8. Senpai psikopat? (Y/n × Grigio)

132 11 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Malam ini, Ultrawomen muda yang bernama Grigio sedang bertugas di UGD, malam ini adalah gilirannya untuk magang malam.

Grigio pun kini nenyibukkan diri dengan mengotak-atik komputer rumah sakit, untuk melengkapi data pasien dan beberapa hal lain. "Ah, malam ini sepi sekali."

"TAKH!" pukulan ringan namun terdengar nyaring itu pun menggema di sekitaran meja repsesionis. Grigio pun mengaduh, "Aduhh! sakit tau, Lili-san!" ucap Grigio sembari mengusap pundaknya.

Seorang Ultrawomen yang tadi memukul Grigio, ternyata bernama Lili. Lili pun berkacak pinggang di luar meja repsesionis. "Jangan bilang begitu! nanti pasien cross hospital bertambah, memang kamu mau?"

Grigio mengerucutkan bibirnya, ini tandanya dia sudah kesal, "ih apaan sih? jangan terlalu percaya tahayul."

"Terserah, yang penting aku sudah memperingatkan. Oh iya, sebentar lagi aku akan di berganti shift dengan ultraman  Y/n, kalian berdua berjagalah di sini.

Grigio pun tersenyum. "Siap!"

"Nah itu dia!" Ucap Lila kala matanya menangkap sosok Ultraman yang bernama Y/n itu. "Aku pulang dulu ya. Selamat bertugas, Grigio."

"Oke!" Grigio pun melambaikan tangannya ketika Lili sudah hilang dari ambang pintung rumah sakit dan sekarang, pandangannya tertuju pada seorang ultraman yang telah berdiri di depannya. "Konbawa. senpai, kamu akan bertugas di meja repsesionis juga?"

Y/n pun tersenyum lalu mengangguk. Sebenarnya aku kepala asisten perawat yang sedang magang. Tapi, untuk kali ini, menjadi repsesionis tidak terlalu buruk.

Grigio pun mengangguk-anggukan kepalanya, dia pun mengambil buku dokumen yang terletak di atas meja, tanpa sadar Grigio telah menyenggol dan menjatuhkan sebuah vas sehingga membuat vas tersebut pecah.

Dengan sigap, Grigio mengambil sebuah kantung plastik dan memungut pecahan vas tersebut. Tindakan Grigio yang tidak hati-hati, membuat tangannya sendiri terluka karena terkena serpihan, ia pun mendesis pelan. "Shh ... perih!"

Y/n pun tersenyum, menikmati raut wajah Grigio ketika menahan sakit. Lalu dia bertanya untuk sekedar basa-basi, "sakit sekali yah?"

"Tidak juga, hanya perih dan nyeri."

"Bersihkan lukamu perlahan. Luka sebesar itu bisa saja infeksi."

Dengan sigap, dia mengambil kotak obat yang selalu dia baw, lalu, mengambil sebuah kapas dan membasahinya dengan cairan anti septik. Grigio kembali mendesis kala cairan itu mengenai lukanya, dengan segera dia balut luka yang hinggap di ibu jari dan juga jari telunjuknya dengan kain kasa.

Y/n pun menghela nafas pasrah, dia hanya membatin, "ah, tidak asik! sudah aku bilang untuk lakukan perlahan, ini malah dengan sigapnya dia membalut luka. Tapi tidak apa, ada lain waktu untuk melihat wajah malangnya." Y/n pun menatap Grigio dengan senyuman yang tidak dapat di artikan.













Ultra Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang