Penyerangan

4.6K 418 5
                                    

Seharusnya hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Travis. karena hari ini Travis dan esme akan menikah.

Seharusnya. Tapi kebahagiaan Travis tidak bertahan lama. Ketika Travis dan esme akan mengucapkan janji suci.

Sebuah panah melesat menuju esme berdiri. Untung saja esme membawa pisau naga yang dia beli di toko tua dan menaruhnya di dalam gaun. Sehingga pisau itu mengeluarkan cahaya emas yang membentuk perisai dan melindungi esme dari serangan.

Esme membawa pisau naga untuk berjaga jaga siapa tau ada bahaya yang mengancamnya. Dan ternyata firasatnya ketika masih di dalam kamar rias benar.

"Esme apa kamu baik baik saja" tanya Travis khawatir.

Esmerelda hanya mengangguk. Tetapi tatapan matanya menelisik sekitar aula dengan tajam.

Dengan sekejap mata banyak panah berdatangan yang siap melukai apapun di hadapannya.

Para tamu yang menghadiri pernikahan esme dan Travis histeris dan banyak juga yang terluka parah.

Travis dengan sigap menghalangi panah yang akan mengenai tubuhnya dan esme dengan pedangnya.

Dia pun memberikan pedang pada esme. Travis tau esme bisa melindungi dirinya sendiri.

Esme menerima pedang tersebut. sebelum mereka berpisah untuk melawan orang yang memberi serangangan.

Travis mengelus kepala esme sekilas lalu lari untuk melindungi para tamu.

Esme berteriak dengan nyaring di aula berisik itu.
"BERLINDUNGLAH DI BALIK MEJA SUAPAYA TERHINDAR DARI SERANGAN PANAH" teriak esme.

Para tamu yang mendengar teriakan esme langsung berlindung di balik meja.

Travis mengundang semua pengawal dan kesatria untuk membantunya melindungi para tamu.

Keluarga kerajaan sudah di amankan oleh orang tua esmerelda.

Daniel Jaden Jun David Dan jhon
Melawan orang orang yang memakai baju hitam yang melesatkan panah dan membawa pedang.

Esmerelda dengan gaun penggantinya dia dengan lihay tanpa kesulitan mengayuh pedang yang Travis berikan padanya.

Tanpa ampun esmerelda menebas orang berkostum hitam yang esmerelda tebak pembunuh bayaran.

"Siapa yang mengirim kalian semua bajingan" dengan berkilat marah esme menggores pedang itu tepat di leher pria tersebut.

"Aku tidak akan memaafkan orang tersebut" suara esme terdengar penuh ancaman.

Aula yang tadinya sangat didominasi warna putih dan elegan berubah menjadi tempat yang mengerikan.

Bercak darah dimana mana. Gaun esmerelda yang berwarna putih berubah menjadi merah darah.

Tak urung wajah cantiknya pun ikut terkena cipratan darah dari lawanya.

Para tamu sudah aman sehingga mereka. Travis jun Daniel David jhon jaden pengawal dan kesatria hanya fokus untuk melawan pembunuh bayaran itu.

"Sialan mereka sangat banyak" ujar Travis yang sendari tadi sudah membunuh banyak pembunuh bayaran tapi tidak ada habisnya.

Travis melihat sekelilingnya. Sudah banyak pengawal dan kesatria yang terluka parah.

Termasuk teman temanya yang juga ikut terluka walau tidak separah para kesatria dan pengawal.

Lalu tatapannya terhenti pada esmerelda yang dengan santainya menebas kepala pembunuh bayaran itu.

"Aku tidak salah memilih istri" ujarnya dengan terkekeh kecil.

"Dia belum menjadi istri mu bodoh" ujar pembunuh bayaran yang menyerang Travis.

"Kalau bukan karena kalian dia sudah menjadi istriku"

Travis sangat kesal sehingga dia langsung membunuh semua pembunuh bayaran yang menyerangnya.

Hingga beberapa menit pembunuh bayaran itu sudah tumbang semua dan hanya sisa satu yang berada di bawah kaki esme.

Esme menekan kakinya tepat di jantung ketua pembunuh bayaran.

"Beritahu aku siapa yang mengirimu" tanya esme dingin.

"Uhuk saya uhuk berinisiatif sendiri untuk menyerang"

Esme semakin menekan kakinya
"Orang bodoh mana yang akan percaya dengan omong kosong itu"

"Aku" ujar David polos.

"Sialan David jangan merubah suasana bodoh" ujar jun kesal.

Esmerelda tidak memperdulikan mereka dia hanya fokus dengan ketua pembunuh bayaran.

Dipikiranya jangan jangan pembunuh bayaran di novel yang ingin membunuh Caroline tapi malah membunuh esme memiliki dalang yang sama.

"Dia tidak akan membuka mulutnya kalau kamu begitu. Biar aku yang mengatasinya" Travis turun tangan.

Esmerelda beralih berdiri di samping Travis yang sudah memegang pisau buah.

"Kau ingin bermain main rupanya" seringai Travis.

Travis dengan acak menggores ketua pembunuh bayaran itu.

"Akh sakit. Tolong lepaskan saya. Saya hanya di suruh oleh nona muda yang bernama Anne untuk menyerang nona esmerelda. Tolong lepaskan saya"

Mendengar itu Travis langsung menusukan pisaunya ke jantung ketua pembunuh bayaran berkali kali hingga pembunuh bayaran itu mati.

"Sudah aku duga" batin esmerelda

"Pengawal bawa Anne ke hadapan saya sekarang"

Beruntungnya Anne datang menghadiri pernikahan esme dan Travis. Anne memasuki kandang singa sendiri.

Anne diseret dengan kasar menuju Travis. Para tamu sudah memenuhi aula lagi.

Tanpa mempedulikan mayat yang bergeletakan dan genangan darah dimana mana. Mereka lebih ingin tahu apa yang terjadi dengan Anne.

"Aku di fitnah aku bukan dalangnya hiks" ujar Anne memelas meminta belas kasihan.

"Siapa yang bilang bahwa kau dalangnya hah?" Remeh esme membuat Anne gelagapan.

"Apa motifmu menyerang esmerelda" tatapan Travis sangat tajam.

"Bukan aku hiks putra mahkota tolong hiks bukan aku" Anne meraih tangan jaden.

"Lancang" jaden menepis tangan Anne dengan keras.

Anne yang mendapat penolakan marah dia pun membuka topengnya.

"Sialan ini semua gara gara kau esmerelda" Anne berlari menuju esmerelda dengan membawa pisau yang tadi menancap di jantung ketua pembunuh bayaran.

Ketika sebentar lagi pisau itu mengenai esme kepala Anne sudah tergelinding di aula.

Travis lah yang memenggal kepala Anne.






Tamat

Lady Washington (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang