The Youngest Child?

535 50 2
                                    



Baru beberapa saat ditinggal, Jimin bersama satu kardus mainan baru pemberian Ibunya sudah memenuhi hampir seluruh ruang tamu. 

Yoongi baru menyadari bahwa kebanyakan dari mainan itu adalah mainan miniatur alat transportasi mulai dari berbagai jenis mobil dari mobil besar seperti truk trailer, truk fuso, container, mobil pemadam kebakaran, mobil bus hingga mobil kecil seperti mobil polisi dan mobil pribadi. Selain berbagai jenis mobil, pesawat, helikopter kereta, motor, kapal laut bahkan miniatur sepeda dan delman juga ada. 

Semua mainan itu ia susun berbaris memanjang segaris dari ruang tamu, melewati ruang keluarga, ke ruang dapur, dan mungkin ruangan lainnya. Sedangkan mainan berjenis lain sudah bergeletak berantakan memenuhi ruang tamu.

Yoongi yang baru saja keluar dari kamarnya sempat meninggalkan Jimin main sendirin diruang tamu. Tentu ia tak sama sekali berniat akan larut juga dengan mainan-mainan itu kendati yang jimin tahu mainan itu adalah milik kakak asuhnya. Melihat keadaan rumahnya yang seperti baru saja dihujani dengan mainan-mainan, kepala yoongi sedikit pening, baru pertamakalinya mendapati keadaan rumah sekacau ini, seingatnya dulu dirinya dan sang kakak tidak pernah sekacau ini saat bermain, atau memang mainannya saja yang tidak sebanyak ini.

Meski tak mendapati presensi buntalan kecil miliknya di ruang tamu, yoongi tahu bahwa saat ini sosok yang ia cari berada di ruang dapur. Pendengarannya masih tajam mendengar ocehan cempreng beradu dengan suara lembut penuh kesabaran dari wanita cantik kepunyaanya. Sepertinya saat menyusun barisan itu, jimin tak sengaja bertemu sang Ibu dan akhirnya saling berbincang satu sama lain.

" terus – terus bagaimana lagi? "

" telus bunaya balis-balis, telus kancilna lompat-lompat injak bunaya campai bisa cebelang cungai, telus campe deh kancilna. Kancilna pintal ya? Kata Mommy dimin halus pintal-pintal cepelti kancil "

(terus buayanya baris-baris, terus kancilnya lompat-lompat menginjak buaya sampai bisa menyerbrang sungai, terus sampe deh kancilnya. Kancilnya pintal ya? Kata Mommy Jimin harus pintar-pintar seperti kancil )

" jadi, akhirnya kancil bisa menyebarang sungai ya? "

" Bica, tapi kancilna tidak jatuh, tidak goyan-goyan, tidak telendam, bunayana kuat. bunayana Hebat! Dimin inin kuat cepelti bunaya!"

( Bisa, tapi kancilnya tidak jatuh, tidak goyang-goyang, tidak terendam buayanya kuat. buayanya Hebat! Jimin ingin kuat sepelti buaya!)

Pria berkulit pucat itu membawa kakinya menuju dapur, dengan sempat menangkap penggalan percakapan antara keduanya yang diselingi tawa gemas dari sang ibu. Dari ujung meja makan, Yoongi dapat melihat barisan mainan Jimin putus di dekat kaki sang ibu yang berdiri di meja pantry, dengan si balita yang sedang berjongkok menengadah ke arah sang ibu dan tangannya yang mendorong salah satu mobil mainannya maju mundur. Sang ibu juga terlihat sesekali menunduk hanya untuk menanggapi ocehannya.

" kalau anak eomma mau kuat seperti buaya, harus banyak makan. Ayo makan dulu baru main dan cerita lagi " Ajak sang Ibu begitu lembut.

Yoongi mendengus, sudah sejak lama ia tak pernah menerima ajakan makan selembut itu dari wanita yang melahirkannya itu. Kalau tidak diteriaki dari arah dapur, sang ibu akan repot-repot mengantarkan makanan ke kamarnya dengan dihadiahi jitakan dikepalanya karena malas sekali keluar untuk makan bersama.

" anak eomma ciapa?" suara cempreng itu bertanya bingung.

" Jimin. Jimin kan sekarang jadi anak eomma Sunyoung. Yoongi hyung juga, seokjin hyung juga anak eomma Sunyoung " sang ibu tersenyum gemas, sebentar menunduk mengusak lembut surai hitam lembut milik Jimin.

MannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang