50

814 41 0
                                    


"Lo kapan punya pacar si Rin," tanya Kalista tiba tiba di pertengahan jalannya menuju gerbang.

Arina berpura pira sedih saat di tanya Kalista tentang itu.

"Gue lagi ldr taa," rengek Arina membuat Kalista kaget.

"Emng dia lagi di mana," tanya Kalista merangkul Arina.

"Di lagi di negri orang," jawab Arina kembali biasa.

"Ngapain di negri orang? Kenapa gak di negri sendiri aja? Kan lebih enak," cerocos Kalista penuh pertanyaan di kepalanya.

Arina menyengir." Diakan lagi kuliah buat masa depan gue sama dia."

"Iiiih siapaaa," sidik Kalista penasaran menunjuk wajah Arin.

"Lo juga kenal pasti,"

"Siapaa hay--,"

"Hai," belum sempat Kalista membereskan ucapannya tapi seorang memotong pembicaraannya.

Kalista hanya tersenyum membalas sapaan orang yang tadi berkenalan dengannya sebelum upacara.

"Kenapa," tanya Arina pada Bian.

"Gue boleh pulang bareng sama dia gak," ujar Bian menunjuk Kalista yang tercegang mendengar itu.

"Gue si gak masalah tapi itu masalah buat gue," balas Arina tidak memberi izin Kalista karena memikirkan Kavian.

"Gue gabakal apa apain kok tenang aja, cuma nganter pulang" ujar Bian meyakinkan.

"Bukan itu masalahnya--,"

"Udah gapapa," timbrung Kalista memotong ucapan Arina.

"Tapi kan ta--,"

"Kan cuma nganterin pulang," ucap Kalista membuat Arina kikuk.

"Beneran?,"

"Iya, Lo duluan aja," Kalista mendorong arina agar pulang duluan.

"Oke, kalo ada masalah gue gak ikut campur ya," ujar Arina sembari berlalu pergi.

"Masalah apa," tanya Bian mulai melangkah bersama Kalista menuju gerbang.

"Gak tau," jawab Kalista seadanya.

"Lo punya pacar kak," tanya Bian dengan akhiran kak karena bagaimanapun perempuan yang di sampingnya ini lebih tua darinya.

"Punya," jawaban Kalista membuat Bian langsung terkejut dan menatap cepat ke arah Kalista.

"Lah kenapa lo gak nolak ajakan gue," ujar Bian tertawa. Tak tau kenapa hal itu menurutnya lucu. Sekarang keduanya telah keluar dari gerbang.

"Ngapain nolak, kan cuma nganterin pulang," Kalista ikutan tertawa entah karena apa.

Keduanya terus berjalan hingga hampir melewati motor yang sedang Kavian tunggangi jika saja Kalista tidak menyadarinya.

Kalista terkejut dengan kehadiran Kavian yang tanpa memberi tahunya terlebih dahulu.

"Loh kok lo ada di sini," Kalista melangkah lebih dekat ke arah Kavian yang memasang wajah tanpa ekspresi.

"Menurut lo," jawab Kavian datar.

"Siapa," Kalista melirik Bian yang bertanya. Kavian hanya diam karena ingin mendengar jawaban Kalista tentang siapa dirinya jika di depan lelaki lain.

"Ya ini pacar gue," Kavian menggulum bibirnya menahan senyuman saat mendengar jawaban Kalista.

Bian yang mendengar itu langsung memalingkan wajahnya, rasa canggung langsung menyerangnya.

"Ngapain sama dia," tanya Kavian menunjuk Bian dengan lirikan matanya.

Si gadis polos [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang