Kehidupan mengalir dari sungai yang surut. Beberapa puluh langkah kaki dari kamar tidur. Atau hanya beberapa ratus langkah saja. Tergantung kamar mana yang dipilih.
Sehabis hujan reda. Atau saat matahari begitu terik dan permukaan air mulai surat. Beberapa kehidupan mulai muncul. Entah sekedar mencari makan. Atau sekedar lewat sejenak.
Ada banyak kehidupan dari sungai kecil yang mengarah ke laut. Para serangga yang mulai berisik saat menjelang malam. Atau beberapa ikan gabus yang terlihat di pinggiran begitu tenang dan merasa aman dengan sekitarnya.
Sesekali, seekor burung melintas dari arah selatan. Diiringi oleh debur ombak yang begitu keras dan suara-suara yang dihasilkan oleh gesekan dedaunan.
Juga, tak perlu mencari jauh kehidupan yang ada di sekitar manusia. Hanya perlu menunggu malam turun. Para kelelawar dan kalong mulai berisik dan mondar mandir mencari makan. Membuat gaduh balkon. Terkadang, membuat lantai menjadi kotor dengan ulah mereka.
Para semut yang selalu ada, entah di mana pun kita berpindah dan tinggal. Yang tadinya tak ada. Saat bangun dari tidur. Mereka berkerumun di sekitar makanan yang ditinggalkan atau sisa-sisa remah yang masih membekas di meja dan lantai. Membuat jalan panjang di antara mereka sendiri. Jalan para semut yang biasanya berakhir di tembok atau lobang pada sebuah tanah.
Sama halnya para burung gereja yang datang dan pergi sesuka hati di sekitar jendela. Beberapa laba-laba yang begitu cepatnya membuat sarang di lubang-lubang perabotan, di pojok dinding dan langit-langit rumah. Atau bersembunyi dengan jaring-jaring putih mereka di belakang televisi.
Tapi ada yang menarik dari sungai kecil yang kadang aku tengok dan nikmati. Selain kehidupan para ikan yang menampakan diri dengan begitu leluasa saat air surut. Juga para katak yang berkotek dengan riuh saat aku tengah menuju tidur.
Begitu suburnya tetumbuhan yang ada di sekitar sungai. Tak terlalu sering diganggu oleh manusia. Menjalar, merambat, dan saling mencari ruang sesuka hati mereka. Keberadaannya masih cukup banyak. Tak seperti di tengah perkotaan yang begitu padat dan berdekatan. Di sini, di dekat pantai yang begitu ramai dengan para turis. Kehidupan tetumbuhan masih sedikit lebih leluasa. Terlebih, di sepanjang sungai yang hanya ditinggali oleh mereka yang bukan manusia.
Kehidupan lainnya, menjadi lebih semarak dan meriah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETAPAK: PERJALANAN KAKI
NonfiksiSETAPAK: PERJALANAN KAKI menceritakan tentang diriku yang mendambakan lagi berjalan kaki di berbagai macam tempat. Sambil merenungi dunia. Memasuki dunia asing dan baru. Sawah. Pantai. Hutan. Kota. Pinggiran sungai. Gang. Trotoar. Dan lain sebagainy...