12

744 107 16
                                    

Ni-ki sekarang tau semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ni-ki sekarang tau semuanya. Alasan kenapa Heeseung selalu panik dan gugup di dekatnya. Alasan mengapa Heeseung mau-maunya mengajak orang yang baru ia temui tinggal bersama. Dan segala alasan lainnya yang tadinya Ni-ki bilang aneh dan tidak relevan. Tapi ternyata satu kunci bisa membuka semuanya.

Heeseung menghela napas, antara lega dan mencoba untuk tenang. Lega karena akhirnya setelah setahun lamanya, perasaan Heeseung akhirnya tersampaikan langsung pada orangnya. Dan mencoba untuk tenang karena Ni-ki sekarang hanya diam sambil menatap handphone di hadapannya.

Ni-ki menatap foto itu lekat-lekat mencoba mengais segala kepingan di hari itu.

★☆★

-Flashback-

"Serius ini mau foto jam segini?"

"Udah ikut aja sih, Kie, masa udah banting tulang gak ada foto lo."

"Lo liat dong, Won, panas banget di luar."

"Udah ayo buruan, udah di teriakin tuh."

"Aelah."

Ni-ki dengan ogah-ogahan bangkit dari duduknya. Ia melihat keluar dan mengernyit, matanya menyesuaikan cahaya di dalam aula yang tidak begitu terang ke luar aula yang silaunya luar biasa.

Ni-ki celingukan melihat sekitar, melihat benda yang sekiranya bisa melindunginya dari terik matahari. Sampai matanya menangkap kardus bekas makanan ringan untuk universitas pendatang. Ni-ki merobek dan membawa satu sisi kardus itu keluar aula menyusul Jungwon yang sudah berada di tengah kerumunan panitia.

"Lo ngapain bawa-bawa kardus?"

"Panas njir, mau gua jadiin payung. Mau join gak?"

"Ogah, udah kayak orang gila."

"Awas aja lo kepanasan terus minta payungin gue."

Jungwon tidak menggubris Ni-ki dan masuk kedalam barisan supaya bisa cepat berfoto. Ni-ki dengan kardus yang lumayan besar di tangannya pun menyusul Jungwon, tapi langkahnya di halangi oleh satu kating yang mengatakan kalau yang tinggi harus berdiri di belakang. Ni-ki dengan gontai berjalan ke barisan belakang yang berisi orang-orang tinggi.

Maunya Ni-ki menepi dulu ke pinggir sisi bangunan yang terkena atap. Tapi apa daya teriakan kating sudah melengking menyuruhnya kembali ke barisan. Tak punya banyak pilihan Ni-ki berdiri di ujung barisan sambil memayungi dirinya dengan kardus yang dari tadi ia bawa-bawa.

Tidak lama datang seorang berlangkah gontai lainnya sambil menepuk-nepuk lengannya yang sepertinya pegal. Ia sama tidak bersemangatnya dengan Ni-ki. Ni-ki bisa lihat lewat raut wajahnya walau matanya tidak terlihat jelas karena tertutupi poni rambutnya.

"Itu yang di belakang barisnya yang rapih coba!"

Barisan Ni-ki pun mulai merapikan diri dan merapatkan barisannya. Ni-ki menghela napas dan kembali menutupi kepalanya dengan 'payung' buatannya tadi.

7 DAYS ; heeki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang