuat Heeseung hancur sehancur-hancurnya. ⚠bxb, yaoi, angst, hurt/comfort [Lee Heeseung x Nishimura Riki] D...