💋 00 💋

392 33 0
                                    

Yeonjun masih berdiri menunggu jawaban dari Mona yang masih diam. Sedikit informasi, mereka ini teman sekelas.

Yeonjun masih memandang Mona dengan saksama. Apalagi Mona ini dikenal gadis polos yang anggun. Jadi Yeonjun merasa heran dengan penampilan Mona yang.. yah, seperti bukan Mona yang dia kenal.

"Gue ngga salah liat kan?" Tanya Yeonjun lagi yang masih terlihat penasaran.

Mona masih menunduk dan mencoba menghindari tatapan Yeonjun. Dia mundur beberapa langkah. Pria separuh baya yang bersamanya merasa kesal melihat Yeonjun. Dia melangkah ke depan dan langsung meraih kerah baju Yeonjun.

"Kamu ini menganggu saja! Waktuku ini lo terbuang gara-gara kamu, bocah!" Ucapnya dengan nada keras.

"Loh, saya ngga ada urusan sama anda. Saya cuma mau memastikan, dia teman saya atau bukan. Kok anda malah nyolot? Santai dong" balas Yeonjun dengan wajah dingin.

"Saya ngga peduli dia teman kamu atau bukan. Yang jelas saya sudah nyewa dan bayar buat main sama wanita ini" tegasnya dengan emosi.

Yeonjun tidak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya setelah mendengar kata-kata yang terlontar dari Pria paruh baya itu. Mona langsung meraih tangan pria itu dan mengajaknya berlari. Yeonjun yang masih penasaran langsung ikut berlari mengikuti langkah keduanya. Tapi sial... Brakkkk, seseorang menabraknya  sampai seragam sekolahnya basah karena terkena minuman dari si penabrak.

"WOYYY!!! Matamu mbok ya liat-liat.. asal nubruk wae" teriak orang yang nabrak tadi dengan logat Jawa-nya.

Yeonjun tidak peduli dengan omelan itu. Dia tidak melihat Mona lagi. Dia sudah kehilangan jejak.

"Oh Shit!" Umpat Yeonjun.

♡ ♡ ♡

Langit terlihat cerah hari ini. Sepertinya hari ini akan terhindar dari serangan hujan dan petir yang akhir-akhir ini sering terjadi.

"Habis main sama cewek mana lo?" Tanya Changbin kepada Wooyoung.

"Lagi kere, cuma gue suruh nemenin minum aja. Cewek yang sering gue mainin sih, murah" jawab Wooyoung dengan entengnya.

"Jingan, cari yang lebih cantik kek. Body kek gitu lo masih mau aja" ucap Changbin.

"Gue nabung dulu anjir. Bapak gue lagi ngambek gegara gue boros. Duit jajan gue nipis" sahut Wooyoung agak nyolot.

"Derita lo sih itu" kata Changbin sambil tersenyum sinis. "Diam aja lo.. bisu?" Sindir Changbin kepada Yeonjun.

"Lo pada bahas ngga jelas. Males nimbrung juga, ngga jelas" sahut Yeonjun dengan tersenyum renyah.

"Dih, sok alim" ucap Wooyoung dengan muka jijik.

"Sekali-kali lo nyoba main dong, kaya kita" ajak Changbin mode sesat.

"Hahaha, gue emang teman lo bro.. tapi sorry, gue ngga mau memperlakukan cewek kaya gitu" jawab Yeonjun.

"Ih sumpah anjrit.. gue jijik dengernya" sahut Wooyoung bergidik geli.

"Sama" sahut Changbin yang tampak heran melihat Yeonjun seperti itu.

"Lo masih muda kali. Anggap aja hiburan. Lagian kita main atas kesepakatan bukan paksaan" ucap Wooyoung masih mode mengajak kesesatan.

"Ya itu hiburan buat lo aja" tolak Yeonjun secara tegas.

Changbin dan Wooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya secara bersama. Mereka bertiga ini kalau datang ke sekolah selalu bareng san selalu menunggu di parkiran kalau ada yang belum datang. Jadi ya gitu, udah jadi sohib.

Happier | Choi Yeonjun TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang