Membawa sedikit cerita yang ingin kusampaikan pada pelipur laraKadang aku harus menangis, memohon kedatangannyaAtau melukai alisku dengan batu cintaYang katanya sangat manjur membuatnya tiba
Kali ini aku duduk di singgasana, bersama kopi pahit pelipur laraNikmat memikat, namun pekat dan menyengatHujan Februari, akan sedikit mencairkan pahitnyaMungkin akan agak hambar, perlu sedikit gula pemanis dari senyum mumungkin iya, mungkin tidak, mungkin saja
bisa saja, bibirmu membawa sesendok gulaKarena setauku pipimu seperti roti kenyalDan matamu seperti berlian yang sanggup ku tatap, tanpa harus berpalingHujan februari, bawalah keajaibanMungkin aku tidak sendiri mendoakan iniMungkin aku dan kamu juga, berharap samaSama-sama bodoh, akhirnya jatuh di ambang khatulistiwa cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Menjadi Lautan Rindu
PoesíaTerkadang merindu saja belum cukup, mau sebanyak buih di laut pun perlu aksi juga, aksi pun belum tentu membuatmu mendapatkannya.