[2]. DUDA TAMPAN ANAK DUA

1.6K 92 22
                                    

HAI KESAYANGAN AUTHOR, APA KABAR?

SEBELUM BACA LEBIH BAIK KALIAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT DI SETIAP PARAGRAF 💬

YOK ABSEN DULU DI SINI 👉

_HAPPY READING_

☁☁☁

Hari ini di kediaman rumah Reiyhan para pelayan sedang mondar-mandir dari arah dapur ke ruang makan untuk menyiapkan penyambutan kedatangan kembaran Reiyhan.

Dari arah tangga Reiyhan turun dengan memakai kemeja putih lengkap dasi hitam, celana hitam, memakai aksesoris seperti jam di pergelangan tangannya dan membawa tas tengteng tak lupa di pergelangan terdapat jas hitam siap ingin pergi ke kantor.

Reiyhan menatap para pelayan di rumahnya yang sedang mondar-mandir terus menerus. Reiyhan mengernyitkan dahinya lalu menyetopkan salah satu pelayannya.

"Iya mas Reiyhan" Ucap pelayan itu dengan sedikit menunduk.

"Ini kalian lagi ngapain ko kaya mau ada pesta gitu?" Bukannya menjawab pertanyaan dari pelayan Reiyhan malah bertanya balik kepada pelayan di depannya.

"Oh ini mas kita-kita lagi nyiapin acara makan siang mewah untuk kembaran mas Reiyhan yang mau datang" Balas pelayan itu.

"Siapa yang nyuruh kalian buat kaya gini? Dan jam berapa dia datang nanti?" Tanya Reiyhan lagi.

"Itu anu mas nyonya besar yang nyuruh kita-kita buat nyiapin ini semua. Oh kalo kembaran mas katanya mah nanti sampe jam setengah dua belas siang" Reiyhan mengangguk faham.

"Ini mas nya ko mau pergi ke kantor? Ga ikut nyambut kembarannya pulang mas?" Reiyhan menggeleng.

"Yaudahlah bi saya mau berangkat ke kantor dulu bilangin ke twins juga saya pergi ke kantor takut nanti mereka nyariin saya" Pelayan itu mengangguk lalu ijin kepada Reiyhan untuk pamit pergi.

Setelah pelayan itu pergi Reiyhan langsung melangkah pergi kelaur rumah. Betapa terkejutnya Reiyhan saat melihat halaman rumahnya yang terdapat karpet merah dari arah pagar sampai ke depan pintu rumah.

Dan asal kalian tahu jarak antara pagar dengan rumah Reiyhan itu sangatlah jauh. Halaman rumah Reiyhan sudah seperti stadion lebar dan panjangnya.

"MANG IWAN MANG IWAN" Teriak Reiyhan menggelegar membuat orang di dalam rumah kaget.

Beberapa menit kemudian orang yang dipanggil mang Iwan oleh Reiyhan akhirnya datang. Dia adalah seorang pegawai kebun dirumah Reiyhan.

"I-iya ada apa mas" Tanya mang Iwan kepada Reiyhan.

Reiyhan menatap mang Iwan. "Mang ini siapa yang nyuruh pasang karpet dari gerbang sampai depan pintu gini?!".

"A-anu anu itu--".

"Anu anu apa mang! Yang bener dong ngomongnya" Bentak Reiyhan memotong perkataan mang Iwan.

"Itu mas yang nyuruh nyonya besar" Jawab mang Iwan dengan menundukkan kepalanya.

Reiyhan menghela nafas kasar sambil memijat pangkal hidungnya pelan. Mommy! Batin Reiyhan berteriak.

"Ga perlu gelar-gelar karpet kaya gini, gulung cepat karpetnya. Saya ga suka ya halaman rumah saya di kasih karpet-karpet seperti ini! Juga yang datang itu kembaran laknat saya bukannya presiden!" Ucap Reiyhan sedikit meninggikan suaranya.

"Tapi mas nanti saya di marahin nyonya kalo karpet ini di gulung lagi" Balas mang Iwan.

"Ini rumah saya ya bukan rumah orang tua saya dan juga saya yang gaji kamu, jadi kamu harus nurutin apa kata dan perintah saya bukan malah mommy saya, faham!?" Mang Iwan langsung mengangguk.

DUDA TAMPAN ANAK DUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang