17. Me in The Family

10 2 0
                                    

Third person's pov

Keesokan harinya,

Setelah sarapan, Archduke mengajak Niwa pergi ke taman.
Tentu saja si kembar dan Runako juga ikutan mau nimbrung walau tak diundang.
Sesampainya mereka di Gazebo taman.
Setelah Shuriya dan beberapa maid lain telah menyelesaikan tugas mereka dengan hidangan dan camilan di meja.
Archduke meminta semua orang untuk meninggalkan mereka.

Niwa yang penasaran pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Apa tidak apa-apa membiarkan kita sendirian bahkan tanpa pengawalan?"
Katanya melirik ke luar gazebo.

"Tenang saja Niwa,"
"Apa kamu tau kalau ayah itu sudah seperti ranjau darat?"
Ucap si kembar sedikit menyeringai usil.

" ...? Maksudnya?"
Tanya Niwa lagi dengan polosnya.

"Kalau ada orang dengan niat jahat mendekati ayah, bahkan dalam radius tiga meter pun orang itu akan BAM!!!"
Jelas Ravan yang sedikit mengagetkan Niwa dengan suara dramatis ledakannya.

"Ravan hentikan, kau membuat Niwa takut."
Kata Archduke sedikit mengernyit saat menyeruput tehnya.

"Hehe maaf maaf~"
Ucap Arvan terkekeh yang membuat Niwa sedikit merasa lega.

"Syukurlah ... kupikir kak Ravan serius."
Kataku yang membuat ketiga mahluk Adam itu tertegun.

"Kak Ravan tidak bercanda, kok."
Ujar Runako yang malah membuat Niwa semakin kaget.
"Makanya ayah sebisa mungkin selalu ingin menghabiskan waktu dengan Kak Niwa karena alasan itu."
"Cuma ayahanda yang mampu melindungi Kak Niwa tanpa melakukan apapun."
Jelas Runako lagi yang membuat Niwa semakin grogi.

Matanya melirik ke arah Archduke yang kini ikut memandangnya.
Dengan senyum hangat dan menawan, Archduke mengusap puncak kepala Niwa penuh sayang.

"Sayang sekali, walaupun jadi anak ayah, tetap saja kami tidak bisa memiliki ability semacam itu."
Kata Ravan mengeluh kesal.
"Ya ... walaupun tidak bisa sehebat ayah, tapi paling tidak kami masih mampu melindungimu dengan cara lain."
Kali ini Ravin yang angkat bicara.

Senyum tulusnya tak mampu membuat Niwa mempertahankan dirinya untuk tidak bertanya.
"Maaf ..."
Kata Niwa mengawali.

Tentu saja hal tersebut membuat keempat mahluk Adam itu sangat kaget.
Sampai-sampai Zhenova menjatuhkan gelasnya ke lantai Gazebo.
"Niwa bukannya tidak percaya dengan kalian ... Niwa tau ini sangat terdengar aneh,"
"Tapi Niwa benar-benar tidak bisa menghilangkan perasaan ini."
Katanya yg kini sudah menundukkan kepala.

Si kembar dan Runako terdiam, tidak mengerti akan maksud ucapan Niwa, sedangkan Zhenova yang berusaha untuk tetap tenang, kembali membelai rambut anak perempuannya itu.

"Niwa ... kamu boleh mengatakan semua yang ada dalam hati dan pikiranmu kepada kami."
"Apapun itu kami ingin tau apa yang kamu rasakan."
"Jika ada yang membuatmu gusar, jangan pernah menahannya sendirian saja."
"Kami semua di sini ada bukan untuk menghakimimu apalagi memiliki prasangka buruk terhadapmu."
Ujar Zhenova panjang lebar.

Berharap kalimatnya mampu membuat Niwa memiliki setidaknya sedikit keberanian untuk kembali menatap mereka.
Membuka hatinya tanpa perlu merasa takut.

"Kamu anak Ayah ... tidak akan ada hal maupun alasan untuk Ayah jadi membencimu."
Ucapnya lagi yang kini akhirnya membuat Niwa berani untuk menengadahkan kepalanya.

Kedua mata yang seolah bersinar keemasan itu membuat Zhenova teringat kembali dengan mendiang istrinya.
Latu Gorria terlahir dengan heterochromatic, terlahir berdarah mix dari ras Manusia dan Lycan membuat Latu Gorria memiliki warna mata Amber dan Green.

I Was Doted On and Loved by My VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang