[5]. DUDA TAMPAN ANAK DUA

414 40 9
                                    

HAI KESAYANGAN AUTHOR, APA KABAR? MIANHAE YA AUTHOR BARU BISA UPDATE SEKARANG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI KESAYANGAN AUTHOR, APA KABAR? MIANHAE YA AUTHOR BARU BISA UPDATE SEKARANG. KEMARIN KEMARIN AUTHOR SIBUK SOALNYA JADI GA SEMPAT NULIS. SEKALI LAGI MIANHAE.

--

SEBELUM BACA LEBIH BAIK KALIAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT DI SETIAP PARAGRAF 💬

_HAPPY READING_

☁☁☁

Refga yang tahu Reiyhan sekarang sudah terpancing emosinya langsung menjelaskan apa maksud dirinya berbicara tentang wanita yang di cintai kembarannya itu.

"Gue mau ngomong kalau tadi gue ketemu sama seorang perempuan yang benar-benar mirip banget sama Rafa di supermarket".

Tiba-tiba saja Reiyhan bangun dari duduknya kembali. "Gue sibuk, lo terlalu banyak bercanda" Ucap Reiyhan dengan tatapan dinginnya.

Setelahnya Reiyhan langsung berjalan keluar dari kamarnya pergi ke ruang kerjanya meninggalkan Refga yang menatap Reiyhan dengan jengkel.

"Yee dikira gue lagi bercanda apa! Kalaupun ini candaan, candaan ini ga lucu!".

Karena Refga kesal akhirnya dia pun ikut keluar dari kamar Reiyhan dan pergi menuju kamarnya yang ada di depan kamar Reiyhan.

--

Satu minggu berlalu. Hari ini adalah hari minggu dan hari yang di tunggu oleh twins karena hari ini mereka akan pergi berjalan-jalan sepuasnya.

Sore ini twins hanya akan berjalan-jalan di taman dengan mbak Nisa saja di karenakan Reiyhan dan Refga sudah dua hari pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.

Sekarang twins sedang di dalam mobil bersama mbak Nisa dan satu supir muda yang sedang menyetir bernama Kiki.

Sampai di taman, Lin dan Zin langsung bermain bola dengan mbak Nisa yang duduk di kursi panjang taman sambil bermain HP dan terkadang lima menit sekali akan melihat kearah Lin dan Zin.

"Abang ta-tangkep ya bollanya" Ucap Zin lalu melempar bola berbahan plastik kearah Lin.

Namun sayangnya bola yang di lempar Zin meleset kearah samping membuat bolanya kini menggelinding ke arah pohon besar yang jaraknya lumayan jauh dari posisi mereka main.

"Yah bollanya menyeset" Ucap Zin.

Lin menatap bola yang ada di kaki pohon. "Bental ya Zin abang ambilin bollanya ulu" Zin hanya mengangguk merespon ucapan kembarannya itu.

Kini Lin sudah berada di depan bolanya dan dia bergegas mengambil bola itu, namun saat akan membalikkan badan tiba-tiba kaki Lima tersandung akar pohon yang menjalar membuat dia terjatuh ketanah.

DUDA TAMPAN ANAK DUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang