Banana Milk & Ice cream

290 44 3
                                    

Hallo...

ada yang manis-manis nih, selamat menikmati ya:)


.

.

.

.





Jungkook menatap kakak perempuannya yang termenung di taman tanpa menyadari kehadirannya. Bocah manis itu membawa dua buah botol susu pisang yang salah satunya sudah tertancap pipet sedangkan yang lainnya masih tersegel utuh. Mata bulat sejernih kelereng itu mengerjap beberapa kali dengan kepala yang dimiringkan terlihat penasaran.

Disadari atau tidak, setelah perayaan ulang tahun tetangga mereka di taman ini, sang kakak menjadi sedikit pendiam dan sering melamun. Jungkook sudah berdiskusi pada saudara kembarnya perihal apa yang mungkin terjadi pada sang kakak, dan mereka menemukan hasil sepakat bahwa mungkin saja Seokjin tak menyukai kue ulang tahun yang kakaknya berikan, sehingga gadis itu merasa sedih.

" Nuna suka sekali dengan Seokjin Hyung, ya? " tanya Jungkook tiba-tiba dan berhasil mengejutkan Jieun yang sedari tadi tak menyadari adik kecilnya.

" astaga kookie? " gadis itu mengerjap lucu dan memindai sang adik yang duduk disampingnya menatap dengan lugu setelah memberikan pertanyaan yang menghasilkan rona merah di pipinya.

" Nuna suka sekali dengan Soekjin Hyung? " tanya Jungkook lagi.

"ah~ T-tidak hahaha " entah kenapa Jieun tertawa sumbang menanggapinya. Seperti ada yang hampa bergema di lubuk hati.

" Jangan suka sekali dengan Seokjin Hyung. Suka sedikit saja. Nuna hanya boleh suka sekali dengan Tae-tae dan Kookie, ya?! "

Mata bulat Jungkook memaku milik Jieun. Bening yang selembut gumpalan awan dilangit sore ini mampu menghangatkan hatinya. Seketika perasaan sesak yang sejak kemarin mengekang kewarasannya memberontak hendak keluar. Bibir manisnya bergetar disusul mata yang berkaca-kaca.

Tak bisa disangkal lagi, Jieun sakit hati. Perasaannya hancur saat melihat dengan mata kepalanya sendiri, lelaki yang amat ia sukai mendapatkan pernyataan cinta dari rekan kerjanya, tepat di hari ulang tahunnya, dan tepat di kediaman si pemilik hati yang hancur berkeping-keping. Masih kah itu kurang sempurna meluluh lantahkan perasaannya yang begitu pengecut?. Ya, seandainya Jieun punya sedikit saja dari keberanian wanita yang menyatakan perasaannya pada Seokjin, mungkin rasa hancur itu tak akan dia rasakan, mungkin saja Seokjin sudah menjadi miliknya. Ah percaya diri sekali. Padahal Jieun sendiri tidak tahu bagaimana perasaan kakak sahabatnya itu padanya.

Jungkook mengedarkan pandangannya ke langit luas, memperhatikan satu persatu gumpalan putih yang ramai menghiasi birunya langit. Salah satu dari mereka menarik perhatiannya.

" Eoh? Nuna, lihat diatas sana. Kapas terbang itu bentuknya seperti hati tapi robek sedikit!" jari jemari mungil Jungkook terarah pada gumpalan putih diikuti oleh netra Jieun yang memandang sendu.

.

.

" Jieun, jangan menangis... lihat awan itu, bentuknya seperti apa coba tebak?"

Gadis mungil yang duduk diatas sepeda roda dua dengan tambahan sepasang roda kecil di sisi kanan dan kirinya mendongak dengan wajah yang masih basah, Hembusan angin sepoi-sepoi menerpa pipi tembam dan rambut poninya.

MannyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang