Seperti biasa, dengan wajah sedikit sedih kakiku melangkah ke ayunan hidup
Aku menatapnya yang sedang mengayun keatas bawah
Membawa setiap yang mendudukinya ke alam sadar atau bawah sadar
Keesokannya ia kembali duduk disanaKatanya nyaman sekali bisa sadar dan mati disaat bersamaan
Aku membayangkan itu juga dan aku senang melihatnya
Seolah ketenangan membasahi seluruh wajahnya yang terperangkap
Sebidang tanah yang sedang diam di sana, mencoba bergerak membentuk manusiaSepertinya dia mencoba menjadi lelaki yang ia rindukan, padahal sudah lama mati, tapi esok ia seolah hidup lagi
Akhirnya aku menunggu si mati
Menjadi buih tanah yang kulahap perlahan
Aku sedikit terhibur
Mungkin matiku tertunda duluAku berdiam menunggu orang itu hingga sadar lalu tersenyum
Aku tersenyum lelaki itu beranjak
Aku menggantikan posisinya
Lalu merasakan apa yang ia rasakan
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Menjadi Lautan Rindu
PoetryTerkadang merindu saja belum cukup, mau sebanyak buih di laut pun perlu aksi juga, aksi pun belum tentu membuatmu mendapatkannya.