11

583 102 8
                                    

Setelah 3 jam penuh ke-olengan motor Heeseung, mereka akhirnya sampai di salah satu warung kopi yang memiliki view bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah 3 jam penuh ke-olengan motor Heeseung, mereka akhirnya sampai di salah satu warung kopi yang memiliki view bagus. Di bagian belakang warung itu terdapat bangku-bangku yang mengarah langsung ke pemandangan gemerlap lampu malam penduduk kota. 

Hanya ada mereka berdua disana. Kalau dipikir-pikir lagi hal itu wajar karena sekarang sudah pukul satu lewat lima belas menit ketika mereka selesai memesan dua gelas susu jahe dan satu jagung bakar.

"Emang orang diet gak boleh makan jagung bakar?"

"Kan dibakarnya pake minyak."

"Bukannya pake mentega?"

"Tetep aja."

Heeseung menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan pola diet yang Ni-ki jalani. Sekarang mereka sedang menikmati hening dengan semilir angin dingin dataran tinggi di tambah hari sudah mulai memasuki dini hari. 

Ni-ki tetap menolak memakai hoodie yang Heeseung bawakan. Ingin menikmati angin katanya. Padahal tangan Heeseung sekarang sudah keriput kedinginan. Untung saja ada segelas susu jahe panas yang membantunya mendapat kehangatan.

"Gue seneng banget."

"Iya Kieee. Iya, dari tadi sampe gak mingkem-mingkem tuh bibirnya nyengir terus."

"Kenapa sih? Kata ibu gue, gue cakep kalo gue senyum."

Heeseung menolehkan wajahnya pada Ni-ki dan sekarang senyumnya berganti ke senyuman yang lebih kecil dan terlihat menyakitkan. Sorot matanya juga berubah sendu ketika Ni-ki menyebutkan ibunya.

"Gue sayang banget sama ibu, ayah, kakak-kakak gue. Walaupun kadang kakak-kakak gue ngeselin sampe gue pengen tendang aja keluar rumah. Tapi pas sekarang gak ada mereka gue sedih."

"Kie, lo gapapa?"

"Santai, gue gapapa kok cuma kangen aja sama suasana rumah, sama kehidupan gue."

"Lo... gak mau coba balik?"

"Balik? Kemana?"

"Ke rumah."

"Rumah gue banyak, tapi gue gak tau satu pun cara buat pulangnya."

Heeseung merasa ia tidak ada hak lagi untuk mendebat Ni-ki sampai sana. Heeseung tidak lagi bisa melihat senyum Ni-ki. Sekarang hanya ada wajah datarnya di sana dengan sorot mata yang sendu.

Tujuh hari Heeseung mengenal Ni-ki, tidak ada satupun darinya yang Heeseung tidak suka, kecuali satu. Tatapan sendunya. 

Heeseung selalu mencari cara agar tatapan itu hilang dan digantikan mata bulan sabitnya. Mata yang melengkung bahagia karena senyum lebarnya. Heeseung berjanji akan melakukan apa saja demi mengembalikan sorot mata yang itu.

"Ni-ki."

"Hmm?"

"Lo mau denger cerita gue gak?"

"Apa?"

7 DAYS ; heeki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang