*****
Kejadiannya begitu cepat ketika bahkan Yoongi tak diberi waktu untuk berpikir atau mengingat bagaimana mungkin gumpalan daging miliknya sudah kuyup seperti kucing yang tercebur kolam hanya untuk berusaha meraih ikan yang mengejek dari dasar air. Bagaimana bisa balita itu disana, padahal sebelumnya ia tertidur dalam pelukannya, meminta tangan kekarnya untuk memberikan sentuhan tepukan guna mengiringnya memasuki dunia alam bawah sadarnya.
Tangan lembut penuh belaian kasih sayang itu masih menepuk pelan punggung sempit si balita, persis seperti yang yoongi lakukan sebelum kejadian itu terjadi, tangan lainnya bergerak ribut mengusap kepala, wajah, lengan, dan perut buncit sehat si balita yang menggigil. Wajah memerah keunguannya mengenaskan sama seperti deru nafasnya yang terasa begitu sesak seperti ikan didaratan, apakah ia meminum begitu banyak air kolam hingga kesulitan bernafas? Pikir Yoongi.
" tidak papa, tidak papa eomma disini, tidak perlu takut yaa " Sunyoung menariknya dalam pelukan, memberikan rasa hangat di tubuh dinginnya.
" M-Mom-my huhuhu M-mommy hiks " meski sedikit merasa hangat, getar tubuhnya tidak berkurang.
Matanya memandang kedepan dengan penuh rasa takut, tak menemukan rasa aman bahkan pada rengkuh hangat wanita dihadapannya. Ia membutuhkan wanita yang lain untuk menenangkannya, yang kehangatannya membawa rasa paling aman didunia, ibunya.
Yoongi mendekat dengan langkah yang membawa sejuta rasa bersalah dan rasa penasaran, tentang bagaimana adik asuhnya bisa berakhir mengenaskan seperti ini. Sang ibu yang hampir menangis menatap tajam matanya, semakin membuat kaki itu terasa berat untuk mengikis jarak tanpa menyadari satu hal bahwa mereka semua sama-sama tengah bergetar.
Mulutnya terkatup rapat, terekat tanpa tau bagaimana caranya melepaskan setidaknya kata penenang, bahkan sampai mata bulat berkilau penuh air mata itu memandangnya dengan sayu dan rindu. dirinya tetap diam menyambut tubuh rapuh itu menerjangnya yang tak siaga dan hampir membuat keduanya terjungkal kebelakang.
Balita mengenaskan itu semakin tersedu di pelukan hangat kakak asuhnya, mencari rasa aman seperti milik sang ibu, dan ia mendapatkannya.
" yun, hiks " Yoongi masih diam, masih merasa tak pantas untuk mengucapkan apapun, dan merasa tak yakin untuk mengucapkan satu katapun, selain membalas rengkuhan itu, memberikan tepukan lembut dipundak kecilnya sama seperti beberapa saat lalu hingga ketenangan mulai menggantikan kesedihannya.
*****
Yoongi tak yakin apa dirinya pantas mendapatkannya. Amarah dan luapan emosi kekecewaan dari kata-kata yang sarat akan kesedihan dan putus asa. Siapapun yang mendengarkan perbincangan panjang itu pasti menyutujui bahwa Yoongi pantas mendapatkannya, tatapi tidak dengan dirinya yang merasa bahwa bukan sepenuhnya ia bersalah atas terceburnya Jimin di kolam ikan milik keluarganya. Yang lebih mengenaskan adalah dirinya tak hanya menerima banyak kata-kata tuduhan dan penyalahan dari satu orang saja, melainkan tiga orang sekaligus di hari yang sama.
Ibunya yang tak henti megoceh sejak kejadian itu terjadi, kemudian dokter park yang bahkan sampai berurai air mata menghantamnya dengan penuh kekecewaan dan kakaknya yang mungkin berniat menenangkan namun lebih banyak menyalahkan.
Hasil dari itu semua, yoongi di berhentikan menjadi Manny untuk Jimin. Ya, dihari pertama dan hari terakhir untuknya bekerja sebagai seorang Manny. Di pecat dengan sangat tidak terhormat setelah menerima kata-kata yang entah kenapa masih terngiang di pikirannya bahkan setelah 2 hari berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manny
FanfictionSeorang freelancer yang tidak menyukai anak kecil terpaksa meniadi seorang Nanny laki-laki bagi seorang balita karena membutuhkan uang. Bagaimana pemuda dingin bermulut sarkas itu menjaga 'uangnya' (re: adik asuhnya) yang memiliki tingkah diluar pe...