14; 'bukan manusia'

8.5K 1.8K 171
                                    

bagai petir di siang bolong, seantero istana dibuat tak bisa berkata-kata dengan titah raja yang baru saja dikeluarkan: ‘perang melawan kerajaan barat akan dimulai hari ini’

para pemangku kepentingan berbondong-bondong menghampiri sang raja untuk mempertanyakan kejelasan perintah tersebut, namun yang mereka temui justru tengah duduk tenang di singgasana. walau demikian ada hawa gelap tak kasat mata yang menguar dari pribadi raja muda tersebut. “langsung ke intinya, aku tidak minta persetujuan kalian apalagi nasihat. keputusanku sudah final, perang akan dimulai hari ini.” jeno menyangga dagu dengan siku yang bertumpu di lengan kursi singgasana, ia tidak melihat ke arah siapa pun kecuali udara kosong. “yang mulia, angkatan perang kita masih belum terlatih, jika mengirim mereka sekarang hasilnya sudah akan tertebak.” itu jaemin, ia yang paling awal datang karena urusan pasukan adalah tanggung jawabnya.

“aku tidak peduli!! mereka sudah meremehkan kita dan bahkan menggunakan cara kotor dengan melancarkan serangan mendadak!!” bentak sang raja muda, ia hanya perbaiki posisi duduk menjadi lebih tegak tanpa bersandar ketika suaranya menggema ke penjuru ruang pertemuan. jaemin butuh orang lain yang juga mendukung argumennya, tetapi ia tak dapati minhyung sama sekali di dalam tempat ini, pasti ia sudah lebih dulu menentang jeno dan berakhir tidak diizinkan terlibat diskusi.

“menunggu lebih lama lagi kau bilang? jika kau mau negeri ini hancur tanpa perlawanan, maka lakukan saja demikian!!” untuk pertama kalinya mereka sadar jika keputusan rajanya tidak berlandaskan pertimbangan logika, namun murni didasari kemarahan serta keinginan untuk balas dendam. “anak ini, ck.. sudah kubilang dia terlalu muda untuk jadi raja!!” celetuk seorang menteri dengan beraninya, ia bahkan maju ke tengah-tengah ruangan agar dapat atensi lebih luas.

“menteri jeon, jaga ucapanmu.” bukan jeno, melainkan jaemin. ia sebenarnya tak acuh sama sekali pada nasib para pejabat, namun bila dibiarkan masalahnya bisa jadi runyam. “ada apa tuan na? bukankah anda sendiri juga marah dengan sikap sok yang dimiliki orang itu?”

“menteri jeon, anda lebih baik diam kalau tidak ingin mati.” desis jaemin, niat baiknya malah tidak diapikkan. terserah kalau kau mau mati, tapi lihat situasinya!, kira-kira begitulah isi gejolak batin putra tunggal keluarga na. “tidak, aku baru akan tenang jika raja lee jeno bersedia turun takhta saat ini juga.” pancingnya kurang ajar, padahal di sekitarnya kini tidak nampak ada yang hendak berpihak padanya jika raja sampai murka. sudut mata pria tua ini sempat memincing ke arah para kolega menteri sebab mereka jelas-jelas sudah sepaham tentang ini sebelumnya. dasar mental pengecut, ia menolak ambil pusing.. sudah sangat senang hanya dengan membayangkan rajanya turun takhta.

“sudah selesaikah pidato sampahmu?” ketika suara bariton sang raja mengudara, tak ada seorang pun berani tolehkan muka mereka ke singgasana. jeno sangat ingin menghajar muka pria tua itu sampai remuk, tapi ia tidak mungkin melakukannya karena ruang pertemuan memiliki aturan ketat berkaitan larangan kekerasan. “tentu belum, raja kecil..” menteri jeon lagi-lagi malah pamerkan seringai.

“kenapa kau tidak serahkan urusan pemerintahan pada kami dan pulang saja temui permaisurimu itu? ah, siapa-- huang renjun, benar?” bisik-bisik sumbang iringi senyuman licik yang makin melebar di bibir sang menteri, pikirnya ia sudah menskakmat rajanya untuk menyerahkan tampuk kekuasaan, namun dari wajah tegas remaja itu tidak nampak ada reaksi terpojok yang ia harap, malahan juga tersungging seringai miring.

“huang renjun? siapa itu?”

“anda tidak bisa berdalih, yang mulia.. semuanya sudah jelas.. tentang permaisuri, paviliun, dan identitas yang tersembunyi.. kami sudah tahu segalanya.” ia terkekeh-kekeh. rupanya tak percuma ia sewa penguntit untuk mengetahui rahasia raja, tapi kepuasan hanya berlangsung sebentar dan gelaknya itu cepat bertukar rintihan. jaemin pilih melanggar aturan yang ada, ia menggorok leher sang menteri diam-diam dari belakang.  “jika kalian memang tahu segalanya, kalian tidak akan menggunakan informasi itu untuk mengancam raja. siapa berikutnya?!”

禁断の皇后 | ft. NOREN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang