54

477 23 1
                                    


Mata Kavian berkedip dengan lucu melihat kejadian yang mengerikan di depan matanya.

Sedangkan Kalista memeluk Kavian dengan erat dan menyembunyikan wajahnya di punggung Kavian karena terkejut.

Sebuah motor yang seperti hilang kendali melaju dan menabrak trotoar yang jaraknya tak jauh dari motor Kavian.

"Itu kenapa" ujar Kalista dengan sedikit takut.

"Orang mabok kali" mata Kavian tertuju pada lampu yang berubah jadi warna hijau.

Kavian melajukan motornya meninggalkan kerumunan yang sedang menolong kecelakaan.

"Tuuh kan bener" duga Kalista.

"Apa"

"Ucapan adalah doa" ujar Kalista.

"Itu cuma kebetulan Ta" balas Kavian. Tidak bohong jika dirinya pun kaget.

"Lagian pas aku ngomong berani ketabrak itu tuh dalem hati buat orang lain, eh ternyata bener" elak Kavian.

"Hhum bohong" Kalista kembali memeluk Kavian menempelkan pipinya di punggung dan melupakan kejadian tadi.

Dirinya pun bersyukur kecelakaan itu tidak menimpa Kavian apalagi jika kecelakaan itu membawa kekasihnya pergi.

Jika dirinya harus memilih antara di tinggal pergi atau di tinggal mati, dirinya akan memilih untuk di tinggal pergi daripada di tinggal mati meskipun keduanya sangat berat.

*

*

*

Hari yang sangat Kalista hindari kini telah tiba membuat Kalista ingin menangis sekencang mungkin jika itu membuat Kavian tidak jadi pergi.

"Udah" tangan Kavian lelah terus mengusap pipi Kalista yang basah.

"Ini juga pengen berhenti tapi susah" ujarnya menangis lebih keras. Lain halnya dengan Kavian yang malah terbahak.

"Ini tuh definisi jelek kalo nangis" ujarnya melihat Kalista yang sedang menangis di pelukannya.

"Lo emang jelek kalo lagi nangis" Kalista yang mendengar itu semakin menangis dan Kavian semakin terbahak.

Kavian berangkat menuju bandara hanya bersama Kalista dan juga supirnya.

Bukan orang tuanya yang tidak mau mengantar tapi dia yang meminta untuk tidak di antar jadi dia memilih berpamitan pada mereka di rumahnya tadi.

"Udah Taa, udah ah ngapain nangis si kan aku bakal balik lagi" ujar Kavian menghapus air mata Kalista dengan kedua ibu jarinya. Merangkup wajah Kalista dan mengusapnya sayang.

"Tap--tapi it--tu tu lam--ma" balas Kalista dengan segukan.

"Dengerin aku" mata Kavian menatap dalam mata Kalista yang berair. Kalista menghentikan tangisnya dan menatap Kavian meskipun segukannya masih ada.

"Aku di sana bukan buat main atau liburan atau semacamnya lah"

"Aku di sana belajar buat gapai cita cita aku, juga usahain buat ngabarin kamu meskipun gak tiap hari"

"Iya emang di sana pasti banyak yang cantik, tapi" Kavian menggeleng sebelum melanjutkan ucapannya.

"Gak ada yang kaya kamu" sambungnya sedikit membuat Kalista menahan senyum.

"Terkadang aku tuh kesel karna kamu tuh lemot, tapi itu yang bikin aku ketawa"

"Jujur aku juga berat ninggalin kamu kayak gini tapi mau gimana lagi" Kini giliran mata Kavian yang berkaca kaca.

"Semuanya berubah tiba tiba, aku juga gak tau bakalan kayak gini" Kavian menunduk tak tahan melihat mata Kalista yang membuatnya semakin berat untuk pergi.

"Aku tau semua yang kamu takutin kalo aku pergi" Kalista hanya diam mendengar ocehan Kavian yang sementara tak akan ia dengar lagi.

"Aku berharap kamu bisa nunggu aku sampe aku balik lagi ke negara ini karena di manapun aku berada tujuan aku tetep kamu"

Hanya tersisa beberapa menit lagi menuju penerbangan Kavian ke Korea. Entahlah mengapa Kavian menyetujui saran Kanaya agar kuliah di sana.

Kanaya mengatakan bahwa wajanya akan di terima baik di sana.

"AAAAA KANGEEN" ujar Kalista menghambur ke dalam pelukan Kavian.

"Belom juga pergi taa" ucap Kavian lembut dan membalas pelukan Kalista lebih erat.

"Janji balik lagi" ujar Kalista dengan tangis.

"Iya, aku janji balik lagi, janji" Kavian terus mengucapkan kata janji.

Kavian menelan ludahnya menonggakkan pandangannya ke atas saat merasakan cairan akan keluar dari matanya.

Kavian melepas pelukannya lembut lalu mengusap pipi Kalista.

"Aku pergi ya" Kavian mengecup bibir Kalista sekilas lalu dengan perlahan dia menjauh.

Kavian tersenyum lirih terus menatap ke belakang malihat Kalista yang terus mengusap air matanya.

Jarak mereka semakin jauh dan tangis Kalista semakin tak tertahan.

"Yuk pulang dek" ajak pak supir kepada Kalista.

Kalista dengan nurut mengikuti supir Kavian menuju mobil untuk kembali pulang pulang.

Tangisan kembali pecah di dalam mobil meninggalkan bandara yang membawa pergi kekasihnya.

"Udah neng tar juga si aa mah balik lagi" ujar pak supir mencoba menenangkan Kalista.

"Tapi bakal lama kan pak" tanya Kalista sedih.

"Ya iya atuh neng namanya juga mencari ilmu, kan katanya carilah ilmu sampai ke negri Cina--"

"HHWWAAAAAAA" supir yang diketahui bernama Pak darman terlonjak kaget dengan Kalista yang tiba tiba berteriak.

"Aduh neng kenapa ari eneng" pak darman menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang dia rasa aman.

"Berarti kalo udah beres di Korea terus dia ke Cina dong" ujarnya dengan tangan menerima tisyu yang di berikan pak darman.

Pak darman yang mendengar itu membelalakkan matanya kaget.

"Ya engga atuh"

"Kan tadi kata pa darman nyari ilmu sampai negri cina"

"Alah ari si eneng teh kumaha" pak darman menggaruk kepalanya bingung.

"Kan itu mh cuma pe-ri-ba-ha-sa" setelah mengerjakan kata itu pak darman menjentikan jarinya.

"Jadi gak bakal ke Cina?" Tanyanya lagi menghapus cairan yang keluar dari hidungnya dengan tisyu.

"Ya engga atuh" pak darman kembali menghadap ke depan siap melaju kembali.

"Ada ada wae neng mah ah" ujarnya lalu menjalankan mobilnya.

Mata Kalista berkedip melihat pak darman lalu beralih mencari ponselnya dan melakukan panggilan video dan tak lama panggilannya di angkat.

"Kapan pulang?" Tanyanya dengan tatapan melas.

"Jangan ngadi ngadi deh taa" balas di sebrang telepon.

"Ih kan kangen aku tuuh" Kalista yang memang duduk sendiri di belakang memilih untuk tiduran dan berbincang hingga membuat sedihnya sedikit hilang.

Pak darman menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kalista yang ia lihat di kaca.

"Dasar anak muda, saya aja di tinggal ke akherat biasa aja tuh" ujarnya pelan.











*

*

*

*

Si gadis polos [COMPLETED] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang