gimana

6.1K 581 233
                                    

gimana anjir, kok pada gak ikhlas kalo dihapus 😭😭 dahlah ini aku kabulin lanjutannya, tapi ini bener-bener terakhir! jaemren angst ternyata amat berdemej untuk hati moengilku

*update : aku hapusnya akhir bulan aja biar genep; buat yang udah baca, ini aku tambahin secuil momen fams di bawah biar afdol wkwk

°°°

katanya cinta sejati itu berawal dari sebuah pertemanan. tapi bagi renjun, jatuh cinta pertama dan terakhirnya datang begitu mendadak. ia dan na jaemin bukanlah teman semasa kecil atau sahabat yang dipertemukan oleh bangku sekolahan. mereka cuma orang asing yang senja hari itu sama-sama terjebak menanti usainya guyuran hujan di bawah naungan halte bus.

jika renjun ingat ia dikerjai teman-teman piketnya waktu itu hingga pulang lambat, rasanya kesal sekali. tapi ia tahu, bila tidak demikian, maka ia pasti melewatkan perjumpaan pertama dengan sang tambatan hati.

“padahal kamu cuma senyum,” gumam renjun, sebuah figura foto ada dalam genggam saat ia mengulur benang ingatan ke masa-masa indah itu. masa ketika seorang huang renjun yang dikenal cerewet dan blak-blakan sampai tidak bisa berucap, tergalang lidah hanya sebab sebuah senyum singkat dari laki-laki asing pemilik aura teduh. “pasti muka aku merah banget waktu itu, tapi kamu gak ketawain aku.. kamu tau cara jaga perasaan orang lain,” dibawanya figura itu ke dekapan, air mata renjun tak pernah kering sedari tadi.

terhitung hampir dua tahun kepergian jaemin, dan renjun masih berusaha menata hati tiap kali sosok itu masuk ke dalam ingatnya tiba-tiba. siapalah yang tidak rindu bila perpisahan datang tanpa peringatan, tak beri mereka waktu lebih untuk sekadar berpamit dan utarakan betapa besar cinta yang dimiliki bagi satu sama lain.

bila takdir adalah manusia, mestilah ia tidak ingin berkawan dengan siapa pun, sadar bahwa tak selamanya bahagia itu berlaku. tak peduli sakit hati dari mereka yang mengutuknya sebab terkhianati, takdir akan tetap teguh pada jalan yang sudah tertulis sedari awal.

renjun tahu hidupnya hanya akan berakhir hancur kalau ia terus-menerus larut dalam rasa sakit kehilangan. tapi bahkan cintanya pada jaemin bukan redup, justru kian bertambah seperti kuncup bunga yang mekar setelah kepergiannya. “sayang.. kasih aku kekuatan untuk jaga adek, ya?” bibirnya bergetar menahan isakkan, sang anak adalah satu-satunya penyemangat yang ia punya, demikian juga jisung hanya punya dia sebagai ibunya. sebab itu renjun yakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja...

harus.. baik-baik saja.

“aku kangen kamu, hiks.. sekali aja aku pengen ketemu kamu lagi..” mimpi yang datang kala kelahiran jisung rupa-rupanya jadi kali terakhir jaemin hampiri ia dalam bunga tidur. hingga sekarang tak pernah lagi ia bermimpi dengan jaemin ada di sana, tersenyum hangat menggenggam tangannya. “kenapa, jaemin.. hiks.. apa kamu gak kangen aku juga? hiks.. aku gak bisa, jaemin.. aku gak bisa kalau harus ikhlas seperti yang kamu minta, hiks..” ingin marah pun pada siapa, tak mungkin renjun salahkan jaemin yang sudah tenang di alam sana. jika ada yang harus dibencinya, maka itu dirinya sendiri yang terlalu lemah untuk bangkit dari jurang gelap kehilangan.

ketika tangis pedihnya terus berderai bak rintik air dari mega abu-abu, rungunya disapa suara tawa lirih khas bayi. tanpa perlu menerka pun ia tahu itu putranya, kehadiran yang lekas buat ia hapus jejak basah di pipi. “jisung udah bangun ternyata..” seperti hari-hari yang lain, renjun akan diam sejenak menyiapkan diri sebelum topeng kebahagiaan palsu ia pasang.

禁断の皇后 | ft. NOREN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang