Haiii..
selamat membaca^-^
.
.
.
Tidak pernah terbayangkan oleh pemilik tahta putra bungsu dalam keluarga Min ini untuk kembali menjadi pengasuh bocah yang belum meninggalkan gelar balitanya. Hanya bermodalkan segepog uang dan sebuah cerita sedih, harga diri tinggi seorang Min Yoongi melebur begitu saja digantikan sebuah kesepakatan kerja yang beberapa hari lalu membawa trauma tersendiri baginya.
Park Jimin, si bocah mahal dan amat berharga bagi kedua orang tuanya kini resmi kembali menjadi adik asuhnya, sebagian harinya kini dipercayakan pada seorang pemuda yang bahkan untuk mengurus dirinya sendiri saja seringkali kepayahan. Berbekal kalimat " Jimin ingin bersama hyung ", kedua orang tuanya mengalah, menurunkan egonya untuk memenuhi keinginannya.
" Jimin " dokter Park memanggil putranya yang justru menyadarkan Yoongi dari lamunannya. Mata sipit itu mengerjap menarik kembali kesadarannya. " sini nak, Mommy mau lihat dulu masih demam atau tidak! " Bocah yang tengah menatap serius dua teman barunya bercerita, berlari menghampiri sang ibu.
Telapak tangannya yang halus menyentuh kening dengan pleter penurun demam yang menempel. Sunyoung yang duduk disampingnya juga ikut menyentuh bagian tengkuk leher si kecil, beruntungnya suhu tubuhnya sudah jauh lebih baik, meski belum turun total. Dari bagaimana sang putra dengan penuh semangat bermain, dokter muda itu bisa tenang untuk meninggalkannya hari ini.
Sepasang mata sabit itu mengerjap, menunggu respon sang ibu.
" Mommy tinggal ya? Demamnya sudah mendingan, tapi jangan banyak bermain dulu, nanti Jimin lelah dan demam lagi, oke?" tangan halus itu mengusap rambut harum sang putra yang tersenyum manis sambil mengangguk. " Jimin sudah ku beri obat sebelum kemari, tolong berikan obat demam jika demamnya kembali naik dan berikan vitamin setelah makan siang dan sore ya, Yoon " sambung dokter Park menatap Yoongi yang memperhatikannya dan mengangguk mengerti.
" aku akan memastikannya sendiri nanti " ucap Sunyoung meyakinkan wanita itu yang terlihat masih menyimpan kekhawatiran pada kondisi putra semata wayangnya.
Mendengar itu Jimin riang berlari kembali menghampiri kedua teman barunya yang tengah seru berinteraksi dengan Seokjin. Belum sampai ditempatnya, dokter Park kembali memanggilnya.
" Jimin tidak mau berpamitan dengan Mommy?". Kaki kecil gemuknya terhenti, netra sabitnya melebar sedikit merasa bersalah dan kembali menghampiri sang ibu.
Kakinya berjinjit tak sampai hendak memberikan kecupan pada bibir sang ibu yang sudah lebih dulu memberi tanda, di tambah dengan kecupan-kecupan lain di sekitar wajahnya kemudian bergantian.
" jangan jauh-jauh dari Yoongi hyung dan Eomma Sunyoung ya?" Jimin mengangguk. " jangan bermain air dan sesuatu yang berbahaya lainnya ya?" Jimin mengangguk lagi. " tidak boleh mendekati kolam, mengerti?" Jimin belum memberikan respon, tapi Yoongi di sudut sana sedikit meringis, diingatkan kembali akan kejadian itu.
" tidak boleh cali-cali ikan? " wajah polos kemerahan itu dimiringkan dengan netra yang mengerjap.
" Tidak! " jawab dokter Park tegas.
" tidak boleh cali-cali katak ?"
" tidak! "
" tidak boleh cali-cali bunaya juda?"
Dengan penuh kesabaran dokter Park hendak membuka mulut memberi jawaban yang sama namun Yoongi yang justru tak sabaran ternyata lebih cepat.
" tidak boleh! Kau cari troll saja bersama mereka, jangan macam-macam dengan kolam " Yoongi mengarahkan dagunya kepada dua—ah, tiga kumpulan anak aneh disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manny
أدب الهواةSeorang freelancer yang tidak menyukai anak kecil terpaksa meniadi seorang Nanny laki-laki bagi seorang balita karena membutuhkan uang. Bagaimana pemuda dingin bermulut sarkas itu menjaga 'uangnya' (re: adik asuhnya) yang memiliki tingkah diluar pe...